Impressive Girls -- 12 PERTEMUAN, JADIAN DAN PATAH HATI

Original Story by Ghee
Rewrite by Natthalie Loo



“Ah, kangen banget sama kak Pieter” seru Ceries sebelum jam pelajaran pertama di mulai. “Aduh, segitu cintanya kah dikau padanya?” balas Lola. “Tapi omong-omong nih Ris aku belum pernah liat kak Pieter deh” sambung Lluna. “Orangnya gimana sih” tanya Erine penasaran. “Pokoknya dia orang paling perfect yang pernah aku liat. Handsome, gentle,care, young businessman etc” Ceries sudah terbang ke alam lamunannya sendiri.
“Trus kalo gitu Viggo mau kamu kemanaiina Ris?” Lola membuyarkan lamunan Ceries. “Ke hell aja deh dia.” “Hush, ga boleh gitu Ris” nasihat Erine. “Kasian juga si Viggo harus saingan sama kakaknya. Ris jangan sampai ada perang dingin antara mereka” sambung Lluna. “I don’t care” jawab Ceries.
Dert…dert….dert handphone Ceries bergetar. “Ih, panjang umur bener nih anak” Ceries membaca sms Viggo. ‘Honey bentar pulang sekolah bareng yah, aku mau ke rumah kamu atas perintah your mother. Wait for me ya ;p Btw, minta pin BBnya donk udah ratusan kali aku minta kok ga dikasi? Love you’
“Ih, jijay….. ga akan aku tungguin. Girls hari ini aku mau bolos” seru Ceries. “What” seru yang lain barengan. Ceries udah mulai berkemas lagi. “Eh, Ris pelajarannya aja belon mulai kok udah mau pulang?” tanya Lluna. “Karena aku ga mau liat mukanya si Viggo. Kalian urus absennya yah” balas Ceries segera berlalu pergi. “Enak aja, jangan asal perintah donk” seru lantang Lola.
“Ckckck… Ceries, Ceries. Cari masalah aja tuh anak” seru Erine. “Tuh anak lama-lama beneran bisa bikin Viggo bakalan berantem sama kak Pieter” sambung Lluna. “Kesian banget yah Viggo, udah ribuan taon dia ngejar Ceries” lanjut Lola melankolis. Ketiga orang ini hanya bisa geleng-geleng kepala.
Dert..dert…dert… handphone Ceries yang ketinggalan bergetar. “Ah, Ceries ninggalin handphonenya” seru Lluna. Melihat no Ceries yang lain tertera pada layar handphone Erine segera mengangkatnya. “Napa Ris. Oh ok.” “Napa?” tanya Lola. “Katanya entar minta tolong hpnya diantarin ke rumah” jawab Erine. Lola mengangguk tanda setuju.
Dan akhirnya sore hari, tepatnya udah hamper waktu magrib Lola dkk pergi ke apartemen Ceries. “Ceries tuh ada-ada aja deh masa pindah ke lantai 12 ga bilang-bilang sih” gerutu Lola. Akhirnya mereka harus turun lagi ke lantai 12 dari lantai 20. Baru saja tiga langkah dari kamar Ceries sebelumnya mereka mendengar suara. “Dad nanyaiin Viggo?” seru seorang cowok cakep yang keknya eksmud (eksekutif muda) di telpon. “Viggo?” seru tiga cewek ini sambil saling menatap.
“Ok, nanti aku telpon Dad. Aku baru sampai jadi belum ketemu, ya udah aku tutup dulu yah. Bentar lagi aku ke sana” cowok cakep tadi melewati Lola dkk dan berhenti di mantan kamar Ceries. “Anu, kenalannya Ceries ya?” tanya Lluna. Cowok tadi berbalik dan ngomong. “Temannya Ceries?” tanyanya sopan. Lola dkk hanya mengangguk saja. “Ceriesnya ga ada di rumah ya?” tanya cowok cakep tadi. “Udah pindah ke lantai bawah” jawab Erine. “Kebetulan kalo begitu bisa titip ini untuk Ceries. Aku ada sedikit urusan jadi ga bisa lama-lama.” “Lola mengambil kantongan yang disodorkan cowok tadi.
“Umm bilang aja dari Pieter. Thanks a lot before”cowok bernama Pieter ini tersenyum manis. “Pieter? Kakaknya Viggo?” tanya Lola.”Oh, kenal Viggo juga?” Akhirnya mereka sama-sama jalan menuju lift sambil bercerita ringan. Begitu hampir sampai di lantai 12 Pieter berkata. “Kalian turun di lantai 12 kan?” Lola dkk mengangguk sebagai jawaban. Begitu Lola dkk turun Pieter ngomong lagi. “Sampein salamku buat Ceries dan Viggo ya.”
“Cakep juga” seru Erine begitu pintu lift sudah tertutup. “Lebih baik dari Viggo menurutku, pantes aja Ceries suka” sambung Lluna. “Btw, tadi Ceries bilang kamar no berapa sih?” tanya Lola.

