Impressive Girls -- 9 KONFLIK MENJELANG PENSI, PERSIAPAN PENSI DAN HAL-HAL NYEBELIN LAINNYA PART 2

Original Story by Ghee
Rewrite by Natthalie Loo


Ga buang-buang waktu, Kyo segera ke kelas Debbie. “Hello Deb” sapanya. “Eh, kak Kyo. Ada paan? Debbie balas naya. “Boleh bicara sebentar di tempat lain? Kamu boleh bawa temen kamu juga kok” kata Kyo sesuai instruksi Lluna biar ga ada kesan mereka mau ngeroyokin Debbie. Debbie yang sepertinya ngerti maksud Kyo mengiyakan dan menagajak 2 temannya.
Kyo membawa Debbie ke halaman belakang tempat yang lainnya lagi nunggu. “Yo” sapa Ceries begitu mereka nyampe. “Apa-apaan nih, kok tiba-tiba main keroyokan” sahut teman Debbie yang namanya Mira. “Cowo-cowo hanya sebagai penonton. Jadi 3 lawan 3 kan” sahut Lluna. “Nah kita mulai aja ya. Aku pengen nanya, waktu Lola jatuh kemarin kamu ada di lokasi kejadian kan?” tanya Erine baik-baik.
“Kamu nuduh Debbie gitu?” tanya teman Debbie yang namanya Cory. “Sori, ya non tapi kita ga nanya sama kamu”  jawab Erine dengan tenang. “So” tanya Ceries. “Emang aku yang ngedorong dia, lantas kenapa?” jawab Debbie. “Deb kamu beneran” seru Kyo. “Emangnya kenapa? Dia nyebeli  banget soalnya, apalagi kemaren itu...” omongan Debbie terputus oleh seruan Kyo. “Deb.”
“Apapun masalah kalian kita ga tau, tapi yang jelasnya kamu harus minta maaf sama Lola” kata Lluna. “For what?” seru Debbie yang bikin kesel aja. “For what? Kamu udah nyelakain orang lain, tapi masih bilang for what?” kata Ceries setengah berteriak tanda mulai emosi. Tiga orang cowo yang dari tadi no comment aja akhirnya ada perwakilan buat ngomong. “Ga pernah diajar tata krama ya? Di mana-mana orang yang bersalah ya minta maaf. Sudah bagus cuman minta maaf, dari pada kita suruh ke polisi tau” seru Andrew.
“Cowo-cowo bisa pada pergi aja ga?” seru Lluna. “Hah” seru kaget Viggo. “Oi.. oi... oi kalian ga bermaksud berkelahi kan?” tanya Kyo. “Berikutnya itu urusan perempuan. Jadi tolong tinggalin aja kami” seru Erine. “Oi...” seru Andrew namun langsung di potong sama Lluna. “Tolong.” Andrew menatap Lluna tajam demikian juga sebaliknya. “Jangan bikin masalah kalo gitu” seru Andrew dan berlalu pergi. “Oi, Drew” panggil Kyo. “Aku juga pergi aja” seru Viggo. “Oi Go, masa kamu juga sih?” tanya Kyo.
 “Mereka lebih hebat dari yang kamu  pikirin, tanpa cari masalah juga pasti beres kok. Jadi yuk pergi” seru Viggo menarik Kyo pergi. “Ya, tapi.” “Ga ada tapi-tapian” seru Andrew menunggu 2 temannya ini. Kemudian Andrew pun membantu Viggo menarik Kyo pergi. Setelah mereka pergi Debbie mulai ngomong dengan sikap nyebelin lagi.
“Mau pake kekuasan nih, mang kalian pikir kalian siapa?” serunya. “Ato mo pake kekerasan” seru Mira. “Maaf ya, tapi kita ga perlu pake cara curang seperti kamu” Ceries melotot ke Debbie. “Jadi mau kalian apaan?” tanya Debbie. “Udah jelas minta maaf sama Lola. Apa sih susahnya minta maaf” seru Erine. “Ga bakalan. Orang dia yang bikin salah ama kak Kyo” sanggah Debbie. “Urusannya dengan Kyo bukan urusan kamu. Kyonya aja ga ada masalah sama sekali sama Lola tuh” seru Ceries jengkel.
