Impressive Girls -- 10 KONFLIK MENJELANG PENSI, PERSIAPAN PENSI DAN HAL-HAL NYEBELIN LAINNYA PART 3

Original Story by Ghee
Rewrite by Natthalie Loo



Besoknya di sekolahan pada jam pertama pelajaran anggota SCELLo lengkap plus Viggo, Kyo, Andrew, Melody dan Debbie dkk, sekarang lagi menjalani sidang di ruang kepsek. Sidang apaa? Kasusnya Lola? Itu jadi agenda sidang yang kedua, agenda sidang pertama adalah perkelahian antara SCELLo dan Debbie dkk. Berkelahi? Kok bisa sih? Nah untuk itu mari kita flashback ke sekitar 1 jam yang lalu.
Hari ini akhirnya Lola masuk sekolahan juga. Hari ini SCELLo lagi-lagi ke sekolah bareng dengan Erine sebagai sopir hari ini. Semuanya berjalan seperti biasa pada awalnya, semuanya dijemput satu persatu oleh Erine, ke sekolah dengan ribut dan parkir di tempat biasa. Nah masalah datang ketika si Debbie dkk yang berjumlah 4 orang menyapa Lola dkk.
“Udah masuk toh kirain udah KO”ejeknya diiringi tawa teman-temannya. “Nih anak cari gara-gara yah” seru Lola. “Mau kamu apaan sih?” tanya Erine. “Jangan halangin jalan kita” seru Lluna. “Emang ini jalannya makmu? Ini milik umum tauk aku mau ngapain juga terserah. Ga ada otak ya, kalo anaknya ga ada otak apa lagi ortunya” ejek Debbie sambil nunjuk-nunjuk kepala Ceries yang tepat ada di depanya dengan agak keras.
Hal ini jelas saja membuat Ceries dan lainnya marah. “Nih, anak bener-bener cari gara-gara ya?” seru Ceries kemudian mendorong Debbie dengan keras sampai terjatuh. “Kalo berkelahi kita ladenin” sambung Ceries dengan tegas dan membuang tasnya ke tanah. Gerakan Ceries diikuti teman-temannya yang lain melihat Debbie dkk berniat membalas. Lola membunyikan semua jari-jarinya, Lluna melipat tangannya dan melihat lawannya dengan mata nantang dan Erine yang ngomong. “Kenapa juga aku harus ikutan?”
Dan akhirnya perkelahian pun terjadilah selama kurang lebih 15 menit. Kalo bukan Andrew, Kyo, Chris dan Viggo datang dan menjauhkan kedua kelompok ini, para guru pun ga bisa ngapa-ngapain. Selain menonton dan meneriaki mereka untuk berhenti tentunya. Dan sekarang di sinilah mereka berada, ruangan kepsek. Debbie dkk terlihat terluka di beberapa bagian, sementara SCELLo masih segar bugar hanya sedikit berantakan dan kotor.  Dengan demikian kita tau siapa yang jadi pemenang.
Bu kepsek melihat mereka dengan tatapan bingung campur marah. “Berkelahi gara-gara masalah Lola?” kata bu kepsek namun tak dijawab. “Apa kalian sadar, kalian berkelahi di halaman depan. Dilihat sama orang-orang yang lewat di depan sekolah. Apa pikiran mereka tentang sekolah kita?” bu kepsek tampaknya mulai marah. “Kalian bilang anak ini mendorong Lola sampai jatuh dari tangga. Benar?” lanjut bu kepsek. Semua mengangguk dan di sambung kata-kata dari Lluna. “Kita punya saksi kok bu.”
“Tapi kan bisa aja saksinya komplotan sama mereka” Debbie membela diri. Ini dia nih yang ditakutkan. “Benar juga” seru bu kepsek. “Tapi, bu Melody ga mungkin boong” kata Erine. Bu kepsek hanya menghela nafas saja dan kemudian berbicara. “Ya sudah kebetulan ada yang kaya gini, jadi kita bisa tes sisi tv baru yang dipajang di koridor.” “Sisi apa?” tanya Lluna. “Sisi tv” jawab bu kepsek.