***

“Bentar lagi dinner kamu udah siap honey” seru ganjen Viggo pada Ceries. “Jangan panggil-panggil aku honey, aku bukan honey kamu” teriak sebal Ceries. “Damn it, kenapa mom harus kasi kunci kamar aku yang baru ke Viggo sih. Kenapa pula aku ga bawa kunci rumah” bisik Ceries. “Kok cemberut sih” Viggo menusuk pipi Ceries. “Jangan pegang-pegang” Ceries duduk menjauh begitu Viggo duduk juga di sofa.
“Abisnya aku kan suka Ceries” seru polos Viggo. “But I don’t like you” bentak Ceries. “But I love you” balas Viggo. Ceries merasa sebal melihat tingkah Viggo, tapi penasaran juga sih. “Memangnya apa yang kamu suka dari aku?” tanya Ceries. “Banyak. Intinya Ceries selalu bisa bikin aku bahagia dan tersenyum, dari kecil juga suka nolongin aku kan. Jadi sekarang giliran aku yang jagain Ceries” Viggo menatap Ceries lembut.
Ceries agak tersentuh juga sih, dan hanya diam saja memandangi Viggo. “Selain itu…” lanjut Viggo membelai rambut Ceries kemudian wajah cantiknya. “Kau sangat cantik” lanjut Viggo. Pelan-pelan Viggo mencondongkan badannya. Tau apa maksud Viggo, badan Ceries mundur tanpa menggeser duduknya. Maksudnya sih mau menghindar, tapi mereka duduk di sofa yang tidak besar. Ceries akhirnya ga bisa mengelak setelah punggungnya tersandar di bantalan tangan sofa. Pelan dan lembut Viggo mencium Ceries. Pengennya sih langsung napar Viggo, tapi reflex tangan Ceries justru sebaliknya. Tangannya merangkul Viggo.