“Bukan urusan kamu” Debbie pelototin Ceries. “Kalo gitu urusan Kyo dan Lola juga bukan urusan kamu” balas Lluna. Lluna mendekat ke arah Debbie dan teman-temannya. “Mau apa kamu?” tanya Cory agak panik. “Denger ya kita bisa bikin kamu nyesel atas omongan kamu dan kelakuan kamu yang nyebelin itu” lanjut Lluna.
“Emang kalian punya kuasa apa? Gimana caranya coba? Ga ada saksi yang ngeliat kau kok” kata Debbie merasa menang. “Mau pake kekuasaan orang tua ya? Ga bisa pake tenaga sendiri toh” ejek Cory. Mendengar hal ini tentu saja membuat yang lainnya marah. “Aku kasih tau kalian ya. Kita tanpa pake kekuasaan ortu atopun kekuasaan OSIS dan kelompok, pasti akan bisa ngebuat kalian di skors  ato bahkan dikeluarin untuk masalah Lola” seru Lluna marah.
“Ouw yeah, buktiin dulu donk baru ngomong” seru Debbie. “Liat aja tanggal mainnya. Kita bakal pastiin itu terjadi” kata Ceries marah. “Saksi aja ga ada, gimana caranya coba” seru Mira ngejek. “Pake ini nih” Lluna menunjuk kepala Debbie dengan telunjuknya. “Jangan jadi murid kalo ga ada otak buat belajar” ejek Lluna. meski kesal diperlakukan seperti itu Debbie dkk tetap aja dengan gaya nyebelinnya tertawain Lluna, Erine dan Ceries. “Yang tertawa terakhir yang akan jadi pemenang” seru Erine yang menghetikan tawa Debbie ddk. Kemudian Lluna, Erine dan Ceries segera pergi dari situ.

***

Rapat dadakan dibuat di rumah Lola sepulang sekolah. “Heh, kalian mau ngerjain si Debbie?” tanya Lola. “Ya iya lha, secara dia keterlaluan penyebab kamu dikurung di rumah selama 5 hari” jawab Viggo yang juga ikutan misi kali ini. “Sori deh La” seru Kyo merasa bersalah. “Kyo ga harus minta maaf ini bukan salah kamu” seru Erine dibenarkan anggukan kepala Lola dan Ceries.
“Ok jadi kita mulai dari mana?” tanya Andrew. Semua orang langsung aja ngelirik Lluna, gudang ide ngerjain orang selama ini dan juga profokator kali ini. “Kenapa?” tanya Lluna. “Kenapa? Na jangan bilang kamu ga ada ide. Profokator untuk tidak menggunakan kekuasaan kita sebagai OSIS itu kamu kan, jadi harus ada ide” kata Ceries. “Ya kita harus cari saksi, itu aja yang kita perlukan kan” jawab Lluna. “Gimana?” tanya Kyo
“La boleh pinjam komputer?” tanya Lluna. “Pake aja” jawab Lola. Lluna beranjak dari tempatnya duduk ke depan meja komputer Lola. “Ngapain?” tanya Andrew. “Aku ingat semua yang ada di lokasi kejadian. Jadi aku mau cari data mereka” jawab Lluna. “Bukannya ga mau pake kekuasaan OSIS?” tanya Kyo. “Kata siapa aku mau pake data OSIS? Ga tuh. Biasanya juga aku ga pernah pake” jawab Lluna. “Jadi data yang biasanya kamu cari dapet dari mana?” tanya Ceries.
Lluna membalik dirinya dari hadapan komputer Lola. “Aku kan dah pernah bilang membobol database sekolah” seru Lluna ringan. “Hah, jadi yang kamu maksud membobol waktu itu bener-bener membobol?” tanya Erine dan dijawab dengan anggukan kepala Lluna yang udah menghadap komputer lagi. “Kalo pake netbook aku jadi lebih gampang soalnya udah ada beberapa program khusus sih” lanjut Lluna. “Ini sih namanya cyber crime” seru Andrew pelan. “Ah, Na. Komputerku ada passwordnya” seru Lola. “Telat udah kebuka dari tadi” jawab Lluna.
