Impressive Girls -- 8 KONFLIK MENJELANG PENSI, PERSIAPAN PENSI DAN HAL-HAL NYEBELIN LAINNYA PART 1

Original Story by Ghee
Rewrite by Natthalie Loo

Hari ini seperti pasangan pada umumnya, Lola dan Andrew berangkat bareng ke sekolah. Kali ini mereka udah kaya orang yang lagi pacaran. Jalan sambil gandengan tangan. Tapi karena Andrew di panggil oleh guru olahraga saat lewat di depan ruang guru, Lola ke kelas sendirian aja.  “Duluan aja La” seru Andrew.
Lola tanpa diperintah lagi menuju ke kelasnya. Waktu naik tangga, Lola ngeliat Kyo lagi godain anak kelas X dengan gaya preman. Tiga kancing baju teratas ga dikancing, baju ga dimasukin ke celana.  Pengen iseng aja, begitu berpapasan dengan Kyo, Lola berseru cukup lantang. “Godain aku juga dong senpai” kemudian segera berlalu pergi sambil senyum-senyum. Kyo yang  emang ngebelakangin Lola, berbalik dan tersenyum. “Bentar  ya” serunya pada junior tadi.
Kyo lari mengejar Lola yang udah agak jauh di depan, begitu cukup dekat di tariknya tangan Lola dan diseret ke pojokan. “Auw, Kyo lepasin” berontak Lola. “Lho, katanya senpai mau digodain” balas Kyo. “Ih, apaan sih” Lola berniat pergi namun ditahan tangan Kyo.  “Bentar dulu” seru kyo menyandarkan tangan kirinya ke tembok. “Apaan sih” Lola beranjak ke sisi kanan Kyo. Tapi lagi-lagi tangan Kyo menghalangi dan kemudian disandarkan pula ke tembok.
Sekarang jarak Kyo dan Lola super dekat. “Aku belum ngehukum kamu karena ngegangguin aku tadi” seru Kyo. “Sapa suruh ngeflirt di sekolah” balas Lola. Kyo ga berbicara tapi makin lama wajah Kyo makin dekat. “Kyo, mau ngapain kamu” Lola mulai panik dan makin tergencet ke tembok. Pasrah aja Lola menutup matanya. Ga lama terdengar bisikan Kyo di telinganya. “Bentar jam 7 teng di taman. Ga pake telat.”
Segera setelah Kyo memindahkan tangannya mata Lola terbuka. Kyo berjalan kembali ke tempatnya semula. “Sialan kamu Kyo, awas entar aku hajar kamu” teriak Lola setelah Kyo hampir ga keliatan. “Sialan, tapi apa yang jam 7 teng?” renung Lola sambil berjalan. “Ha.. OMG aku lupa. Aku juga janjian sama Kyo hari ini. Mampus aku” seru Lola setengah berteriak.
Lola berniat membatalkan janjinya dengan Kyo hari ini. Tapi ga tau kenapa setiap kali pengen ngomong selalu aja ada halangan ini itu. Akhirnya sampe pulang sekolah Lola masih juga belum bilang ke Kyo.
“Duh, gimana nih?” seru Lola yang saat itu udah di rumah. Jam 4 teng Andrew datang menjemput Lola. “Ya udah, ga pa-pa. Yang penting aku udah di rumah sebelum jam 7” batin Lola. Jadinya Lola pergi ngedate untuk pertama kalinya dengan Andrew.  Tapi, saking asiknya nih Lola jadi lupa waktu. Tepatnya udah lupa sama sekali kalo ada janji sama Kyo. Akhirnya pada jam 7 di tempat janjian Kyo nungguin Lola tanpa tau kalo Lola lupa.
Jam 8 lewat sedikit Lola baru sadar kalo lada janji dengan Kyo. Tepatnya sih kalo Andrew ga nyebutin sekarang jam berapa Lola bakal tetap lupa. “Pulang aja yuk, udah jam 8 lewat nih” seru Andrew. Pada awalnya Lola masih belum sadar, tapi ga lama kemudian akhirnya dia sadar. “What jam 8 lewat? OMG, udah lewat jam 7? Udah lewat 1 jam lebih” teriak batin Lola.
Lola sampe di rumah jam 8.30 dan waktu itu hujan udah mulai turun rintik-rintik. Segera setela Andrew pergi, Lola berlari ke dalam rumah mengambil kunci motor dan helm. “Mau ke mana lagi La?” tanya mama Lola. “Ada urusan sebentar aja kok” teriak Lola berlari keluar. Namum langkahnya terhenti di teras karena hujan makin keras aja. “Aduh gimanan nih” seru Lola panik. Dengan nekat akhirnya Lola naik motor hujan-hujanan.
Sementara itu di taman, Kyo yang kehujanan masih aja nungguin Lola tanpa berteduh. Kyo dengan setia duduk di bangku taman buat nungguin Lola. Tiba-tiba aja Kyo ngerasa hujan di sekitarnya berhenti. Ternyata ada seorang cewe yang mayungin Kyo berdiri di belakangnya.
Sesampainya di taman Lola yang datang dengan ngebut hanya melihat taman yang kosong. Lola mencari-cari Kyo dalam hujan yang semakin deras saja, sampai-sampai membuat penglihatan Lola agak kabur. Lola mencari ke semua sisi taman yang agak besar itu. Namun gimanapun juga di taman itu ga ada siapa-siapa selain dirinya.