***

“Kata Ceries kuncinya ada di silicon handphonenya” seru Erine membuka silicon hp ceries. “Ah, ada” Lola mengeluarkan kartu yang menjadi kunci kamar Ceries. Ga pake lama segera aja didekatkan ke sensor yang ada di pintu, dan langsung menyerbu masuk. “Ceries kami datang bawaiin hand…..” teriakan riang Lola terhenti begitu pula langkahnya.
“Auw, jangan berhenti tiba-tiba donk La” protes Lluna yang menabrak Lola karena berhenti tiba-tiba. “Ada apaan kok berhenti” tanya Erine yang kemudian mengikuti pandangan Lola dan Lluna. “Oops” serunya. Sadar ada teman-temannya Ceries sekuat tenaga mendorong Viggo, sampai jatuh ke lantai. “Auw” rintih Viggo. Pada waktu bersamaan hp Viggo bunyi, segera diangkatnya.
“Hai, kalian udah dateng kok ga telpon dulu?” Ceries berdiri dan ngomong dengan canggung. “Sori ganggu, kita cuma mau bawaiin hp kamu” Lluna yang duluan sadar mengambil hp dari Erine dan meletakkannya di tempat terdekat. “Trus titipan dari kak Pieter” Lluna mengambil kantongan dari tangan Lola dan menaruhnya di sebalah hp. “Kak Pieter datang?” Ceries udah kembali normal. Teman-temannya hanya mengangguk aja. “Aduh… kenapa kalian ga bilang dari tadi sih. Where is he?” “Pulang. Katanya ada urusan penting.”
“Yah, yang benar aja” seru Ceries. “Oh, mungkin masih ada di parkiran. Aku turun bentar ya” Ceries bergegas turun. Begitu Ceries menghilang Viggo ikut-ikutan cabut juga. “Ok, aku juga harus pergi. See ya.” “Eh, trus kita?” tanya bego Lola. “Tungguin Ceries aja kalo begitu” jawab Erine.
***
                Keesokan paginya, diluar dugaan Erine diantar ama kak Mike sampe ke depan kelas. “Sampe ketemu jam istirahat ya” seru kak Mike sebelum pergi ke kelasnya. “Ok” jawab Erine tersenyum manis. Segera setelah kak Mike pergi, Erine masuk ke kelas dan menempati tempat duduknya. “Aduuuhhh…… Erine kemajuan besar nih sampe diantar ke kelas segala” goda Lola yang datang semenit sebelum Erine. “Hehehe….” tawa Erine. “Happy banget sih?? What happen??” tanya Ceries. “Tau ga??” jawab Erine manja. “Gimana bisa tau oon, klo kamu belon bilang apa-apa” jawab Lluna.
                Dengan wajah tersipu malu Erine bersuara dengan sangat lembut. “Mike ngajak jadian.” “What???” seru lantang dan kompak teman-temannya. “Shhttt… Jangan keras-keras” sergah Erine. “Are you sure?” tanya Ceries. “Wow, met yah” seru Lluna. “Patut dirayaiin nih” sambung Lola riang. “But, gimana ceritanya?? Tell us” bujuk Ceries.
                “Yah, tempo hari waktu penutupan pensi kan aku diantar pulang. Terus dia ngomong deh” jawab manja Erine tersipu malu. “Ngomong apaan??” goda yang lainnya. “Ih,udah dong ah” protes Erine manja. “Kok baru ngomong sekarang sih, padahal jadiannya udah dari pensi kemaren” protes Lola. “Ia, lagian baru ni hari dia ngantar kamu sampe kelas” sambung Lluna.
                “Kan kelasnya Mike dan kelas kita beda jalurnya. Kebetulan aja hari ini dia ada urusan di lab kimia di ujung” seru Erine lembut. “Duh, manggilnya Mike” yang lain lanjut menggoda. “Ah, kalian nih rese yah” Erine mulai mukulin teman-temannya dengan pelan.  Dan acara ngejekin Erine berakhir ketika jam pelajaran pertama dimulai.
                “Gosh” seru lantang Ceries. “Kenapa Ris?” tanya Lola sambil berjalan ke arah parkiran. “Aku ga salah liat kan?” “Apaan sih Ris” Lluna megikuti arah pandang Ceries. Seorang cowok cakep melangkah mendekat. “Pieter” teriak Ceries berlari dan segera memeluknya.
                “Oh, I miss u so much” seru Ceries melepas pelukannya. “Miss you too. And hello ladies” Pieter menyapa yang lainnya. “Hello” seru Lola dan Lluna canggung. “What are you doing here? Jemput aku?” Tanya Ceries antusias. “Emang mau ngapain lagi coba?” jawab Pieter. “Klo begitu see ya girls” Ceries menarik Pieter pergi. Sementara Pieter hanya melambai saja. Sementara Viggo yan g kebetulan liat dari jauh Cuma bisa menghela napas dan segera masuk ke mobilnya.