Yang lainnya mendekat berusaha melihat apa yang dilakukan Lluna, meski tak mengerti apapun. Dalam waktu kurang dari 10 menit Lluna sudah mendapatkan apa yang diinginkannya. “Ok, kita tinggal mewawancara mereka-mereka ini” sahut lluna menunjuk layar komputer. “Kamu yakin kalo mereka semua ada di tempat kejadian?” tanya Viggo. “Yakin 100%” jawab Lluna. “jadi sekarang waktunya bagi tugas” lanjut Lluna.
Hari ini dari pagi Lluna, Erine, Ceries, Andrew, Kyo plus Viggo introgasi para murid sesuai daftar buatan Lluna. Dan pada jam istirahat di tempat duduk biasanya mereka rapat.
“Ga ada perkembangan sama sekali” seru Ceries kesal begitu duduk. Semuanya duduk dengan wajah lesu tanda kalo mereka juga belum ada perkembangan. “Sampe saat ini udah 5 orang aku tanya, tau ga mereka jawab apa?” kata Kyo. “Kalo cewe pasti jawabannya ‘Dari pada ngerjain hal ga guna mending jalan ama aku aja’” seru Viggo disetujui anggukan kepala Kyo. “Sama” seru Lluna dan Erine kompakan. “Cowo juga ada yang ngomong gitu kok” seru Andrew merasa jijik.
“Kok lesu amat sih tampangnya” seru sombong Debbie tepat saat makanan pesanan mereka diantar. Ngeliat kedatangan nih mahluk nyebelin, otomatis tampang mereka semua jadi kesal. “Ternyata ga bisa pake kekuatan sendiri untuk maju ya” ejeknya. “Orang gila ga usah dipusingin” kata Lluna lantang. Semua kemudian langsung sibuk dengan makanan mereka masing-masing sambil ngerumpi ria tanpa memperdulikan kehadiran Debbie dkk. Setelah kesal karena dicuekin akhirnya Debbie dkk pergi juga.
“Rese banget sih tuh orang” seru Viggo. “Dari pada kesal sama orang lain mending kita susun pertanyaan aja buat interogasi selanjutnya” kata Erine sambil ngeluarin daftarnya. “Ini sudah, terus yang berikutnya...” Erine terbelak melihat nama yang tertera pada daftarnya. “Kenapa Rin? Kek abis liat setan aja” ejek Kyo melihat ekspresi Erine.
Penasaran dengan daftar Erine, Ceries langsung merebutnya dari tangan Erine. “Eh, Ceries balikin” seru Erine kaget. “Michael William Balfe? Michael anak kelas 3 yang pernah kamu bilang?” tanya Ceries dengan senyum aneh. Erine sama sekali tidak menjawab, tapi dari mimiknya Ceries tau kalo dia benar. “Pintar Na” seru Ceries ke Lluna. Lluna membalas dengan membentuk simbol peace dengan jari telunjuk dan tengahnya.
“Lluna curang bagian kelas 3 kan kerjaan Viggo sama Andrew. Kok diopor ke aku” protes Erine sedikit manja. “Sengaja” jawab Lluna ringan. “Lluna jahat” Erine memukul lengan Lluna. “Kenapa mangnya Rin? You like him? Kalo ia entar aku sampein salam kamu deh, kita 1 kelas kok” tambah Viggo. Erine kaget mendengar kata-kata ‘you like him’ dari pernyataan Viggo. Wajahnya langsung aja berubah jadi merah kaya kepiting rebus. “Heh, beneran Rin?” tanya Kyo. “Gampang banget ditebak” tambah Andrew.
Mendengar semua itu wajah Erine jadi tambah merah aja. “Udah dong. Jangan ejek aku mulu” protesnya sedikit manja. “Pucuk dicinta ulampun tiba, orangnya nongol tuh Rin” kata Ceries tertawa ngejek. “What?” seru Erine. Erine kemudian mengikuti kode mata Lluna. Begitu melihat orang yang dimaksud, Erine jadi kaget.”Ha...” Erine berbalik. “Oh My Gosh aku musti ngapain” seru Erine mulai tegang. “Samperin dan introgasi dia” Viggo berkata dengan semangat. “Ta..tapi” Erine mulai gugup. “Udah sana” Lluna mendorong Erine pelan.