***

Begitu sampai di rumah Lola langsung mandi air anget biar ga sakit nantinya. Selesai mandi Lola masuk kamarnya dan terus aja kepikiran Kyo. “Aduh, gimana nih aku harus ngomong ke Kyo besok.” Lola ngeliat hpnya yang ditaruhnya begitu saja di meja belajar. Untung hp Lola ga dibawa tadi, kalo ga pasti sekarang udah ga berfungsi.
“Oh, ia kenapa aku ga nelpon Kyo” seru Lola pelan. Lola segera meraih hpnya mendorong naik slidenya namun tidak memencet nomor apapun. “Aduh, aku kan ga tau hpnya Kyo” serunya. Tiba-tiba aja hpnya berbunyi dan membuat Lola kaget, namun dengan segera diangkatnya berharap kalo itu Kyo.
“Halo.” “Halo, La. Ini Lluna.” “Kirain sapa”seru Lola. “Emang kamu pikir siapa?” “Ga kenapa Na?” “Besok kamu ke skul dengan Andrew ga?” “Mang napa?” “Engga, kalo kamu ga ke skul bareng Andrew kita bareng aja dengan yang lain. Kan kita dah lama ga ke skul bareng, apalagi sekarang ada Ceries.” “Em, bener juga ya. Boleh deh besok kita ke skul bareng aja” jawab Lola. “Ok, deh kalo gitu see you tommorrow ya La.”
Sebelum Lluna menutup telponnya, Lola segera bicara. “Eh, Na tunggu dulu.” “Kenapa La?” “Kamu tau nomor hpnya Kyo ga?” “Tauk, buat apa La?” “Ga, cuman ada yang perlu aku tanyain” jawab Lola. “Ya, udah. Entar aku smsin deh. Ok, see ya” jawab Lluna kemudian menutup telpon.
Lima menit kemudian sms yang diminta Lola udah massuk. Dengan segera Lola menelpon nomor Kyo yang dikasih Lluna. Hasilnya hp Kyo ga aktif. Lola mencoba nelpon ke apartementnya yang nomernya juga dikasih ama Lluna tadi. Hasilnya, ga ada orang yang angkat telponnya. “Nih, anak ke mana sih?” seru Lola.
Esok harinya seperti yang dijanjikan Lluna, dia menjemput Lola di rumahnya setelah menjemput yang lainnya. “Wuih, udah lama ga ke skul bareng nih” kata Ceries. “Hari ini keliatannya Lluna udah kembali seperti biasa deh” kata Erine. “ Sori deh selama beberapa hari ini ngebuat kalian khawatir” timpal Lluna. “Tapi hati ini justru si Lola yang aneh” ejek Ceries. “Ha” seru spontan Lola mendengar namanya disebut. “Tuh, kan” ejek Ceries lagi.
“Kamu kenapaan La? Melamun aja dari tadi” tanya Lluna. “Bukan karena berantem sama Andrew kan?” tanya Erine kemudian. “Ga bukan kok, cuman lagi banyak pikiran aja. Apalagi mikirnya dengan perut kosong” gurau Lola. “Emm, bukannya udah makan pagi tadi?” tanya Ceries. “Masi lapar” jawab Lola nyengir. “Dasar perut karet” ejek Erine. “Na, singgah beli makanan dong” bujuk Lola. “Ya udah. Let’s go” seru Lluna ceria.
Sesampainya di sekolah, mereka parkir di tempat biasanya dan segera masuk ke kelas. SCELLO datang sekolah bersamaan merupakan hal langka yang bisa diliat para siswa lainnya. Nah, masalahnya datang ketika mereka sampai di kelas. Tempat duduk Lola dan Erine ditempati 3 orang cewe yang ga dikenal, yang lagi ngobrol sama Kyo. Tepatnya sih, hanya 1 orang yang lebih banyak ngobrol. Cewe yang duduk di kursi Lola, yang ga lain ga bukan cewe yang kemarin payungin Kyo.
Bagi Lola dan Ceries keberadaan mereka menganggu sekali. Pertama karena ga bisa duduk, kedua mengganggu pemandangan. Akhirnya SCELLo ini maju dan menyapa cewe-cewe yang kayanya junior mereka. Andrew hanya melihat mereka dengan tanpa ekspresi seperti biasa.
“Halooo... kayanya kalian menduduki tempat orang deh” kata Lola. “Cewek yang duduk di tempat Lola berdiri dan bicara dengan sombongnya. “Emang ini tempat kamu ya?” “Ya jelas lha” seru Lola mulai agak esmosi. “Debbie, keknya udah mau waktu masuk. Mending kamu balik ke kelasmu aja” kata Kyo. “Ya udah, hari ini kamu selamat” kata cewe itu dengan pede dan berlalu pergi dengan teman-temannya.
“Ih, siapaan sih tuh. Lagaknya kaya yang punya sekolah aja” kata Lluna kesal. “Nyebelin banget” sambung Erine. “Kenalan kamu Kyo?” tanya Ceries. Kyo hanya mengangguk sambil berehm-ehm saja. Mendengar nama Kyo disebut, perhatian dan amarah Lola teralihkan.
“Em, Kyo sori ya kemarin” kata Lola penuh penyesalan. “Ga masalah kok. Kalo Debbie ga ada kemarin mungkin aku udah jadi mayat kali di taman” ejek Kyo. “Aduh Kyo, jangan marah donk. Ini bener-bener ketidak sengajaan, sori ya. Kemarin aku ketiduran sampe jam 8, waktu mau berangkat malah hujan jadinya susah ngebut” kata Lola memelas. Kyo merasa kasian juga melihat tampang Lola dan akhirnya mengagukkan kepala aja. “Ya udah” katanya.
“Bener nih?” seru Lola ga yakin. “Kalo aku bilang udah ya udah, berisik banget sih!” seru Kyo. Mendengar itu Lola jadi tersenyum. “Ok sebagai gantinya lain kali aku pasti nemenin kamu. Gimana?” Kyo mengangguk dan ngomong “Tapi ga boleh ga datang lho.”
“Kemarin aku datang kok, cuman Kyonya aja yang udah ngilang” kata Lola sambil duduk di tempatnya.”Ha” seru kaget Kyo. “Aku tadi bilang kan waktu mau berangkat hujan turun, jadinya susah ngebut karena jalannya ga keliatan jelas” jawab Lola. “Kamu kemaren naek motor hujan-hujannan?” tanya Kyo. Lola hanya ngangguk saja menjawab pertanyaan Kyo. Percakapan mereka terhenti ketika guru jam pelajaran pertama masuk.
Jam istirahat trio junior nyebelin nyambangin tempat duduk SCELLo plus Kyo n Andrew. “Kak Kyo” sapa cewe yang namanya Debbie tadi. “Oh, hi Deb” balas Kyo. “Ngapain kakak di sini mending duduk di tempat lain aja, yang ga banyak lalat penganggu berisiknya” ejek Debbie. Merasa bahwa dia dan teman-temannya dihina Lola langsung angkat bicara. “Yang lalat pengganggu sebenernya siapa sih? Di sini tuh meja khusus buat kita, jadi yang lalat itu kalian.”
Tapi si Debbie malah ketawa aja. “Sori tapi bisa tinggalin kita aja? Secara kita ga ada masalah kan?” kata Erine. “Udah deh jangan belagak kek ni sekolah punya kalian” jawab Debbbie. “Kalian mau cari masalah atau apa sih” Ceries mulai kesal. “Denger kita emang ga ada masalah kan, jadi tolong jangan cari masalah” tambah Lluna denagan nada agak halus dan dengan tersenyum tipis. Sementara Kyo dan Andrew hanya bisa ngeliat pertengkaran ini aja.
“Tolong deh, cewe yang udah dicampakkan sama kak Andrew diam aja” balas Debbie. Senyum di wajah Lluna langsung meghilang. “Debbie cukup” Kyo angkat bicara. “Lho, aku kan cuman ngomong kebenarannya” jawab Debbie keras kepala. “Denger ya cewe yang namanya Debbie, kalo ga tau masalahnya apa tolong jangan asal cuap-cuap kaya burung beo” ejek Lluna mulai kesal tapi masih dengan tamapang tenang. Tapi lain halnya dengan Andrew yang kayanya udah mulai marah.
“Jangan ngelak deh” balas Debbie. “Aku kasih tau ya....” belum selesai Lluna ngomong Andrew mukul meja. Hal ini tentu saja membuat yang lainnya kaget, tepatnya setengah isi kantin kaget. Andrew berdiri dari kursinya dan menarik kerah baju Debbie. “Junior kalo dikasih tauk tuh denger aja. Kalo ga tau apa-apa ga usah terlalu banyak ngomong. Orang yang denger jadi eneg tau” kata Andrew dengan marah.
“Drew lepasin tangan kamu” pinta Kyo. Melihat Andrew masih tetap pada posisinya Kyo menarik tangan Andrew. “Drew dia cewek.” “Sayangnya...” kata Andrew melepas tangannya dan melanjutkan omongannya. “Kamu cewek, kalo ga pasti udah aku pukul.”  Kemudian Andrew berbalik ke Kyo dan bilang “Kasi tau teman kamu supaya lebih hormat sama seniornya.”
Setelah itu Andrew langsung ninggalin kantin diikuti dengan Lola dan kemudian yang lainnya. Tentu saja dengan tatapan marah semuanya yang ditujukan ke Debbie. Setelah semua pergi Kyo menasehati Debbie. “Denger Debbie kamu keterlaluan.” “Tapi kak, si cewe yang namanya Lola kan kemarin...” omongan Debbie dipotonga Kyo. “Buat yang kemarin, thanks udah nolongin aku. Tapi selebihnya bukan urusan kamu.” Kyo kemudian berlalu pergi mengikuti teman-temannya yang lain.
Sementara  itu Lola dan yang lainnya akhirnya malah nongkrong di lantai paling atas sekolah. “Nyebelin banget sih tuh cewek” seru Ceries. “Banget” tambah Lola. “Lagian apa-apaan itu pake ngehina Lluna segala” tambah Erine membuat yang lainnya terdiam. Lluna sangat-sangat kesal dengan hinaan itu, tapi berhubung dia sudah banyak menyusahkan teman-temannya dia berusaha tenang. “Btw, sapa sih dia dan emang dia ada masalah apa sama kita?” tanya Lluna.
”Dari cari ngomongnya, kayanya fansnya Kyo” kata Andrew tepat saat Kyo sampai. “Tauk deh, yang jelas sori ya” seru Kyo. “Kok Kyo yang minta maaf, seharusnya dia yang minta maaf” kata Erine kesal. “Udah, ah balik aja yuk. Dari pada ngebahas hal nyebelin.Udah mau masuk juga” ajak Lola.
Pada saat mereka mau turun ke lantai 2, tanpa ada yang cukup memperhatikan sepasang tangan mendorong Lola dari belakang. “Eh” seru Lola ga sadar dirinya di dorong. “Lola” teriak Lluna yang paling pertama sadar. Andrew yang berada di samping Lola berusaha menangkap Lola tapi tidak berhasil. Lola terjatuh sampai ke pertengahan tangga.
“Lola” teriak yang lainnya menuruni tangga dengan panik dan menghampiri Lola. Lola yang masih sadar memperhatikan orang-orang yang mulai mengerumuninya. Melihat teman-temannya panik dan sepertinya berteriak-teriak, namun tak mendengar. Kemudian mata Lola tertuju pada anak tangga teratas. Lluna yang memperhatikan Lola berdiri dari tempatnya tadi jongkok dan berusaha keluar dari kerumunan orang. Dan dilihatnya Debbie berdiri di ujung tangga dan segera berlalu pergi. Perhatian Lluna yang sebelumnya kaget melihat Debbie teralihkan suara teman-temannya yang menyatakan Lola pingsan.

***

Lola membuka matanya perlahan-lahan, kepalanya masih terasa sakit. Mata Lola terpicing berusaha mengenali tempat dia tertidur, yang jelas itu bukan kamarnya. “Lola” tiba-tiba Kyo nongol tepat di hadapan Lola. “Nih di mana Kyo?” “Di rumah sakit.” “Hah” seru Lola heran. “Pokoknya sekarang diam dulu ga usah gerak, biar aku panggil dokter dan mama kamu.” Lola mengikuti perintah Kyo tidak bergerak sampai dokter dan mamanya datang.
“Kok Lola bisa di rumah sakit sih ma?” tanya Lola begitu dokternya pergi “Katanya kamu jatuh dari tangga sekolah” jawab mama. “Trus Kyo mana?” tanya Lola karena ga liat Kyo. “Baru aja berangkat ke sekolah. Bakal telat sih, tapi mending dari pada ga.” Lola melirik jam dalam kamar itu yang menunjukkan waktu pukul 6.45. “Seharian dia lho yang nungguin kamu kalo si Andrew udah pulang” sambung mama yang tidak ditanggapi Lola.
Totalnya Lola pingsan hampir 2 hari lamanya, tepatnya 1 hari 20 jam. Sepulang sekolah setelah mendapat berita kalo Lola udah sadar, Erine, Llunas, Ceries dan Andrew menjenguk ke rumah sakit. “Lola” Ceries segera memeluk Lola di tempat tidurnya. “Untungnya kamu baik-baik aja” seru Erine. “Tapi, aneh juga ngeliat Lola terbaring di tempat tidurr. Kejadian langka” ejek Lluna.
Lola bisa keluar rumah sakit besok harinya, tapi belum boleh ke sekolah. Lola masih harus istirahat paling kurang 5 hari. Lola ngomel terus mendengar harus dikurung di rumah selama 5 hari, bersikeras untuk masuk sekolah besok. Tapi Lola ga bisa melawan mamanya, jadi mau diapa juga Lola harus istirahat 5 hari di rumah.
Di hari yang sama di sekolah pada jam istirahat di tempat biasa di kantin. “Kamu yakin ngeliat Debbie waktu itu Na?” tanya Erine. “Yakin seyakin-yakinnya Rin.” “Tapi masa sih, Na? Debbie kayanya ga mungkin deh” bela Kyo. “Kyo jangan bela-belain dia mulu deh. Emang dia ciri-ciri pelakunya juga” sergah Ceries. “Kasian juga si Lola, gara-gara fansnya Kyo harus masuk rumah sakit” seru Viggo.
“Sejak kapan kamu di sini?” kata Ceries kaget. “Sejak tadi” jawab Viggo santai. “Menurut aku sih, Debbie patut dicurigai” seru Andrew. “Why?” tanya Kyo. “Pertama jelas dia ga suka sama kita, kecuali Kyo. Kedua dia suka sama Kyo, ketiga Lola dipasangin di pensi dengan Kyo. Keempat menurut dia Kyo terkesan ngebelain Lola waktu insiden lalat tempo hari. Kelima belakangan dia ga keliatan di sekitar Kyo, padahal tempo hari ngekor ke mana-mana. Seolah-olah sekarang dia ngehindar.” jelas Andrew. “Tapi...” omongan Andrew terpotong. “Kita ga punya saksi yang ngeliat Debbie ngedorong Lola” Lluna menyambung omongan Andrew dan disetujui Andrew dengan anggukan kepala.
“Gimana kalo kita langsung tanya aja sama orangnya” ajur Viggo dengan polosnya. “Bego kali, mana ada pencuri yang mau ngaku” ejek Ceries. “Kalo ga dicoba ga ada yang tau kan” lanjut Viggo. “Kalo ga di coba ga ada yang tau. Kata-kata yang bagus” seru Erine seolah menyetujui ide sinting ini. “Jadi kita mau nyoba gitu?” tanya Kyo. Andrew hanya bisa mengangkat bahu saja.
“Nah, gimana wakil ketua?” tanya CERIES ke Lluna. Sekedar info dalam OSIS Lola adalah KetOs (Ketua OSIS), dalam SCELLo Lola dianggap sebagi ketua dan Lluna dianggap sebagai wakil. Ga ada juga yang tau kenapa bisa begitu. Lluna menarik nafas kemudian berkata. “Ga ada salahnya dicoba. Sapa tau berhasil.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Impressive Girls -- 7 KERAGU-RAGUAN