Jam istirahat di tempat duduk yang biasanya. “Cape deh, kalo tau ada sisi tv baru yang dipajang di koridor ngapain kita kaya orang crazy nayain orang kiri kanan” seru Ceries.  Keputusan akhir bu kepsek menskors Debbie selama 2 minggu, dan untuk SCELLo bebas hukuman. “Kalian salah karena berkelahi di sekolah, tapi kalian lagi-lagi berhasil membuatku menghukum yang bersalah. Dan lagipula akan susah kalo anggota OSIS dengan posisi penting seperti kalian tidak mengurus pensi. Jadi pastikan pensi kita berjalan dengan baik” seru bu kepsek disertai senyum SCELLo.
“Tapi masa Debbie cuman di skors sih. Bu kepsek terlalu lunak ah, mustinya dikeluarin tuh
 ujar Lola tanda flashback selesai. “Dari pada itu  untuk ngerayain ini kita mau party di mana?” tanya Viggo hepi. “Terus persiapan pensinya gimana?” tanya Andrew menghilangkan senyum di wajah semua orang.
“Nooo.. Aku belum selesai ngumpulin sponsor dan bikin proposal” Lluna setengah berteriak menyambar netbooknya dan segera pergi. “Lucu banget sih” ejek Kyo. “Konsumsi kita gimana Kyo?” tanya Andrew yang tau ga ada yang beres dengan kerjaan teman-temannya. Kyo langsung saja berdiri dari tempatnya dan berkata. “Shit... Aku lupa, Hah... kenapa aku mesti jadi seksi konsumsi sih” segera pergi. Melihat Ceries dan Viggo ketawa-ketiwi Andrew bertanya lagi. “Dekor dan sound systemnya udah ada?” “Noo....” Teriak Ceries dan Viggo barengan dan segera lari.
“Malang bener nasib teman-temanku. Untungnya aku cuman humas kerjaan yang paling nyantai plus cuman ngurusin berkas aktivitas kelas” seru Lola mengejek teman-temannya dengan senyum soknya. “Iklannya?” tanya Andrew yang tahu iklan adalah kerjaan humas. Lola berbalik ke arah Andrew dengan muka aneh dan berteriak. “Nyaaaaaaa........” Trus kalo Andrew kerjaannya udah kelar belon? “Untungnya aku seksi keamanan jadi ga perlu persiapan” serunya pelan melihat Lola lari kalang kabut.
Akhirnya mereka semua menyibukkan diri dengan persiapan pensi yang akan di mulai 2 minggu dari sekarang. .Cari sponsor lha, cari makan buat konsumsi panitia, cari EO untuk dekor panggung dan minjem sound system super lengkap, bikin poster iklan dll. Termasuk juga nih persiapan Lola untuk jadi kandidat miss sekolah.
“Lola jalannya yang tegap” Ceries memukul punggung Lola. Lola hanya bisa pasrah saja dipukulin pake mistar plastik. Dalam rangka ikut kontes miss sekolah, Lola yang tomboi diberi les private gimana jadi seorang LADY yang bener sama Ceries. Dan hari ini , mata pelajaran pertama untuk jadi LADY di pensi adalah cara jalan dengan bener. “Coba ulang, jalan dari sana” Ceries mulai marah-marah karena dari tadi Lola ga pernah bener. “Santai aja kali Ris” seru Lola ga dipeduliin Ceries.
Lola dengan malas memulai lagi sesuai instruksi Ceries, belum juga mulai Ceries udah main pukul lagi. “Bokong dikencengin, perut diisep, dada dibusungin dan dagu sedikit diangkat” kata Ceries sambil memukul dan menarik dagu Lola sedikit. “Coba sekarang jalan, jangan sampai posisi badanmu berubah” seru Ceries. Sementara Erine hanya melihat Lola yang mondar-mandir di hadapannya dengan tersenyum geli.
Latihan dijadwalkan akan selalu diadakan di apartemen Ceries, selesai persiapan pensi di sekolahan. Belum juga sepuluh langkah yang Lola jalani, Ceries teriak lagi. “Lola kamu terlalu kaku, rileks sedikit.” “Gimana sih Ris gini salah gitu salah” protes Lola. “Udah jangan banyak protes. Ini udah hari ke-3 kamu latihan tau. Sapa juga yang tensinya ga naik kalo cara jalan yang bener aja gak tau. Ulang lagi” bentak Ceries.  “Galak amat sih” celoteh Lola.