Akhirnya Erine pun berdiri dari kursinya. Baru juga berjalan 3 langkah Erine berbalik melihat yang lain dengan muka memohon biar yang lain gantiin dia. Tapi justru Ceries mengibaskan tanganny isyarat untuk maju. Kyo memberi semangat dengan mengepalkan tanggannya dan berbicara pelan “Ganbatte.” Sementara Andrew memberi tanda ok dengan jarinya.
Setelah menghela nafas cukup panjang, akhirnya Erine menghampiri Michael yang lagi berdiri di counter makanan lagi berpikir mau makan apa. Dengan agak gugup Erine mendekat dan membuka mulutnya. “Emm, anu permisi.” Orang yang dimaksud berbalik memandangi Erine. “Kak Michael kan?” tanyanya. “Ya” jawab Michael menganggukkan kepala. “Boleh ngomong sebentar ga?” tanya Erine lagi. “Boleh, tapi ga enak juga ngobrol sambil berdiri di sini. Gimana kalo duduk di tempat kosong aja?” tanya Michael. “Ok” Erine mengangguk.
Setelah mendapat kursi kosong, Michael memulai pembicaraan. “Erine jadi pa yang pengen kamu bicariin?” tanya Michael. “Ha, kakak tau nama saya?” “Siapa sih ga kenal SCELLo. Anak kelas 1 yang baru masuk 3 bulan ini juga udah pada kenal, walopun ga semuanya sih. Apalagi aku yang udah kelas 3” jawabnya. “Oh” seru Erine. “Gimana dengan Lola? Udah sembuh?” tanya Michael. “Udah sih, tapi masih perlu istirahat katanya. Makanya aku mewakili Lola pengen nanya sesuatu” kata Erine. “Apaan?”
“Gini katanya waktu dia jatoh ada yang dorongin dari belakang” kata Erine. “Masa sih?” Michael keliatan kaget. “Sori sebelumnya ya kalo cara nanya aku ga bener ato bikin kakak marah, kalo ga salah kakak ada di sekitar TKPkan? Kakak ada liat orang yang dicurigai ga?” “Kenapa aku musti marah kalo cuman ditanya kaya gitu. Aku emang di sana, tapi ga liat pa-apa tuh” jawab Michael.
“Oh, gitu ya. Makasih ya kak untuk infonya” balas Erine. “Oh, ia tunggu bentar Rin” pangggil Michael ketika Erine baru aja mau berdiri. “Kenapa kak?” “Lola kan ga masuk, sementara draft kegiatan per kelas untuk pensi kan terakhir dikumpul hari ini. Aku kasih ke kamu aja ya? Kamu anggota OSIS juga kan?” tanya Michael. “Oh, ia boleh kok” Erine menerima selembar kertas yang diserahkan Michael. “Kalo gitu aku duluan ya kak” kata Erine.“Ga usah manggil kakak lah, terlalu formal. Panggil Mike aja.” Erine hanya tersenyun dan mengangguk pelan kemudian pergi dan bergabung dengan teman-temannya.
Nah, untuk mempersingkat waktu. Tiga hari kemudian rapat sepulang sekolah diadakan di rumah Lola. “Ga ada harapan sama sekali” seru Ceries kesal. “Ck, kita mau sampai kapan gini sih. Ga ada yang jelas sama sekali” sambung Kyo. Mereka semua menarik nafas dengan kompak banget meratapi perkembangan kasus Lola yang ga ada kemajuan. “Ck, kalo gini nih kita bakal terus-terusan di ketawain sama Debbie” seru Ceries yang kemudian di balas dengan helaan nafas semua orang kompakan.
Udah sekitar sejam mereka semua duduk meratapi nasib di kamar Lola. “Ah, udah jam 3.30. aku mau balik duluan ya aku mau jemput kakak di airport nih” seru Lluna tiba-tiba kemudian beranjak dari tempatnya. “Aku antar” kata Andrew karena hari ini Lluna ga bawa mobil. “ga usah aku naik taxi aja deh” balas Lluna. “Naik motor lebih cepat dan lagian gratis” balas Andrew. “Ya udah. Bilangin ke Lola ya kalo aku pulang duluan” seru Lluna pada yang lain karena Lola lagi mandi.