Original Story by Ghee
Rewrite by Natthalie Loo

“Viggo dateng ke Indonesia buat ngejar kamu?” seru Lola. “Aku ga bilang dia datang buat ngejar aku” sanggah Ceries. “Kalo bukan buat kejar kamu, buat apaan dong?” tanya Erine. “Meneketehe” jawab Ceries. Jam istirahat siang di kantin tempat yang biasa buat SCELLo ditambah 2 personel tambahan yaitu Kyo dan Andrew. Sejak investigasi tempo hari, memang nih anak-anak jadi lebih akrab.
“Sapa tuh Viggo?” tanya Kyo sambil makan bakso dengan lahap. “Kenapa sih nih mahluk jadi-jadian ikut-ikutan duduk bareng kita” Lola masih aja tetep kesal ama Kyo. “Trus kenapa juga aku harus duduk di sini” seru Andrew pelan. “Viggo tuh cowo yang dijodohin ma Ceries” jawab Erine. “Dijodohin? Di Amrik ada yang gituan juga. Emang ini jaman Hikaru Genji?” seru Kyo geli.
“Tuh kan Kyo aja bilang begitu” seru Ceries kesal. “Kenapa La? Tanya Ceries melihat muka aneh Lola. “Panjang umur” seru Erine. “Ha” seru Ceries heran. Andrew memberi isyarat dengan kepalanya kepada Ceries agar berbalik. Belum juga Ceries berbalik, seseorang meniup telinga Ceries.
“Kya” Ceries setengah berteriak sambil memebangi telinganya. “Good day honey” seru Viggo tersenyum. “What are you doin here?” teriak Ceries. “Lho, ini kan sekolah aku” jawab Viggo. “What?? Kamu pindah ke sini juga. Oh, God ngapain sih kamu ngekorin aku terus?” seru Ceries.
Sekedar info saja Viggo sebenarnya seumuran dengan SCELLo dkk. Bedanya nih sekarang Viggo udah kelas 3 SMA. Why? Dulu waktu sekolah di Amrik dia pernah lompat kelas sekali. Dengan kata lain Viggo ini murid jenius sampe bisa pake acara lompat kelas segala.
“Hello Viggo, lama ga ketemu ternyata ga berubah juga” sapa Lola. “Masih aja dengan semangat ngejar Ceries” seru Erine. “Bisa diam ga sih kalian” sergah Ceries. “Hello ladies, lama ga jumpa. Btw nih, 2 orang ini sapa yah? Kita nelom kenalan kan?” balas Viggo ngelirik Kyo dan Andrew. “Aku Viggo tunangannya Ceries.” “Sapa yang tunangan kamu” seru Ceries menjitak kepala Viggo.
“Oh, hi aku Kyo. Trus ini Andrew pacarnya Lola” seru Kyo. Andrew hanya melambaikan tangannya saja. “What pacarnya Lola? Ada yang mau sama Lola?” seru Viggo. “Eh, Go jangan cari gara-gara ya” bentak Lola. “Btw again, kok hari ini Lluna aja yang lesu sih? Lagi dapet ya?” tanya Viggo disertai dengan jitakan dari Ceries.
“Ga kok. Cuman ga enak badan aja” jawab Lluna memaksa dirinya tersenyum. “Kamu sakit Na?” tanya Lola “Ga mungkin karena kurang tidur kali. Semalam ga bisa tidur nyenyak” jawab Lluna. “Tapi badan kamu agak anget lho Na” seru Erine memegang kening Lluna. “Ga pa-pa kok Rin” Lluna mati-matian meyakinkan. “Bener nih? Sakit kamu ga kambuh kan?” tanya Ceries. “Ga. Aku ga pa-pa beneren kok.” “Perlu makan kali” seru Kyo melihat dari tadi Lluna ga mesen makan minum apapun. “Iya tuh Na, kata Ceries biasa kamu kambuh kalo ga makan kan” tambah Viggo. Sementara Andrew duduk aja memperhatikan Lluna dan no comment.
“Semuanya thanks banget atas perhatian kalian. Tapi sumpah aku ga apa-apa. Ok” sanggah Lluna lagi. “Ya udah” seru Lola. “Ok. Aku baru ingat kalo aku pengen cari buku, so aku ke perpus dulu ya” kata Lluna sambil berdiri. “Mau ditemenin Na?” tanya Lola. “La, aku baik-baik aja. Ok. Jadi ga usah ditemenin” Lluna berbicara dengan nada kesal. “Ok” seru Lola pelan heran melihat tingkah temannya. “Sori” seru Lluna dan berlalu pergi.
“Belakangan Lluna kaya jadi aneh banget deh” seru Erine. “Setuju tuh. Saking anehnya laptop aja ga pernah dipegang” lanjut Kyo. “Ia tuh, belakangan Lluna jadi lebih diam dan sering uring-uringan” sambung Lola. “Biarin aja lha dulu. Barangkali ada yang lagi dia pikirin” kata Ceries.
Tiba-tiba saja Andrew bangkit berdiri dari kursinya. “Lho, mau ke mana Drew?” tanya Lola. “Emm, toilet. Kalo mau balik ke kelas duluan balik aja” jawab Andrew dan segera berlalu. “Ia nih balik ke kelas aja yuk” ajak Erine. Mereka beranjak berdiri dan kembali ke kelas. Tapi begitu udah mau sampe ke kelas, Lola berhenti.
“Em, kalian duluan aja ya. Aku liat Lluna dulu deh. Lagian udah mau masuk entar dia telat lagi kalo ga diingatin” seru Lola kemudian segera pergi. “La” teriak Ceries bermaksud mencegah tapi Lola ga denger. “Udah biarin aja Ris” kata Erine. “Mudah-mudahan aja ga ada masalah” batin Ceries.
Sementara itu Lluna mencari tempat yang paling sepi buat mojok, bersandar pada rak buku terdekat dan menghela nafas. Belum lama Lluna meratapi nasib di sana tiba-tiba saja Andrew nongol. “Lagi ngapain?” tanyanya. “Andrew” Lluna tersentak kaget. “Kamu ga sakit?” tanya Andrew. “Ga cuman lagi bete aja” jawab Lluna.
Hening beberapa saat sampai akhirnya Lluna bicara. “Oh, ia sori ya buat yang tempo hari ya.” “Hah?” “Tempo hari kan kita sempat berantem, ya aku ngerasa tempo hari aku agak keras aja sama kamu. Sori ya waktu itu aku lagi emosi soalnya” kata Lluna. “Oh, ga pa-pa kok” jawab Andrew. Lagi-lagi keheningan melanda mereka berdua. Kali ini lagi-lagi Lluna yang memecah keheningan.
“Belakangan keknya aku bikin semua khawatir deh, apalagi Lola. Rasanya aneh juga kalian pacaran ya” seru Lluna. “Btw aku belum ucapin selamat ke kamu kan? Jaga Lola baik-baik lho” lanjut Lluna. Hening sejenak kali ini Andrew yang duluan bicara. “Na, kamu nangis?” Kaget mendengar pertanyaan Andrew Lluna segera menyeka air matanya. “Lho, kok bisa ya?” serunya. Bukannya berhenti, air mata Lluna jatuh makin banyak.
Tak ingin dilihat seperti itu, Lluna segera membalikkan badannya. “Na” panggil Andrew. “Ga, jangan liat aku” jawab Lluna. Selama ini Lluna memang tidak pernah menunjukkan kesedihannya di depan orang lain, baru kali ini hal seperti ini terjadi. Dengan perlahan namun pasti, Andrew mendekat dan memeluk Lluna dari belakang. Mencium rambut Lluna dalam rangka menenangkannya.
Sementara itu Lola masih aja mencari Lluna di perpus. “Lluna ke mana sih?” seru Lola terus mencari. Lola terhenti di rak buku paling terakhir, menoleh ke kiri dan segera mundur ke belakang bersembunyi. “Itu kaya Andrew deh” batin Lola. Penasaran Lola menelusuri rak buku di depannya, dan mengintip di celah-celah buku. Dan ternyata memang yang dilihatnya adalah Andrew yang lagi meluk Lluna.
Bingung, Lola akhirnya memutuskan untuk pergi dari perpus. Pergi mencari tempat sepi di lantai teratas gedung sekolahnya. Di sana Lola memandangi langit biru, sambil memikirkan tentang dirinya, Andrew dan Lluna. Lola suka sama Andrew, tapi dia juga ga ngerti batas sukanya itu sampai mana. Hanya sebatas teman,saudara atau lebih dari itu membuat perasaan Lola menjadi tak menentu.
Kemudian lamunan Lola dibuyarkan sebuah suara. “Ngapain di situ” seru Kyo. “Kyo, kamu sendriri ngapain di sini. Bolos?” Lola bertanya balik. “Kira-kira seperti itulah” jawab Kyo. Mereka berdua duduk berdampingan sambil memandangi langit. “Muka senpai kusut deh. Lagi mikirin apaan?” tanya Kyo. “Ga mikir apa-apa kok. Cuman lagi bertanya-tanya aja, apa aku dan Andrew ga kaya orang lagi pacaran ya?” “Ga kentara banget deh, ga ada mesra-mesranya soalnya” seru Kyo.
“Untuk menghilangkan kemurungan kamu, gimana kalo lusa kita pergi ngedate?” tanya Kyo. “Ngedate? Emang aku pacar kamu?” tanya Lola. “Anggap aja gitu deh, kan cuman buat sebentaran doang” jawab Kyo. Lola hanya tertawa mendengar omongan Kyo, tapi mengiyakan ajakannya. “Ok.”  Mereka akhirnya menghabiskan sisa jam pelajaran di sana. Tapi kalo dipikir-pikir Lola dan Andrew emang kaya bukan orang pacarankan, ga ada mesra-mesranya.
Jam pulang sekolah kelas ga langsung bubar, karena pensi udah dekat seisi kelas mau membicarakannya. “Ok, jadi pensi kali ini udah diputuskan kita akan bikin cafe mini” seru Christophe selaku ketua kelas. “Trus buat Miss and Mr sekolahan taun ini, udah diputusin pasangan yang bakal maju itu Kyo dan Lola” seru Chris lagi disambut tepuk tangan seisi kelas.
“What, kok aku sama Kyo. Aku ga mau” protes Lola. “Yah, kalian kan pacaran. Pasangan paling heboh pula. Jadi paling cocok itu kalian” jawab Chris. “What sejak kapan aku pacaran sama nih mahluk. Pacar aku tuh Andrew “ protes Lola lagi. “Hah” seru kaget seluruh kelas, kecuali yang udah tau tentunya.
“Bukannya Andrew pacaran ama Lluna kan?” tanya Chris lagi disetujui dengan anggukan kepala sebagian orang. Hal ini jelas membuat Lluna jadi ga enak hati, tapi Andrew sih sante aja tuh tanpa ekspresi seperti biasa. “Sori membuat kalian salah sangka, tapi pacar Lola emang Andrew” jawab Kyo.
Seisi kelas jadi berisik dengan bisik-bisik ga enak. “Eh, masa sih. Mereka kaya ga pacaran aja tuh.” “Padahal menurutku Lluna lebih cocock buat Andrew.” “Lola mah cocoknya ya sama Kyo aja.” Jelas hal ini membuat SCELLo, Kyo dan bahkan Andrew jadi ga enak dengernya. Apalagi Lola nih, yang kayanya udah agak manyun.
Seisi kelas terdiam begitu mendengar bunyi bangku yang kedengaran waktu Andrew berdiri dari kursi. “Yuk La pulang” seru Andrew pada Lola. Lola yang awalnya agak kaget, segera mengambil tasnya. Yang bikin Lola kaget nih, Andrew menggenggam tangan Lola. “Sudah diputuskan kan Kyo sama Lola. Jadi rapat selesai” seru Andrew pada Chris. “Oh, ok” jawab Chris.
Sampai di parkiran Andrew masih menggenggam tangan Lola. Dan baru dilepasnya ketika mau menstater motornya. Lola masih aja kaget dengan hal ini, soalnya ini pertama kalinya Andrew mengang tangan Lola. “Kenapa?” tanya Andrew yang melihat Lola masih kaget. “Ga” jawab Lola. Sebelum Lola naik motor Andrew ngomong. “Lusa ada waktu?” tanyanya. “Ha” Lola Cuma bisa berseru kaget dan kemudian mengangguk. “Aku jemput jam 4 abis pulang sekolah” kata Andrew masih tanpa ekspresi.
Mendengar ajakan ngedate, Lola jadi girang minta ampun. Senyum pun tersungging di bibirnya. Sedikit-sedikit sepertinya keraguan dalam hati Lola mulai sirna. Sepertinya.....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Accidentally in Love ??? -- Chapter 8

