Impressive Girls -- 13 ANTARA CINTA DAN PERSAHABATAN


Pagi ini Lola bangun dengan enggan. Tepat waktu sih tapi dengan sangat malas. Lola berjalan sempoyongan menuju kamar mandi. Menyalakan shower kemudian mandi dengan pelan, sambil memikirkan kejadian kemarin.
“La, tunggu La” Kyo menarik tangan Lola. “Lepasin aku bisa ga?” Lola berbicara dengan nada tenang yang cukup mengherankan. “La, kamu ga usah mikirin yang tadi.” “Antar aku pulang” jawab Lola masih dengan nada tenang. “La, jangan uring-uringan karena cowok ga jelas kaya gitu donk” Kyo berusaha menghibur. “Aku mau pulang Kyo” jawab Lola. “Lola, dengerin aku…” “Kamu mau anterin aku pulang atau aku harus pulang sendiri?” kali ini Lola sudah mulai kesal. Akhirnya Kyo mengalah dan segera mengantar Lola pulang.
Lola makan pagi dengan sangat pelan, sampai membuat mamanya heran. “Kamu kenapa La? Sakit? Kalo sakit ga usah ke sekolah.” “Emm.. Ga kok ma, cuma lagi males aja. Lola berangkat ya” seru Lola beranjak pergi tanpa menghabiskan makan paginya. “Lola kenapa ya, ga biasanya dia gini. Mudah-mudahan dia ga kenapa-kenapa nanti” seru mama Lola cemas.
Lola hari ini enggan naik motor ke sekolahan, dia memilih naik angkot. Walaupun Lola berjalan lambat menuju tempat biasanya dia ngambil angkot, tapi Lola ga telat sampai di sekolah. Malah masih sempat ngobrol selama 15 menit kalau dia mau.
Namun sebelum memasuki pintu gerbahng, Andrew yang udah nungguin Lola menahannya. “La bisa bicara sebentar?” Lola hanya mengangguk tanda setuju, kemudian mengikuti Andrew ke perpus.
“La aku mau ngejelasin masalah yang kemarin” Andrew mengawali pembicaraan. “Aku dan Lluna itu gad a apa-apa. Kita Cuma jalan biasa aja, kayak kamu dan Kyo.” “Aku dan Kyo ga semesra kalian” jawab Lola. “Ya, a… aku tau. Tapi beneran we just friends. Aku cuma minta tolong ama Lluna.” “Minta tolong apaan?” tanya Lola. “Buat beliin kamu ini” Andrew menyodorkan sebuah kotak ke Lola. Ragu Lola mengambil kotak itu dan membukanya.
Di dalamnya ada sebuah kalung dengan mata kalung berbentuk kupu-kupu yang amat manis. Rasanya tidak cocok dikenakan Lola yang tomboy. Itulah yang ada di pikiran Lola, tapi mau tidak mau Lola tersentuh juga. “Manis banget” seru Lola. “Yah, kemarin sih Lluna milih yang motif salib besar gitu, katanya cocok sama kamu. Tapi aku lebih suka ini dan Lluna juga bilang bagus” jawab Andrew.
“Thanks ya” seru Lola tersenyum tipis. “Kamu maafin aku?” tanya Andrew. “Umm.. Tapi aku masih butuh waktu buat mikir” seru Lola kemudian segera beranjak pergi sebelum ditanyai lebih lanjut lagi.
Di kelas Lola yang masih aja lesu udah ditungguin ama Lluna. “Yo Lola kok lesu” Ceries nyamperin Lola sebelum Lola duduk di tempatnya. “La kita bisa ngomong bentar” Lluna memohon. “Da paan nih, kok tegang banget?” tanya Ceries yang emang ga tau masalah. “Silahkan” jawab Lola. “La yang kemarin itu bener-bener Cuma salah paham. Aku ga bermaksud La” seru Lluna. “Aku tau Andrew udah ngomong kok” jawab Lola.
“Jadi kamu maafin aku?” tanya Lluna. “Umm.. Tapi aku masih pengen mikir soal sesuatu yang lain.” “What happen sih?? Aku bingung nih” seru Ceries. Sementara Erine masih saja menutup mulut. “La, aku…” Lola memotong kata-kata Lluna. “Aku tau Na, kamu bukan tipe yang kayak gitu. Aku kenal kamu bahkan mungkin lebih baik dari pada yang kamu pikir. Dan aku ngerti, cuman masih ada yang perlu aku pikirin. Jadi please kasi waktu sebentar. OK?” jawab Lola. “OK” seru Lluna pelan.