Tepat ketika baru saja Lluna kedengaran keluar dari pintu pagar depan, Lola masuk ke kamar. Melihat anggota timnya ga lengkap Lola bertanya. “Lho, kemana si Lluna?” “Pulang, katanya mau jemput kak Fred di airport” jawab Erine. “Oh, terus kalo si Andrew?” tanya Lola lagi. “Nganter Lluna” jawab Viggo ringan. “Eh” seru Lola agak heran.
Kemudian pada keesokan harinya semuanya menjalani hari dengan lesu dan sibuk. Perhatian mereka terhadap kasus Lola sedikit teralihkan karena harus mengurus PENSI. Sekedar info mereka semua anggota OSIS, termasuk juga anak baru seperti Ceries, Kyo,Andrew dan Viggo. Kok kenapa bisa begitu? Mereka termasuk anak baru kan kok bisa jadi anggota OSIS? Bisa aja karena memang pemilihan anggota OSIS belum lama setelah Kyo, Andrew dan Ceries masuk. Alasan lainnya karena Lola adalah ketos.
Tapi mereka jadi teringat lagi pada kasus Lola saat pulang sekolah. Tepatnya setelah seseorang nyamperin Lluna, Ceries dan Erine di parkiran. “Emm, a..anu” seorang cewe berseru kecil dan terbata-bata. Tapi 3 orang yang dimaksud malah noleh kiri-kanan mencari orang yang nih cewe ajak bicara. “Sori ngomong ama kita?” tanya Ceries. Cewe itu hanya mengangguk saja sebagai jawabannya. “Ada apaan ya?” tanya Erine. Cewe itu ngangkat kepalanya dan berkata “Soal kak Lola” katanya. Perkataan ini cewek makin membuat  yang lainnya penasaran, emang kenapa dengan Lola?

***

Pertemuan mendadak diadakan di rumah Lola dengan anggota tim investigasi lengkap, plus cewek aneh yang nyamperin Lluna, Ceries dan Erine tadi siang. Cewek ini duduk dengan gelisah. Alasannya banyak aja, gugup karena dikelilingi orang-orang keren yang terkenal di sekolahan. Atau gugup karena posisinya seperti sedang dikeroyokin sama mereka semua.
“Jadi nama kamu Melody, anak kelas X-1?” tanya Kyo. Melody hanya mengangguk menjawab pertanyaan Kyo. “Trus kamu bilang ngeliat orang yang ngedorong Lola?” tanya Viggo. Melody lagi-lagi hanya mengangguk untuk menjawab Viggo. Ga suka cara Melody menjawab, Andrew memukul meja dengan agak keras dan berkata. “Kalo ngomong yang jelas.” Melody yang kaget jadi makin ciut saja.
“Ok, stop sampe di sini. Cara kalian bertanya itu malah bikin  Melody tambah takut tauk. Ga bisa ngomong baik-baik apa? Kamu juga Drew ga usah pake acara pukul meja segala” protes Lola. Memang sih cara mereka ngintrogasi Melody sedikit kelewatan, palagi tampang mereka udah kaya preman aja. “Ok, tadi kamu bilang tau orang yang ngedorong Lola. Ia kan? Bisa kasi tau siapa?” tanya Lluna dengan agak lembut. “Aku ga begitu ingat mukanya, kalo aku ngeliat orangnya aku pasti tau” jawab Melody gugup.
Lluna membuka netbooknya, dan dalam waktu 5 menit memnyodorkan netbook itu ke Melody. “Apa ini orangnya?” Lluna memperlihatkan foto Debbie. Melody melihat dengan teliti tapi tampak bingung. Lluna mengambil netbooknya dan mencari foto lainnya. “Salah satu dari mereka mungkin?” tanyanya lagi. Namun lagi-lagi Melody hanya melihat dengan bingung, tapi kemudian mengangkat tangannya ke layar. “Kayaknya mirip yang ini deh” menunjuk foto Debbie.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
v