Staring : TVXQ, Kim Yoo Bin, Lee Byul Hye, Kim So Eun, Jang Riin, Park Ji Soo
Author :Natthalie Loo




“Aaaaaaa.....” seru Byul Hye kepada Chang Min agar membuka mulutnya. “Aamm” Chang Min menyantap makanan yang disodorkan Byul Hye. Sekedar info ini adalah hari ketiga leher Chang Min dibebat, dan sekarang jam istirahat siang. Byul Hye, Chang Min, Yoo Chun, Riin, Yun Ho, dan Ji Soo merapatkan meja dan makan bersama di kelas.
Eotteohge?” tanya Byul Hye. “Massiseo, seperti biasa” jawabnya. Byul Hye hanya tertawa mendengarnya. “Umm Byul Hye a” panggil Chang Min. “Umm.” “Apakah tidak apa-apa seperti ini? Kau terlalu banyak membantuku, kau juga menuliskan catatanku dan lagipula pandangan mata chigudeul yang lain rasanya jadi aneh” bisik Chang Min. Byul Hye melihat sekeliling dan berbicara. “Jangan pedulikan mereka. Lagi pula ini kesalahanku sudah wajib aku membantumu. Lagipula kau tidak bisa terlalu banyak menggerakkan kepalamu karena lehermu akan terasa sakit. Jadi akan susah untukmu jika harus menunduk saat mencatat atau makan.” Chang Min hanya mengangguk saja.
“Nah, Riin mau coba masakanku” tanya Yoo Chun yang duduk di sebelah Chang Min. Riin mengangguk sebagai jawaban. Yoo Chun dengan segera menyuapi Riin. “Coba buka mulutnya” seru Yoo Chun genit. “Yoo Chun tidak perlu seperti itu kan malu” seru Riin. “Kenapa harus malu, Riin kan pacarku. Kalau kau tidak mau aku marah lho.” Akhirnya Riin mau juga disuapi sama Yoo Chun. “Massiseo.” Riin hanya mengangkat jempol tanda setuju dengan Yoo Chun, sebagai balasan Yoo Chun menyentul lembut hidung Riin dengan kedipan mata genit. “Yoo Chun gitu lho” serunya.
“Coba Yun Ho bagi bimbapnya donk” seru manja Ji Soo. “Mana aku suapin. Aaaa...” balas Yun Ho. “Aku juga minta disuapin donk jagya” pinta Yun Ho sama manjanya dengan Ji Soo. “Umm, dasar..” protes Ji Soo tapi tetap nyuapin Yun Ho. “Jangan buka mulutnya besar-besar. Entar jagya jadi jelek” seru manja Ji Soo menepuk pelan mulut Yun Ho setelah menyuapinya. “Kalau untuk Ji Soo aku akan tetap cakep selamanya.” “Ah, Yun Ho gombal deh.”
Di meja lainnya, tepatnya di meja paling belakang deret ke-3 Yoo Bin dan So Eun menatap 3 pasang tolol (menurut mereka) yang duduk dekat mereka. “Norak banget sih” seru Yoo Bin. “Bilang aja jealous” balas So Eun. “Warna auranya bikin sakit mata” lanjut Yoo Bin. “Pink banget” sambung So Eun. Mereka memandang 3 pasang itu dengan campuran rasa dikit jijik, jealous dan kesal.
Di meja paling sudut belakang hal yang serupa tapi tak sama terjadi pada Jae dan Jun Su.  “Sejak kapan sih Yun Ho jadian sama Ji Soo?” tanya Jun Su kesal merasa dirinya ketinggalan. “Tanya saja sendiri” jawab Jae merasa ketinggalan juga. “Hah, tapi Min ama Byul Hye serasi juga y” seru Jun Su. Mendengar itu Jae hanya melihat mereka dengan perasaan Jealous dan segera membalikkan kepalanya. Dan kemudian pandangannya bertemu dengan Yoo Bin.
Segera Yoo Bin membuang muka. Kesal diperlakukan seperti itu Jae berbicara. “Ya ,Jun Su ada anak ayam yang nyebelin. Tidak diapa-apain malah marah-marah.”  Yoo Bin yang merasa dirinya diomongin membalas. “Ya, So Eun a apa kau dengar suara. Kok ada suara ga ada gambar ya?” “
Kau bicara padaku atau Jae?” tanya So Eun. “Tentu saja padamu” jawab Yoo Bin. “Wah, Jun Su rupanya disini ada orang buta ya, masa aku yang besar gini ga diliat. Eh, salah anak ayam buta” balas Jae.
“Kalau kau ingin bicara pada Yoo Bin, bagaimana kalau langsung saja” seru Jun Su kesal. “Aku berbicara padamu” jawab Jae. “Ya, Jun Su beritahu temanmu agar menjaga mulut buayanya itu supaya lebih sopan sedikit” balas Yoo Bin. “Hah, kau dengar itu So Eun. Beritau temanmu siapa duluan yang mulai.” Sebelum Yoo Bin sempat membalas Jae, Jun Su yang udah kesal angkat bicara. “So Eun bagaimana kalo kita pergi makan di kantin?” “Mau donk” So Eun yang juga udah kesal langsung berdiri. “Aku ikut” seru Jae dan Yoo Bin bersamaan. “No” jawab serempak Jun Su So Eun.
Kesal tidak diijinkan ikut ke kantin dan kesal karena bicara kompakan, Jae dan Yoo Bin saling melotot dan kemudian buang muka. “Chang Min” teriak So He memasuki kelas. “Annyeonghaseo, sudah lebih baik?” tanyanya. “Ne,kamsahamnida.”  “Oh, ia apa kau sudah makan siang?” tanya So He. “Ini juga sedang makan siang”jawab Chang Min.
“Mwo?” seru So He. Melihat tangan So He yang berusaha menyembunyikan barang yang mirip kotak bekal, Byul Hye segera menarik kotak bekal yang dibuatnya untuk Chang Min ke arahnya. Dan memberi isyarat pada Chang Min. “Memangnya kenapa kau bertanya?” lanjut Chang Min. “Ini aku membuat bekal makan siang untukmu” So He menyerahkan bekalnya. Dengan enggan chang Min menerimanya. “Oh, kamsahamnida.” “Dimakan ya” seru lantang So He seraya berlari keluar.
Diluar kelas Jess yang udah nunggu So He bertanya. “Eotteohge?” “Dia menerimanya, oh Jess kau memang pintar. Idemun selalu saja bagus.” “Jess gitu lho.” Dan mereka kembali ke kelas mereka dengan tawa kemenangan.
Nah untuk mempersingkat waktu, pada keesokan harinya sebelum kelas pertama di mulai. Dengan sangat tak terduga Chang Min mengunjungi So He di kelasnya. “So He ada yang mencarimu” teriak seorang teman kelasnya. “Siapa sih pagi-pagi udah ganggu” So He meniggalkan alat make upnya di meja. Begitu melihat Chang Min sontak aja So he berlari masuk benerin make upnya dan keluar lagi.
“Chang Min ah, ada apa?” “Oh, aku ingin mengembalikan kotak bekalmu.” “Anniyo seharusnya tidak perlu repot-repot. Bagaimana lehermu?” seru manja So He. “Seharusnya aku yang bilang begitu. Dan leherku baik-baik saja. Ah, So He ssi lain kali kau tidak usah membuatkan bekal untukku.” “Wae?” “Aku tidak mau merepotkanmu.” “Anniyo sama sekali tidak merepotkan, btw bagaimana rasanya?”
Chang Min diam sebentar kemudian menjawab. “Kau aku ingin jujur atau tidak?” “Tentu saja aku ingin kau jujur” seru So He dengan agak cemas mendengar pernyataan Chang Min. Chang Min diam sebentar dan kemudian men jawab. “Tidak buruk.” Mendengar itu So He tersenyum. “Hajiman...” lanjut Min. Dan senyum So He mulai hilang, “Hajiman?” tanya So He. “Na johaheyo masakan Byul Hye.”
Sebuah anak panah menusuk dada So He saking sakit hatinya dia. “Menurutku masakan Byul Hye jauh lebih enak.” Dua anak panah lainnya menembus So He.  “Masakannya 50 kali lipat lebih enak.” Jleb..jleb...jleb... tiga anak panah lain tertancap. “Jadi lain kali tidak perlu membuatkanku bekal ya” seru Chang Min dengan senyumnya dan segera berlalu pergi meninggalkan So He yang segera menjadi debu (kek di mvnya 8eight ^^).
“Kyaa....” Jess berteriak ketika hendak masuk ke kelas. “So He, kau kah itu?” tanya Jess pada So He yang memancarkan aura seram. So He melirik Jess dengan tatapan seram membuat Jess agak mundur. Tak lama kemudian So He perlahan tapi pasti mulai terisak kemudian berteriak. “Huaaa. Jesss....” kemudian memeluk Jess.
“Mwo dia bilang begitu?” tanya Jess beberapa saat kemudian di atap sekolah. So He hanya mengangguk dengan mulut manyun. Sekedar info mereka ini bolos jam pelajaran pertama. “Keterlaluan sekali,apa sih bagusnya si ganjen no.2 itu (maksudnya Byul Hye. Si ganjen no. 1 adalah Ji Soo, karena Ji Soo paling populer). Jelas kau lebih baik daripada dia, jangan-jangan dia pake pelet lagi” seru Jess kesal. Namun apa pun yang dikatakan Jess tampaknya tidak membuat So He senang.
“Ok, bagaimana kalau kita melakukan sesuatu pada Byul Hye supaya dia tidak dekat-dekat sama Chang Min lagi? Kurasa dia perlu sedikit diancam” jelas Jess. “Apa yang akan kita lakukan?” tanya o He akhirnya merasa berminat. “Entahlah, tapi kita bisa mulai dengan bisa dikatakan mengancamnya” Jess tersenyum licik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Accidentally in Love ??? -- Chapter 7