Lola dengan pasrah ngulang lagi dari awal. Saking bosennya disuruh jalan mulu sama Ceries, Lola membuka mulutnya buat bicara sama Erine. “Rin, Lluna ke mana?” “Tau katanya sih ada urusan penting tuh” jawab Erine. “Eh, fokus ke depan dilarang balik kiri kanan” protes Ceries. Lola memasang tampang sebelnya dan Erine hanya ketawa aja. “Kenapa juga harus aku yang kepilih” protes Lola kecil.
Kriiingg.... Kriiinnggg... Kriiingg.... telpon rumah Ceries berbunyi. “What the, ngeganggu banget sih” gerutunya sambil berjalan mengangkat telepon. “Hello. What Lola? Bentar deh” seru Ceries kepada si penelpon. “La, Andrew” panggil Ceries. “Andrew” seru Lola heran dan menerima telpon wireless yang diserahkan Ceries.
“Kenapa Drew?” “Latihan kamu udah selesai?” tanya Andrew. “Belon, mang napa? Lagian kenapa ga telpon di hp aja?” jawab Lola. “Ga nyambung.Kalo gitu entar aku jemput deh.” “Heh, jemput?” seru Lola. “Aduh Drew kamu baik banget deh say. Mau donk dijemput sama kamu” ejek Ceries yang ngedenger omongan Lola. “Apa sih yang ga buat kamu La” sambung Erine mengejek Lola. “Berisik banget sih” tanggap Lola. Tapi sepintas Lola ngedenger Andrew tertawa kemudian berkata. “Ga usah Drew aku bawa motor kok” seru Lola. “Oh, gitu. Ya udah. Bye” kata Andrew. “Bye” balas Lola. “Bye.. bye honey” Erine dan Ceries kompakan ngejek Lola.
“Ni orang berdua rese banget sih. Diam dikit kenapa sih?” protes Lola. “Ok, hari ini sampe di sini dulu deh. Capek aku ngajarin orang bolot kek kamu. But tommorrow sebelum latihan kita beli high heels dulu buat kamu. Aku ga mau high heels aku pada patah semua gara-gara kamu pake latihan” seru Ceries. “What the hell? High heels? Aku ga mau pake high heels” protes Lola. “Sapa suruh ikutan miss sekolahan” jawab Ceries
Pertengkaran hari ini tentang high heels dimenangkan Ceries. Maka karena itulah Lola menstater motornya dengan mulut manyun. “Sialan deh si Chris awas nanti ya” celoteh Lola sendiri. “Untuk menghilangkan stres pergi aja ke pasar malam La. Ini udah jam 6 kan pasti udah buka” saran Erine. “Boleh juga, kamu ikut kan Rin?” tanya Lola. “Sori, mama udah nelpon. Aku janji pergi shoping sama mama dan sepupu aku abis makan malem di rumah. Ajak Andrew aja deh” saran Erine. “Yah Erine payah. Ya udah aku ajak Andrew aja” seru Lola. “Happy ngedate” balas Erine dan pergi.
Lola menelpon Andrew, tapi ga diangkat sama sekali. “Kok ga diangkat sih?” seru Lola. Setelah sekian kali menelpon dan ga diangkat akhirnya Lola nyerah juga. “Ya udah mending aku pergi sendirian aja” serunya.
Segera saja Lola udah sampai di pasar malam yang dimaksud. Tapi Lola belum juga Lola mencopot helmnya, dia ngeliat hal yang semestinya ga boleh. “Lho, itu kan Lluna sama Andrew” seru Lola sambil membuka helmnya. Lluna dan Andrew keliatnnya asik banget, ketawa-ketiwi makan es krim bahkan gaandengan tangan. Lola yang baru kali ini ngeliat Andrew ketawa seperti itu jadi merasa sedikit jealous, karena di depannya Andrew ga pernah ketawa lepas seperti itu. Andrew malah membantu Lluna mengelap es krim yang nempel di pinggir bibirnya, balasannya Lluna mencium pipi Andrew.
Mendapat perlakuan kaya gitu Andrew bukannya marah ato mengelak ato apa gitu. Andrew malah merangkul pundak Lluna dengan akrab. Lola seperti ga percaya melihat itu menggosok-gosok matanya. Setelah matanya kembali terbuka Lluna dan Andrew menghilang dari pandangan. “Kok”  seru Lola seolah melihat halusinasi. Akhirnya Lola mengurungkan niatnya ke pasar malam dan pulang.