Lola beranjak dari kursinya dan keluar dari kelas. “Aku hari ini mungkin bakal bolos seharian” serunya. “Ini ada apaan sih?? Ngomong donk ngomong..” seru Ceries kesal. “Lola dan Kyo ngeliat Lluna dan Andrew jalan bareng sambil pegangan tangan” jawab Erine. “What??” seru kaget Ceries. “Aku juga kebetulan liat. Kamu juga tuh Na kalo tau salah jangan dilakuin donk” sambung Erine. “Kejadian juga deh” batin Ceries.
“Udah Na, jangan dipikirin. Aku tau kamu bukan sengaja, dan aku yakin Lola juga tau. Yah walaupun kamu emang salah sih. Jadi biarin dia tenangin diri dulu.” hibur Erine. “Ya tapi Rin. Akunya kan gak enak sama Lola” jawab Lluna. “Udah, Lola juga dah bilang kamu dimaafin. Ya udah, dia lagi banyak pikiran kali. Tapi lain kali jadi orang mikir-mikir dulu kalo mau bertindak oon” Ceries mendorong kepala Lluna dengan telunjuknya.
Lola membaringkan dirinya di lantai di atap sekolahan. Memandangi langit biru yang cerah, dan berpikir tentang dia, Andrew dan Lluna. “Aku ga ngerti deh kenapa aku ga bisa marah pada mereka berdua. Sakit sih, pastinya tiap orang yang ngeliat pasangannya jalan dengan temannya pasti ngerasa sakit. Tapi ini agak beda, rasa sakitnya beda. Tidak dalam dan membekas, lebih tepatnya hanya merasa dikecewakan. Tapi kok bisa gitu yah” batin Lola.
Lola semakin lama semakin ga ngerti jalan pikirannya. Dia masih ga ngerti, masih ga tau seberapa besar rasa sukanya pada Andrew. Demikian juga sebaliknya. Rasanya berbeda seperti waktu dengan kak Dixon dulu, sangat berbeda. Itulah yang ada di pikiran Lola saat ini. Lola terus dan terus berpikir, menutup matanya dan menelusuri alam pikirannya. Untuk menemukan jawaban atas kebimbangannya. Karena dua orang yang dipikirkannya cukup berarti bagi dirinya. Yang satu pacarnya dan yang satunya sahabat baiknya.

***
Jam istirahat siang Lluna berjalan lesu ke kantin, didampingi oleh Ceries dan Erine. “Ada yang tau Lola ke mana?” tanya Kyo yang muncul tiba-tiba. Dia di jawab dengan gelengan kepala dari ketiga teman Lola. “Na, masa kamu ga berusaha mencari dia sih” Kyo seolah mengejek Lluna. “Kyo, Lola bilang dia pengen sendiri. Klo udah begitu artinya Lola bener-bener ga mau di ganggu” seru Erine. “Hah…” Lluna menghela napas merasa bersalah.
“Woi, kalian ngapain lama banget sih” seru Lola seperti biasanya begitu 4 orang ini sampai di kantin. “Aku udah karatan dan kelaparan nungguin kalian” seru Lola seperti biasanya. “Kamu dah ga pa-pa La?” tanya Kyo. “Memangnya aku kenapa?” tanya Lola. “La….” Seru Lluna lesu. “Kamu kenapaan sih Na. lesu amat. Senyum donk senyum” Lola mencubit pipi Lluna, memaksanya untuk tersenyum. Mau tidak mau Lluna tersenyum juga.“Yuk, pesen makan. Lapar nih” sambung Lola. “Let’s go” sambung riang Ceries.
“Lola” panggil Andrew. “Aku nyariin kamu dari tadi” Andrew mendekat. Tapi sebelum mendekat, Kyo menghalangi Andrew. “Kamu ngapain masih nongol depan Lola” seru Kyo kesal. “itu urusanku, bukan urusanmu” jawab Andrew tegas. “Kalian berdua jangan berkelahi di sini donk” sergah Lola. “Heh, nih orang bener-bener ga tau malu yah” lanjut Kyo. “So?”