Staring : TVXQ, Kim Yoo Bin, Lee Byul Hye, Kim So Eun, Jang Riin, Park Ji Soo
Author :Natthalie Loo

“Mwo? Kau berusaha menahan Byul Hye yang jatuh dari tangga dan ikut terjatuh, sampai lehermu bermasalah?” tanya Yun Ho. Chang Min tidak menjawab tapi hanya terus merintih sambil memegang lehernya. Sekedar info sekarang mereka ada di UKS. Nah, menurut Chang Min demikian kejadian yang membuat lehernya bermasalah. Tapi sebenarnya kisah lengkapnya masih agak panjang. Untuk mengetahuinya mari kita flash back ke sekitar 30 menit sebelumnya.
Pergantian jam pelajaran ke-3 menuju pelajaran ke-4. Kelas 3-1 harus menuju ke lab biologi untuk pelajaran berikutnya. Ditengah jalan bertemulah mereka dengan duo Jessica dan So He. “Jess, liat itu Chang Min cakep banget.” “Dan ada Jae juga” sambung Jess. Chang Min secara tiba-tiba melambai ke arah mereka. “OMG, Chang Min melambai ke sini. Apa yang harus kulakukan” seru So He. “Balas lambaiannya donk” usul Jess. Tak lama Chang Min mempercepat langkahnya ke arah mereka. “Jess dia ke sini.” Duo ini udah mulai histeris, yang satu senang liat cowok yang dia suka mendekat, yang satu senang liat temannya senang.
“Byul Hye a” panggil Chang Min melewati duo histeris tadi. “Omo?” seru So He kemudian berbalik. “Ini, aku membawakan bukumu” Chang Min menyerahkan buku ke Byul Hye. “Oo, gomawo kau baik sekali” seru Byul Hye yang baru kembali dari wc. Tertinggallah So He yang bengong melihat mereka pergi sambil ngerumpi.
“Mwo? Dia mengabaikanku dan berbicara dengan si ganjen no.2 itu” protesnya. “Keterlaluan sekali masa gadis semanis kau diabaikan” sambung Jess. “Umm..” angguk So He. “Perlu diberi pelajaran nih” usul Jess. “Eh, Chang Min?” “Anniyo hajiman Lee Byul Hye.” Segera duo ini mengikuti anak-anak kelas 3-1.
Di tangga menuju lantai satu, Byul Hye yang merasa sepatunya kanannya kemasukan batu berhenti dan memeriksanya. Sementara So He dan Jess melihat tali sepatu kets yang jarang sekali dipakai byul Hye terlepas. Muncullah ide untuk menginjak tali sepatu itu agar Byul Hye terjatuh. So He mengambil posisi tepat di belakang Byul Hye yang masih sibuk mengurus sepatunya, kemudian menginjak tali sepatu kiri Byul Hye yang terlepas yang berada 1 anak tangga diatas pemiliknya.
Dan alhasil setelah Byul Hye hendak berjalan dia benar-benar terjatuh. “Kyaaa...” Chang Min yang berada beberapa anak tangga di bawahnya membalikkan kepalanya. Melihat Byul Hye yang terjatuh refleks tangan Chang Min meraihnya dan menahan badan Byul Hye, tapi mereka berdua jatuh terguling-guling sampai ke lantai 1.
Mereka mendarat dalam keadaan berpelukan dengan posisi Chang Min di bawah dan Byul Hye dia atas, plus bibir yang saling bersentuhan. Mereka berdua membatu dalam keadaan seperti itu, sampai Byul Hye sadar setelah dipanggil. “Byul Hye, Chang Min...” yang lain mulai tergesa-gesa menuruni tangga melihat kondisi mereka, termasuk juga So He dan Jess. Segera Byul Hye menjauh dari Chang Min.
Gwaenchanayo? Byul Hye” tanya Riin. “Y... y.. ye.” “Chang Min eotoghe? gwaenchanayo?” tanya Jun Su. “Auww...” Chang Min berusaha bangun sambil memegang lehernya. Mendengar Chang Min kesakitan Byul Hye dan So He segera mendekat. “Chang Min gwaenchanayo?” tanya mereka kompak. Merasa aneh dengan ini mereka saling berpandangan dan kemudian Byul Hye mulai bicara. “Apa yang sakit?” “Sepertinya leherku keseleo atau apa.” “Aigooo, sangat sakitkah?” tanya So He. “Tentu saja sakit babo, kau tidak liat dia merintih kesakitan. Jangan bertanya hal yang babo” Byul hye agak kesal.
“Sebaiknya kita ke UKS saja, aku antar” sambung Byul Hye. “Aku ikut” seru So He merasa bersalah. “Chingudeul bisa kalian absenkan kami untuk pelajaran berikutnya, katakan saja kami di UKS. Sekalian kalau bisa bawakan buku kami” pinta Byul Hye. “OK,” jawab Jae. “Beritau kami kalau ada apa-apa” lanjut Yoo Chun. Byul Hye hanya mengangguk dan segera pergi.
Dan di sini lah mereka (plus Ji Soo dan Yun Ho) UKS. “Jadi ada apa dengan leher Chang Min” tanya Byul Hye pada Boa saengnim dokter sekolah. “Sepertinya memang sedikit keseleo, menurutku tidak parah. Tapi ada baiknya diperiksakan di RS, mungkin perlu di bebat.” “Mwo?” seru Chang Min. “Jeongmal mianheyo Chang Min a ini salahku” Byul Hye sudah seperti mau menagis. “Anniyo, kau bukannya sengaja mencelakaiku kan? Jadi jangan terus-terusan bilang mianhe.”
“Aku bawa mobil hari ini, biar kuantar ke RS. Lebih cepat ditangani lebih baik” seru Boa saengnim. “Oh, saengnim aku ikut. Aku bertanggung jawab dalam hal ini, jadi aku harus ikut” pinta Byul Hye. “Ne...Ne... tak perlu pasang tampang seperti itu.” “Saengnim aku juga ikut” seru So He. “Wae? Kau tidak perlu ikut, sebaiknya kau kembali ke kelasmu saja.” “Hajiman Byul Hye bisa ikut kenapa aku tidak?” tanya So He. “Kau tau alasan dia ikut kan. Kalau gitu aku mau dengar alasanmu?” “Ummm....” “Ok, kau tidak ikut” seru saengnim. “Ya, saengnim” protes So He. “Araseo” seru saengnim. Akhirnya So He mengalah. “Chang Min a cepat sembuh ya” So He berkata dengan nada penuh penyesalan. “Oh, gomawo.”
Singkat cerita, leher Chang Min perlu dibebat selama 2 mingguan. kemudian setelah pulang dari rumah sakit Byul Hye mengantar Chang Min pulang. Di rumah Chang Min. “Gomawo yo udah nganter pulang” kata Chang Min. “Anniyo sudah seharusnya” jawab Byul Hye. “Oppa, wae yo?” adik Chang Min muncul. “Wae? Ada apa dengan lehermu?” tanyanya melihat leher oppanya dibebat. “Anniyo hanya kecelakaan kecil” jawabnya. “Mianhe yo itu gara-gara dia menolongku” sambung Byul Hye. “Mwo?” “Sudah tak usah diributkan aku mw ke kamar dulu” jawab Chang Min. “Biar kubantu” seru Byul Hye. “Anniyo aku bisa sendiri.”
Setelah dipersilahkan duduk di ruang tamu, mata Byul hye mulai berkeliling. “Di mana orang tua kalian?” “Oh, omma,appa pergi ke jeju untuk seminar selama 3 minggu” jawab Min Ji. “Mwo? Jadi yang masak dan kerja pekerjaan rumah?” “Oppa dan kadang-kadang aku bantu” jawab Min Ji lagi. Kemudian muncullah ide sinting di kepala Byul Hye.
Pukul 5.30 sore Chang Min terbangun dari tidurnya. Merasa haus dia segera turun ke dapur mengambil minuman. Namun baru juga sampai di lt 1 dia sudah mencium bau masakan. “Min Ji kau lagi masak ya?” seru Chang Min lantang pada adiknya. “Ah, oppa sudah bangun?” Min Ji muncul dari ruang tamu. “Min Ji kau di sini jadi yang di dapur?” Chang Min berjalan pelan ke dapur.
“Mwo?” seru kaget Chang Min melihat orang yang di dapur. “Ah, annyeonghaseo Chang Min” seru Byul Hye. “Wae?” “Mwo?”  “Apa yang kau lakukan?” tanya Chang Min. “Oh, aku memasak untukmu dan Min Ji juga yang lain. Aku pikir kau past repot dengan leher seperti itu, makanya aku pikir aku nginap saja untuk bantu kau” jawabnya. “Mwo? Nginap?” “Ye, aku dengar omma appamu pergi jadi lebih baik kan” Byul Hye berbalik menangani masakannya lagi.
“Hajiman...” “Aku tidak mau dengar hajiman ato yang sejenisnya” balas Byul Hye. “Tunggu dulu rasanya tadi kau bilang masak untuk yang lain juga?” “Ye.” “Yang lain itu si....” kata-kata Chang Min terpotong oleh bunyi bel rumahnya. “Ne tunggu sebentar” Min Ji berteriak dan berlari membuka pintu. Dan muncullah ‘yang lain’ yang dimaksud Byul Hye.
“Annyeonghaseo Chang Min” teriak Yoo Bin dan Jae hampir bersamaan. Dan hal ini membuat keduanya sangat kesal. “Oh, Byul Hye kau tau ada orang yang meniruku” seru Yoo Bin. “Ya, Byul Hye beritau pada temanmu, agar menutup mulutnya” balas Jae. “Ya, sebaiknya kalian berdua yang meutup mulut kalian” seru Chang Min.
“Kau memasak sesuatu?” tanya Jae mencium aroma masakan. “Aiiiiggooooo...” seru Byul Hye berlari ke dapur. “Biar kubantu” seru Jae melempar ranselnya ke pojokan. “Aish, jangan menaruh tasmu sembarangan” protes Chang Min mengikuti Jae disusul Yoo Bin. “Nanti kubereskan” jawabnya. Jae sudah mulai sibuk membantu Byul Hye. Sekali-sekali mereka bercanda dan tertawa-tawa. Chang Min yang melihat sedikit merasa jealous juga melihat kekompakan dan keserasian mereka.
“Aduh yang lain mana sih lama banget” seru Yoo Bin. “Mwo? Yang lain juga datang” Chang Min kaget. “Ye, mungkin sebentar lagi mereka datang” jawab Jae. Dan ternya ta memang tak sampai 5 menit kemudian semuanya sudah lengkap. “Wuah, sepertinya makanan kita hari ini enak. Besok-besok makan enak terus donk” Seru So Eun kegirangan. “Nih, anak kepalanya isinya makan aja melulu” ejek Ji Soo. “Lagian kau tidak perlu berbicara seolah-olah kau akan tinggal di sini dalam waktu lama” sambung Chang Min.
“Eh, belum ada yang bilang padamu kalau kita semua akan menginap?” tanya Yun Ho. “Mwo?” “Ah, aku memang belum beritau kalo kita semua nginap. Aku Cuma bilang aku yang nginap” jawab Byul Hye. “Mwo? Sepertinya aku mendengar kata menginap?” tanya Chang Min. “Ye, kita semua akan menginap” jawab Jun Su. “Dua minggu” sambung Yoo Chun dipertegas dengan isyarat tangan Riin. “Wah, bakal ramai donk” seru Min Ji senang. “Deul?” tanya Chang Min “Ye” seru semua kompak. “Mwo???” teriak kaget Chang Min.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Accidentally in Love ??? -- Chapter 6