Esok harinya sebelum pelajaran dimulai dan sebelum Lluna dan Andrew datang, soalnya hari ini Lola ga dijemput Andrew. “Em, girls aku pengen nanya pendapat kalian nih” tanya Lola. “Apaan La kok harus bisik-bisik gitu?” tanya Ceries. “Bukan bisik-bisik Ris” sanggah Lola. “Apaan yang mau kamu tanya?” “Gini kemarin aku liat-liat comment orang di fb dan aku penasaran aja so aku pengen nanya pendapat kalian” jawab Lola. “So” seru Ceries.
“Gimana seandainya kalo kalian jadi cowok terus cewek kalian nyium pipi cowok lain?” tanya Lola. “No problem” jawab Ceries spontan. “Ris aku nanya dari perspektif orang Indonesia bukan perspektif Amrik” balas Lola. “No problem kok, kalo cuman di pipi ga pa-pa kok jawab Erine. “Why?” tanya Lola. “Cium di pipi artinya: kamu sahabatku” jawab Erine. “Oh,gitu yah” balas Lola.
“Trus kalo misalnya cewekmu dipelok sama cowok laen?” “Ga masalah” jawab Erine dan Ceries serempak. “Yang penting peluk yang dimaksud itu pelukan sesama sahabat” lanjut Ceries disetujui anggukan kepala Erine. “Lagian tergantung dia bule ato ga” lanjut Ceries. “Bule?” Lola heran. “Ato setidak-tidaknya orang yang pernah tinggal di abroad cukup lama. Soalnya itu emang hal biasa aja buat mereka kan, udah kayak budaya untuk nyapa teman”lanjut Erine. “Oh, gitu” Lola merasa agak tenang. “Napa emangnya naya-nanya gitu?” tanya Ceries. “Ga cuman penasaran aja sama perdebatan di fb kemaren” jawab Lola.
“Tp btw nih Rin, soal budaya pelok-pelokan orang Indo yang  abroad gitu. Kayaknya ga berlaku buat si Andrew ya, dia keknya selalu anti di pelok Kyo” seru Ceries. “
Kata siapa? Tuh” jawab Erine melirik ke pintu masuk. Terlihat Kyo, Andrew dan Chris saling merangkul pundak dan mendiskusikan sesuatu. “Belakangan keknya mereka ber-3 jadi tambah akrab deh” seru Lola.
Sementara di pintu masuk kelas, Lluna yang ingin masuk terganggu dengan ke-3 cowo itu. “Hello cowo-cowo bisa ga sih jangan diskusi di depan pintu” seru Lluna sedikit keras yang membuat Andrew berbalik. “Oh, sorry” jawabnya. Belum juga kerumunan itu bubar seseorang menyapa dari belakang. “Lluna.”
Yang dimaksud berbalik dan cukup kaget melihat cowo yang disukai Erine berdiri di depannya. “Ada apa?” tanyanya. “Erine udah datanga ga? Bisa panggilin dia?” jawab Mike. Lluna hanya mengangguk dan segera masuk melewati 3 cowo yang masih aja jadi hiasan dekat pintu masuk. “Emm, Rin kamu dipanggil kak Michael tuh” seru Lluna pada Erine.
“Heh” jawab Erine agak kaget. “Ehm, ehm,ehm duh dipanggil ama yayangnya tuh” goda Lola. “Yakin?” tanya Erine pada Lluna yang dijawab dengan anggukan kepala. “Go ahead. Sana ngapain masi bengong di sini. Sapa tau ada ajakan buat date” goda Ceries. Akhirnya Erine dengan ragu-ragu pergi menghampiri Mike yang berdiri di depan pintu.
Ga lama Erine balik ke kursinya dengan tampang kaya kaget kek abis liat penampakan. “kenapa Rin? Kok muka kamu aneh gitu sih”tanya Kyo ketika Erine melewati tempat duduknya. “Let me tell you” seru Viggo yang tiba-tiba aja nongol. “Viggo bisa ga tiba-tiba nongol like ghost ga sih?” protes Ceries kaget. “Dia diajak jadi pasangan dansa buat pensi nanti ama Mikey” seru Viggo. “Heh” seru yang lainnya.
“Bener Rin?” tanya Lluna. Erine mengangguk dengan muka yang mulai jadi merah karena malu. “Wow, kemajuan nih” seru Lola. Sementara Kyo, Andrew dan Viggo ikutan membahas soal Erine, Chris hanya bisa tersenyum kecut aja mendengar itu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
v