“Bener-bener minta di hajar yah” Kyo tiba-tiba aja langsung mukul Andrew. “Kya…” teriak yang lain. Kesal Andrew bales mukul Kyo, dan terjadilah perkelahian. “Kalian berdua stop” Lola berteriak menghentikan mereka. Kesal karena ga didengar, Lola berusaha masuk di tengah-tengah mereka. “Aku bilang stop” teriak Lola begitu berhasil.
“Kyo ini urusan aku sama Andrew, tolong kamu jangan ikut campur” seru Lola begitu mereka berhenti. “Tapi La..” “Kyo, ga da tapi-tapian. Drew aku perlu bicara sama kamu” seru Lola. Andrew mengikuti Lola ke sisi lain dari kantin.
“La, aku bener-bener minta maaf soal kemarin” Andrew memulai pembicaraan. “Drew, aku udah maafin kamu. Lagian kamu ga bener-bener salah kok” jawab Lola. “Maksudnya?” “Aku juga salah, karena asal nerima kamu tanpa bener-bener mikir tentang perasaan kita.” Melihat Andrew masih bingung, Lola melanjutkan penjelasannya. “Aku akhirnya sadar kalo aku cuman ngefans sama kamu Drew, ga bener-bener suka. Begitupun denganmu.” “La aku suka sama kamu.” “Ga Drew, kamu ga bener-bener suka sama aku. Dan aku tau itu.”
Andrew ga tau lagi mau bilang apa. Kemudian Lola mengeluarkan kotak yang tadi di berikan sama Andrew, dan menyorongkannya kepada Andrew. “Berikan kepada orang yang memang cocok dan pantas memakainya. Berikan pada orang yang bener-bener kamu suka.” “Tapi, La..” “Pikir aja lagi nanti. Lalu dengan ini aku menyatakan kita putus.” seru Lola tenang. “Yah, tapi aku berharap kita masih bisa berteman seperti biasa. Dan aku harap kamu juga masih bisa berteman sama Lluna dan Kyo. Ok?” Andrew hanya bisa mengangguk saja sebagai jawabannya.
“Ok, kalau begitu saatnya baikan sama Kyo dan Lluna kurasa.” Lola berdiri dari kursinya. “Dan hanya sekedar pemberitahuan, aku mungkin lebih suka kalung model salib yang bakal dipilihkan Lluna” sambung Lola. Hal ini membuat Andrew tertawa kecil, menghela nafas pendek setelahnya, kemudian berdiri dari tempatnya duduk. “Yah, kurasa cukup cocok untukmu” serunya membuat Lola tersenyum.
Mereka berdua datang menghampiri Kyo beserta teman-teman Lola yang lainnya. “Ok, Kyo sekarang berdiri” perintah Lola. Dengan enggan Kyo berdiri berhadapan dengan Andrew. “Ok, sekarang salaman” seru Lola. “Nani?” seru kaget Kyo. “Shake hands please” sambung Ceries dari belakang. “Kenapa harus kek gitu sih La?” Kyo kesal.
“Karena kalian harus baikan dan berteman seperti biasanya” jawab Lola. “Dame, ga mau” seru Kyo melempar pandangan kesal pada Andrew. “Salaman cepat” paksa Lola. Tapi Kyo tidak bergeming juga. Akhirnya Andrew duluan yang mengulurkan tangan. Hal ini jelas membuat kaget Kyo. “Sorry” seru Andrew. Kyo hanya melihat tangan dan wajah Andrew bergantian, seolah curiga. “Nah, Kyo tunggu apa lagi?” seru Erine.
Dengan enggan Kyo menyambar tangan Andrew. “Lain kali ga ku maafin” seru Kyo. “Ga da lain kali kok” balas Andrew. “Jangan sok perfect deh, mana ada yang tau kan” balsas Kyo. “Aku pastikan ga ada lain kali. Soalnya kita dah putus” seru Lola ringan. “Eh” seru kaget yang lannya. “La..” Lluna berniat protes. “Ga terima complain” Lola menghentikan omongan Lluna.
“ini keputusanku dan atas keinginanku. Bukan karena yang kemarin atau karena hasutan siapa pun juga. Ok” sambung Lola.”Sekarang Andrew sama Lluna salaman” Lola melanjutkan. Dengan enggan Lluna mengulurkan tangan. “Nah, sekarang semua masalah udah beres khan. Jadi mari kita makan” seru riang Lola. “Emang ga da yang lain di otak kamu selain makan La” tawa Ceries. “Laper soalnya” Lola membuat wajah aneh membuat semua orang tertawa kecil. “Dasar Lola” sergah Erine.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
v