Staring : TVXQ, Kim Yoo Bin, Lee Byul Hye, Kim So Eun, Jang Riin, Park Ji Soo
Author :Natthalie Loo

“Arrggghhhhhh....” teriak Yoo Bin yang udah kembali ke masa kini. “Bisa ga sih ga teriak-teriak di rumah orang” protes Ji Soo. “Kok bisa aku lupa nih kejadian ya. Sialan tuh buaya darat, awas dia nanti biar kuhajar habis-habisan.”  “Bisa ga seh, jangan teriak-teriak di rumah orang. Berisik tauk sangat mengganggu. Arraseo?” protes Ji Soo. “Abisnya. Coba kalo kamu jadi aku, pasti sama kesalnya.”
“Yoo Bin bagaimana kalau kau pulang saja? Kau sudah di sini dari ojeon 9 si, dan kau lihat jigeum myeot si yeyo? Ohu 9 si. Kau sudah 12 jam di sini, yeol-dul. Dan selama itu kau terus menggangguku” Ji Soo mulai kesal. “Jinja... aku masih belum selesai bicara” bujuk Yoo Bin. “Bagaimana kalau kau bicara sama oppamu tercinta saja. Ok. Sekarang pulang dan kerja pr bahasa inggrismu” Ji Soo mendorong Yoo Bin keluar dan memberikannya buku pr bahasa inggrisnya.
“Ya.. Ji Soo a.” Yoo Bin berusaha bertahan. Namun pada akhirnya pintu rumah Ji Soo tertutup sudah. Tapi baru saja Yoo Bin berbalik pintu rumah Ji Soo terbuka lagi. “Jangan lupa bawa bukuku besok” seru Ji Soo dan menutup pintunya lagi. Akhirnya  Yoo Bin terpaksa pulang juga.
Sesampainya di rumah. “Ya, dongsaeng baru pulang semalam ini dari mana kau” seru Hee Chul memarahi adiknya. “Oppa...” rengek Yoo Bin kemudian memeluk oppanya. Dan berakhir dengan Hee Chul harus mendengar dongsaengnya itu marah-marah semalaman sampai ketiduran. Dan Yoo Bin sama sekali tidak mengerjakan pr bahasa inggrisnya.
Besoknya di sekolah. “Ya, Kim Yoo Bin bisakah kau berhenti marah-marah ga jelas geto” seru So Eun. “Aku tidak sedang marah-marah. Aku cuman curhat.” Perhatian Yoo Bin teralih ke pintu kelas yang terbuka. Dan muncullah Jae dkk. Deg...
Tak sengaja mata Yoo Bin dan Jae bertemu. Deg..deg..deg...  spontan Yoo Bin membalikkan wajahnya, yang jujur membuat Jae agak kesal dan berakhir dengan membanting mejanya. “Ya, ada apa denganmu?” tanya Chang Min. “Perasaanku kok gak enak ya” seru Yoo Bin mengelus-ngelus dadanya.
Tiba-tiba Ji Soo masuk dengan setengah berlari dan bersembunyi di belakang Jae dan Yun Ho yang memang duduk sudut kanan belakang. “Omo” seru Byul Hye. Pandangan mata semua tertuju pada Ji Soo.  “Wae?” tanya Yun Ho. “Sembunyikan aku sebentar” jawabnya.
Sekali lagi pintu kelas terbuka dan muncullah TOP julukan buat si berandalan dari kelas 3-5. “Apa Ji Soo sudah datang?” tanyanya. Namun karena tak ada yang menjawab,maka matanya yang dari tadi sudah menyapu seluruh kelas berhenti di kursi Yoo Bin dkk. Segera saja dia menghampiri mereka.
Byul Hye sedikit bersembunyi di belakang Yoo Bin, sementara Yoo Bin dan So Eun menampakkan ekspresi agak takut dan Riin menyembunyikan mukanya di balik buku. “A.. annyeonghaseo oppa” seru Yoo Bin. “Ji Soo” balas TOP. “Eeee?” jawab Yoo Bin. “Di mana Ji Soo? Apa dia belum datang?” tanya TOP agak kesal. “Oh, Ji Soo. Ji Soo a, ne. An.. anniyo dia belum datang” jawab Yoo Bin.
“Kalo tidak salah jam kedua nanti kalian pelajaran olahraga kan?” tanya TOP. “E, ne.” “beritau dia kutunggu dilapangan,kebetulan kelasku juga olahraga pada jam kedua.” “Omo?” seru kecil Ji Soo dari belakang Yun Ho. “Ne..” Segera setelah mendapat jawaban TOP pergi.
“Aaaaaarrrrrrrgggggghhhh...... wae?” teriak Ji Soo setelah TOP pergi. “Wae? Setelah hampir setengah taon gak liat tuh manusia. Wae dia harus muncul lagi? Harusnya kan dia udah lulus” Ji Soo mulai histeris. “Denger-denger nih, dia sengaja tinggal 1 taon buat ngejar kamu” seru Yun Ho. “Mwo?” seru Jae, Chun, Su , Min. “First fan” seru So Eun. “Anniyo, hajiman Ji Soo number 1 fanatic fan” sambung Riin. “Pokoknya jam olahraga nanti aku mau bolos”seru Ji Soo. “So all chingudeul buatkan alasan untukku.Ok. Sekalian juaga aku bolos jam pertama” Ji Soo berjalan keluar kelas.
“Ya, Park Ji Soo” teriak Yoo Bin. “Aish, bilang aja kalo lagi males” lanjut Yoo Bin. Tak lama kemudian kepala Ji Soo kembali nongol dari pintu kelas. “Yoo Bin kau bawa pr bahasa inggrisku kan? Jangan lupa dikumpulkan ya.” “Ne” seru Yoo Bin. “Omoo?” seru Yoo Bin sedetik kemudian. “Aku belum kerja prku” teriaknya. “Makanya tuh mulut jangan ciap-ciap aja mulu” ejek Jae. Kali ini meski marah Yoo Bin tidak membalas karena buru-buru mengerjakan prnya.
Akhir jam pelajaran ke-3, Ji Soo masih aja tinggal di atap sekolah. Masih bolos sambil internetan dengan hpnya, kemudian melirik jamnya.  “Eh, udah mw jam pelajaran ke-4” seru Ji Soo. Kemudian mengambil alat make upnya dan mulai bersolek, bersiap-siap masuk kelas. Bersamaan dengan itu pintu menuju atap sekolah terbuka dan nongollah Yun Ho.
“Oh, Ji Soo a kau bolosnya di sini toh.” serunya. “Oh, Yun Ho. Apa yang kau lakukan di sini? Bolos juga?” Yun Ho ngangguk dan kemudian duduk di samping Ji Soo. “Males liat mukanya saengninm” lanjutnya. “Sama donk” jawab Ji Soo. “Males liat muka saengnim ato ngehindar dari TOP?” “Dua-duanya. Capek nanget deh liat tuh anak.” “Ya kenapa ga terima aja?” “Anniyo, aku ga mw. Tampang sih ok, penampilan sih keren, tapi sifatnya ga tahan” jawab Ji Soo. “Wae?” “Belum jadi chingugadoeeonya aja udah cerewetnya minta ampun. Kemana-mana harus lapor, ga bisa gini, ga bisa gitu, pokoke capek banget dah.”
“Kalo begitu kenapa gak jadian sama orang laen saja biar dia ga ngejar-ngejar kamu terus?” tanya Yun Ho. “Sama siapa?” “Banyakkan yang mau sama kamu.”  “Anniyo, ga lulus berkas.” “Omo? Emang mau lamar kerja apa, pake lulus berkas segala. Emang berkas yang kek gimana?” “Yang penting sayang sama aku, pengertian, dan bersikap baik. Kalo bisa sih yang cakep dan tajir, tapi kalo ga ya udahlah.”
“Mwo? Pikirku kriteriamu itu harus keren, tajir, tinggi dan perfect pastinya. Kalo cuma begitu sih aku juga udah lulus berkas donk” seru Yun Ho. “Mwo? Ini penembakan yah?” “Kalo ditembak mati donk.” “Ya, Yun Ho. Maksudku kau serius?” “Menurutmu?” “Anniyo” jawab Ji Soo.  “Kalo gitu anniyo” jawab Yun Ho kemudian berbaring di lantai.
Ji Soo memperhatikan wajah Yun yang tertimpa sedikit sinar matahari. “Kalo diliat-liat kau sebenarnya cakep juga.” “Omo? Kau baru sadar sekarang?” seru Yun Ho. “Jangan narsis.” Kemudian Yun Ho menutup matanya menikmati udara siang hari. “Ah, Yun Ho a.” “Emm” jawabnya masih menutup mata. “Gomawo” seru Ji Soo. “Wae?” masih menutup mata. “Tempo hari kan kau menolongku saat diganggu. Aku belum bilang gomawo kan?” melihat Yun Ho “Anniyo, tidak perlu gomawo. Itu kewajiban seorang lelaki untuk menolong cewek cantik” masih menutup mata. Ji Soo hanya tertawa kecil mendengarnya.
Ji Soo menatap Yun Ho lama-lama dan berbicara. “Yun Ho a.” “Emm” jawab Yun Ho. Tiba-tiba saja Ji Soo mengecup pipi Yun Ho sangat dekat dengan bibir Yun Ho. Seketika mata Yun Ho langsung terbelak dan berbalik ke arah Ji Soo yang beranjak berdiri. Ji Soo berjalan ke arah pintu dan Yun Ho bangun dan duduk bengong melihat Ji Soo. Ji Soo membuka pintu, namun sebelum turun berbalik dan berbicara. “Kurasa kalo Yun Ho yang nembak akan kuterima. Soalnya sepertinya lulus berkas” Ji Soo tersenyum dan segera turun.
Mendengar itu Yun Ho tertawa dan segera menyusul Ji Soo. “Ya, Ji Soo a jadi aku diterima nih?” “Kau bahkan belum nembak.” “Tadi kan sudah.” “Bukannya tadi main-main saja?” “Ok, kalo gitu. nae yeoja chingugadoeeo jullae?” “Anniyo” jawab Ji Soo. “Wae? Tadi katanya mau.” “Masa cara nembaknya gitu? Ga ada romantis-romantisnya tauk.”
Belum sempat Yun Ho menjawab Ji Soo, muncullah Chang Min, Byul Hye dan So Hee. “Omo... Mianheyo Chang Min a” seru Byul Hye super panik. “Anniyo. Kau kan tidak sengaja” jawabnya sambil memegang lehernya. “Ya, Chang Min a gwaenchanayo?” tanya So He. “Ne.” “Omo? What happen?” tanya Ji Soo.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Accidentally in Love ??? -- Chapter 5

Staring : TVXQ, Kim Yoo Bin, Lee Byul Hye, Kim So Eun, Jang Riin, Park Ji Soo
Author :Natthalie Loo

Hari pertama masuk sekolah Yoo Bin yang tetanggaan dengan Byul Hye hari ini berangkat bareng ke sekolah baru mereka. Hari ini mereka berdua dan ke tiga sahabat baik mereka sejak SD resmi menjadi murid SMP Myun Dong.
“Annyeonghaseo” teriak Yoo Bin melihat Ji Soo, So Eun dan Riin menunggu mereka di depan gerbang sekolah. “Annyeonghaseo” seru ketiganya membalas Yoo Bin. “Sudah melihat kelas kita?” tanya Byul Hye. “Anniyo” kami menunggu kalian” jawab Riin. Kemudian dengan segera lima sekawan itu menuju papan pengumuman melihat kelas mereka.
Di sisi lain dari papan pengumuman itu. “Assa, bagus sekali Jae Joong, kita sekelas” seru Yun Ho. “Jeongmal?” Jae menelusuri daftar nama yang ditunjuk Yun Ho. “Kelas 1-1” seru Jae Sementara di sebelah tak jauh dari tempat Jae berdiri. “Ya, Jun Su kita sekelas lagi” seru Chang Min. “Aish, bosan sekali Jun Su melihat mukamu dari kelas 1 SD. Naega eotteoghe?” tanya Yoo Chun. “Kau juga sama satu kelas juga” seru Jun Su. “Oh, jinja. Aku sudah bosan liat muka kalian berdua sejak kelas 3 SD” ejek Yoo Chun. “Kalua begitu bagaimana kalau kau minta tukar kelas saja?” balas Jun Su tertawa. “Ayo ke kelas baru kita di kelas 1-4” ajak Chang Min.
Sesampainya di kelas Jae dan Yun Ho memilih bangku paling belakang. Obrolan mereka terhenti melihat 3 cewek masuk kelas dengan tawa yang agak keras. Tiga cewek ini ga lain ga bukan adalah Yoo Bin, Byul Hye dan So Eun. Perhatian sebagian kelas juga tertuju pada mereka. Sebagian karena tawa mereka, sebagian lagi karena terpesona. Yah, secara mereka bertiga memang cantik. Dan Jae tidak mengalihkan perhatiannya karena alasan kedua.
Matanya tertuju pada Byul Hye yang kemudian mengambil tempat tepat 2 baris di depan Yun Ho yang mengambil tempat di samping jendela. Dan yang duduk tepat di depannya adalah Yoo Bin. Ketika Byul Hye berbalik untuk berbicara dengan Yoo Bin, tanpa sengaja mata mereka bertemu. Dengan refleks Byul Hye tersenyum manis pada Jae sebagai tanda perkenalan.
Delapan bulan kemudian, saat jam istirahat siang di atap sekolahan. “Mwo? Pindah?” Yun Ho bertanya dengan mulut penuh makanan. “Ne. Selesai ujian nanti aku akan pindah” jawab Byul Hye. “Wae? Haruskah?” tanya Riin. “Ne. Appa ditugaskan ke Amerika, jadi aku harus ikut.” “Eee, Amerika? Jauh sekali” seru yoo Bin. “Sepi sekali nantinya kalo Byul Hye tidak ada” seru Ji Soo. “Sangat sepi kurasa” sambung Jae. “Mian” seru Byul Hye.
“Sungguh tidak seru sekali” Yoo Bin mulai ngambek dan bersandar pada Jae yang duduk di sebelahnya. Bukannya keberatan Jae malah mengelus kepalanya sekali. “Memangnya kau mau mengurusnya kalau dia tetap di sini?” tanya Jae. “Tentu saja” Yoo Bin sekarang duduk tegak. “Gomawo, hajiman aku tidak ingin meninggalkan appa dan omma” jawab Byul Hye.
Dua minggu kemudian di halaman belakang sekolah. “Jae Joong a. Wae? Apa yang ingin kau bicarakan denganku?” tanya Byul Hye. “Umm...” seru Jae. “Ne?” Di sisi lain halaman sekolah. “Aish, Byul Hye dan Jae ke mana sih” seru Yoo Bin mencari mereka. Pada belokan menuju halaman belakang sekolah, begitu melihat Byul Hye dan Jae, Yoo Bin langsung bersembunyi. “Omo.. apa yang mereka lakukan?”
“Umm, Byul Hye a aku merasa perlu mengatakan ini sebelim kau pergi” kata Jae gugup. “Ne?” seru Byul Hye. Jae terdiam sesaat dan kelihatan cukup gugup. “Ummm, sa.. sa.. saranghae” seru Jae terbata. “Eee, mwo?” tanya Byul Hye. “nae yeoja chingugadoeeo jullae?” (buat yang ga tau ini judul lagunya DBSK ‘Will you be my girlfriend?’) tanya Jae. “Oh, kamsahamnida atas perasaanmu.” Jae hanya tersenyum mendengar kata-kata Byul Hye. “Hajiman, mianhe Jae Joong” lanjut Byul Hye. Senyum Jae hilang dari wajahnya. “Aku tidak bisa. Karena kau tidak benar-benar suka padaku”
“Mwo?” jawab Jae keheranan. “Aku tidak bisa memberi alasan yang lebih detail. Kau harus bertanya pada hatimu mengapa aku berkata seperti itu. Mianhe” jawab Byul hye yang kemudian segera pergi meninggalkan Jae yang masih bingung.
Seminggu kemudian ujian sudah di mulai. Dan insiden buaya dan anak ayam itu itu terjadi pada hari pertama ujian. Pada jam istirahat setelah ujian pertama selesai. “Akhirnya satu masalah terselesaikan” seru Yoo Bin. “Dan masalah lain akan segera datang” timpal Yun Ho nyengir. “ Btw, belakangan Jae keknya murng banget” tanya Yoo Bin membalikkan badannya. Sementara Jae yang tiduran di meja hanya meliriknya sekilas.
“Wae?” tanya Yun Ho. “Anniyo” jawab Jae lemas. “Aku tau kau habis patah hati ya” goda Yoo Bin mendekatkan wajahnya ke Jae. Jae yang kesal karena Yoo Bin memang bener bangun dari posisi tidurnya. “Kau itu bisa tidak sih tidak menggang.....” omongan Jae terpotong. Wae? Tentu saja gara-gara accident kisu dengan Yoo Bin. “Ooops” seru Byul Hye dan Yun Ho bersamaan.
Segera saja tangan Yoo Bin melayang ke pipi kiri Jae. “Auww.... Kau ini kenapa sih sakit tau” protes Jae. “Kau masih tanya kenapa?” Yoo Bin mulai emosi dan teriak-teriak. Jelas ini mengundang perhatian seisi kelas. “Dasar ya buaya darat, baru kemarin nembak Byul Hye sekarang malah nyiu.....” omongan Yoo bin terpotong. Jae membekap (tepatnya sih nyubit mulut Yoo Bin sampe jadi monyong) mulut Yoo Bin sebelum dia mengucapkan hal memalukan lainnya.
“Mwo? Nembak Byul Hye?” tanya Yun Ho yang melirik Jae kemudian Byul Hye. Sementara Byul Hye sendiri berlagak pura-pura tidak tau. Sadar dia mengucapkan sesuatu yaang seharusnya tidak diucapkan, Yoo Bin jadi sedikit salting. “Dasar ya ni mulut ga bisa direm. Bener-bener kaya anak ayam aja” Jae mulai kesal
Tak terima dihina Yoo Bin melepas tangan Jae yang masih membuat bibirnya jadi monyong. “Enak aja anak ayam, dasar buaya darat.” “Emang anak ayam kerjanya. Cuma ciap ciap aja sepanjang hari ga da lain. Mirip kan sama kamu yang juga Cuma tau cuap cuap aja.” “Ulang coba” bentak Yoo Bin. “Anak ayam.” “Dasar buaya darat sialan” Yoo Bin mulai memukul Jae. Sementara Jae sibuk menahan tangan Yoo Bin. “Anak ayam.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Accidentally in Love ??? -- Chapter 4


Staring : TVXQ, Kim Yoo Bin, Lee Byul Hye, Kim So Eun, Jang Riin, Park Ji Soo
Author :Natthalie Loo

annyeong! Semua” Yoo Bin kembali ceria ketika sudah waktunya mereka pulang. Tinggalah Jae, Yun Ho, Su dan Min serta Ji Soo. “Kau tidak pulang?” tanya Chang Min pada Ji Soo. “Anniyo, aku harus ke tempat lain dulu.” “Oh, kalau begitu hati-hati ya” Yun Ho mengingatkan. “Ye, gomawo. Ka anneyeong” seru Ji Soo dan berlalu pergi.
Belum juga  5 meter Ji Soo berjalan dia sudah digodain sama 2 cowo tak dikenal. “Annyeonghaseo nona cantik, bagaimana kalau jalan dengan kita.” “Maaf tuan-tuan aku sibuk.” Yun Ho dkk yang belum beranjak dari tempat yang tadi melihat itu. Dan tentu saja pergi menolong Ji Soo.
“Ya, bisa berhenti mengganggunya. Dia bersama denganku.” Seru Yun Ho kemudian dengan segera menarik tangan Ji Soo. “Hey, jangan sok jadi jagoan ya” seru cowo A. “Salah jika aku melindungi pacarku dari orang macam kalian?” jawab Yun Ho. Mendengar kata pacar Ji Soo jadi kaget. “Bisa apa kau kalo cuma sendiri?” tanya cowo B. “Penarkah aku bilang aku sendiri saja?” jawab Yun Ho. “Yo, Yun Ho perlu bantuan?” tanya Jae. “Bantuan menghajar orang-orang ini maksudnya” sambung Jun Su. Melihat kalah jumlah 2 cowok tadi langsung kabur.
“Aish, dasar pecundang” seru Jun Su. “Ji Soo mungkin sebaiknya kau kua antar saja” Saran Yun Ho. “Mwo? Anniyo, aku bisa sendiri.” “Lalu berakhir digoda seperti tadi?” tanya Chang Min. “ Soal itu....” “Sudahlah aku mengantarmu pulang ok” kata Yun Ho. Akhirnya kali ini Ji Soo mengalah dan membiarkan Yun Ho mengantarnya pulang.
Senin pagi Ji Soo berangkat ke sekolah dengan riang. “Annyeonghaseo Ji Soo sepertinya kau sedang senang” sapa Hee Chul. “Annyeonghaseo oppa” balasnya. “Saranghae” Hee Chul membuat simbol saranghae dengan kedua tangannya. “Yo, sweety” sapa Kim Bum. “What’s up?” tanya Ji Soo. “Bagaimana dengan ajakan kencanku yang kemarin?” tanya Kim Bum. “Anniyo.” “Wae yo?” “Hanya sedang tidak ingin. Lain kali saja. Ok.” Dan Kim Bum pun berlalu pergi.
“Ckckckck... Miss Ji Soo pagi-pagi sudah merayu orang. Dasar kegatelan” ejek sebuah suara. “Oh, annyeonghaseo ummmm..... giraffe sunbae” Ji Soo balas mengejek. “Ya, jangan kurang ajar. Kau pikir siapa kami?” “Mollayo. Ga penting” balas Ji Soo. “Dengar ya namaku itu Jessica dan hafal itu babo.” “Wae? Untuk apa di hafal?” “Kau minta dihajar ya?” gertak So He.
“Ada masalah Ji Soo?” Yoo Bin dan Byul Hye datang. “Huh, satu lagi orang sok muncul. Kuperingatkan kau jauh-jauh dari Jae Joong” hardik Jessica. “Tanpa kau bilang pun aku pasti akan jauh-jauh dari dia” jawab Yoo Bin. “Heran sekali kenapa Jae dkk mau deket-deket kalian sih” ejek So He. “Umm, mungkin karena terlalu cantik” jawab Byul Hye dengan polosnya. “Jangan aku muntah.” “Annyeonghaseo” So Eun tiba-tiba muncul. Namun begitu melihat Jess dan So He cerianya jadi hilang. “Mending kita pergi aja Jess sebelum ketularan begonya mereka” saran So He. “Ok. Ka jyo.”
“Kenapa dengan mereka?” tanya So Eun ketika Jess dan So He sudah pergi.  “Mollayo. Kurang kerjaan kali” jawab Yoo Bin. “Ka jyo, kita ke kelas saja” ajak Byul Hye.
Sesampainya di kelas Yoo Bin langsung membuka pintu kelas. Namun ga disangka dari dalam kelas Jae juga ingin membuka pintu. “Waaa...” Jae dan Yoo Bin berteriak bersamaan karena kaget tiba-tiba di depannya ada orang, sampai membuat yang lain juga kaget. Reaksi pertama datang dari Jae. “Anak ayam sialan, jangan muncul tiba-tiba kaya setan donk” seru Jae.
Deg...  lagi-lagi suara jantung Yoo Bin jadi makin kencang. “Gwaenchanayo, gwaenchanayo. Calm down Yoo Bin. Kau baik-baik saja” batin Yoo Bin. “Ya, anak ayam kau dengar aku tidak sih?” “Seharusnya kau yang jangan muncul tiba-tiba dasar buaya” balas Yoo Bin. Tidak mau kalah Jae membalas dan sebaliknya. Sampai Hyo Ri saengnim yang mengajar bahasa inggris datang. “Ok, kalian berdua hari ini berkelahinya cukup sampai di sini. Sekarang masuk ke kelas dan aku akan memberikan ujian. “Mwo?”
Jam istirahat siang. “Aaaaaaaa...... ujiannya susah “ teriak Yoo Bin. “Makanya sering-seringlah baca buku inggris” saran Byul Hye. “Yah, menurutku gampang kok” lanjut Chang Min disetujui oleh Yoo Chun dan Riin. “Yah, hanya orang bodoh saja kan yang menganggap ujian tadi susah” ejek jae. “Buaya lebih baik diam saja.” “Kau tidak menyangkal artinya kau memamg bodoh” ejek Jun Su. “babo” tambah Yun Ho. “Jeongmal babo” Jae menambahkan.
“Kenapa kalian juga harus ikut-ikutan si buaya ini sih.” “Sudah-sudah dari pada ribut mending kita ke kantin aja. Abis peras otak waktu ujian aku jadi manhi baegopayo” seru So Eun “Aish, wae di otakmu hanya makan saja? Tidak ada yang lain kah?” ejek Ji Soo.
Sementara menuruni tangga Chang Min buka suara. “Aku jadi ingin tau kenapa Yoo Bin memanggil Jae dengan sebutan buaya?” “Umm, ne. Yoo Bin dijuluki anak ayam karena dia cerewet kan. Tapi kenapa bisa Jae jadi buaya ya. Aku tidak ingat. Ada yang ingat?” seru ji Soo.  Dan semua geleng kepala. “Aku sendiri tidak ingat. Buaya kalau kau” seru Yoo Bin.
“Untuk apa mengingat hal yang tidak pentig” Jae berjalan melewati Yoo Bin. “Itu penting babo” ejek Yoo Bin. “Bagimu tapi bagiku anni...” ketika Jae berbalik kata-katanya terhenti. Lagi-lagi Yoo Bin tidak memperhatikan jalannya ketika menuruni tangga dan tersandung kakinya sendiri., dan jatuhlah dia.  “Kyaaa...” 
Untungnya Jae yang berada tidak jauh di depannya cukup sigap dan menangkapnya. Dan untungnya mereka tidak sampai jatuh terguling-guling atau gimana. But tidak tau kenapa bisa terjadilah sesuatu diluar dugaan. Cup..... Tanpa disengaja bibir mereka berdua bersentuhan dengan posisi masih berdiri mematung dan ga sadar. Barulah ketika ada suara yang memanggilnya baru dia sadar.
“Yoo Bin kau tidak gwen....” seru yang lain.  Yoo Bin sadar dan dengan segera mendorong Jae kuat-kuat sambil berteriak “Dasar buaya.” Ah.... ” seru Yun Ho. Yoo Bin segera berlari pergi. “Ya. Yoo Bin a” Byul Hye dll mengejarnya. Jun Su dan Chang Min membantu Jae  berdiri. “Sialan keras sekali dia mendorongku” seru Jae. “Aku ingat. Panggilan buaya itu karena kisu” seru Yun Ho. “Mwo?” seru lainnya.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
v