***
                Pada sore yang indah, handphone Lola bordering nyaring. Lola yang baru aja selesai mandi langsung nyambar handphonenya. “Halo” Lola mengangkat telpon tanpa melihat siapa yang menelpon. “Hello senpai, lagi pain?” seru menggoda Kyo. “Ih, ternyata si bego Kyo. Mau tau aja sih. Aku lagi ngapain kek bukan urusan kamu.” “Soalnya khan aku mau ngajak jalan nih, ingat khan janjinya tempo hari. Mau nemenin aku jalan” balas Kyo. “Jalan? Ke mana?” tanya Lola. “Ada deh… Mau ga? Aku jemput kok.” Ga berniat mengecewakan Kyo buat ke dua kalinya, Lola mengiyakan ajakan Kyo. “Ok, tapi aku siap-siap dulu yah.” “Ok deh. Setengah jam cukup kan buat siap-siap?” “Lebih malah” jawab Lola. “Ya udah see ya” Kyo menutup telpon.
                Setengah jam kemudian Kyo udah nongol di depan rumah Lola. Setelah pamit dengan mamanya Lola, mereka segera cabut. “Mau ke mana Kyo?” tanya Lola. “Ke pasar malam, aku lagi pengen ke sana. Pegangan ya aku mau balap nih.” “Jangan anggap aku cemen donk, aku juga biasa balap-bal… Waaaa…” Kata-kata Lola terpotong karena Kyo tiba-tiba tancap gas dan membuatnya badan Lola mundur ke belakang, seolah-olah bakal terbang. Dengan segera aja Lola meluk Kyo erat-erat, biar ga jatuh dari motor. Ini jelas aja bikin Kyo happy.
                Sesampainya di tempat yang di tuju mereka langsung aja keluyuran dari stand yang satu ke stand yang lain. Happy-happyan, ketawa-ketiwi, pokoknya happy deh. “Eh, itu kan Erine sama kak Mike?” seru Lola. Melihat sepasang orang itu lagi asik di stand permainan dari jauh. “Udah biarian ajah” seru Kyo pergi diikuti Lola. Demikian terus mereka menikmati hari sebentar main, ngemil de el e el. Sampai Lola merasa tertarik sama sebuah stand yang menjual aksesoris. Lola dengan segera menghampiri stand yang di maksud.
“Eh, Kyo kayanya bagus deh. Cocok kayanya buat kamu” seru Lola dan berbalik mencari Kyo. Tapi orang yang di maksud ga ada. “Kyo” panggil Lola. “Hello Kyo jangan main-main donk. Kamu di mana sih.” Lola meninggalkan stand tempatnya berdiri dan mulai mencari Kyo di tengah kerumunan orang. “Kyo” panggil Lola makin lama makin panik saja. “Kyo, kamu ga pulang ninggalin aku khan. Hey Kyo” Lola dah mulai putus asa.
Tiba-tiba aja sebuah tangan menarik lengan Lola, membuatnya berbalik ke belakang. Dan ternyata itu adalah tangan Kyo. “Ah, ketemu” seru Kyo lega. “Ky… Kyo, kamu ke mana aja sih tiba-tiba ngilang.” “Ga salah nih La, kamu tuh yang tiba-tiba ngilang” sergah Kyo. Sadar memang dirinya yang salah, Lola meminta maaf. “Sorry deh” seru Lola memelas.
Kyo mengulurkan tangannya ke Lola. “Biar ga ilang lagi” seru Kyo tersenyum manis. Lola ragu-ragu dengan ajakan Kyo,  Kyo yang menyadari itu langsung berkata. “Takut diliat Erine lantas dia ceritaiin ke Andrew?” tanya Kyo. Lola hanya senyum ga jelas gitu. Ngerti  masalah Lola, Kyo member solusi lain.
Kyo menyodorkan ujung jaketnya ke Lola. “Eh?” seru Lola heran. Kyo tersenyum dan ngomong. “Kalo pegangan tangan ga mau, pegang ujung jaket aku saja. Ga akan ada yang marah kan” serunya. “Ck, emang kamu pikir aku anak kecil apa” seru Lola tertawa kecil. Namun langsung aja  Lola nyambar ujung jaket Kyo. Mereka kemudian melanjutkan keliling pasar malam dengan happy.
Sampai malam menyenangkan Lola harus berakhir, ketika melihat sesuatu yang ga seharusnya dia lihat. “Ah, Kyo udah donk berhenti ngelawaknya. Perutku sakit nih karena ketawa mulu” tawa Lola. “Enak aja ngelawak. Dasar ga sopan” balas Kyo. Tapi tawa Kyo terhenti begitu melihat wajah Lola berubah kaku kek abis liat setan. “Napa La? Kek liat hantu aja” kelakar Kyo. Tapi melihat tak ada perubahan pada wajah Lola, Kyo menoleh ke arah pandangan Lola.
Dari jauh terlihat Lluna dan Andrew lagi jalan berdua aja, gandengan tangan, pokoke mesra deh. “Yakin yang tadi bagus?” tanya Lluna. “Kamu juga bilang bagus kan?” jawab Andrew. “Ia, sih tapi…” kata-kata Lluna terhenti tiba-tiba. “Kenapa Na?” tanya Andrew kemudian mengikuti arah pandangan Lluna.
“Lho, itu kan Lola” seru Erine kepada Mike. “Iya, bukannya yang di sebelahnya itu teman kelas kamu juga?” tanya Mike. “Hmm…… Ngapain yah mereka” batin Erine. “Lola” teriak Erine mulai mendekati temannya itu. Erine merasa suaranya cukup keras untuk di dengar Lola, tapi merasa heran karena Lola tidak bergeming. Apalagi melihat ekspresi muka Lola dan kyo yang aneh. Begitu cukup dekat Erine memanggil lagi. “Hei, La.” Tapi belum juga di jawab Lola. Kemudian Erine berpaling kea rah mata Lola tertuju.
Andrew merasa cukup kaget ketika matanya bertatapan dengan mata Lola. Reflex Lluna menarik tangannya dari tangan Andrew. Andrew juga baru menyadai kalo dia bergandengan dengan Lluna. “Ehm, La ini bisa di jelasin” seru Andrew. “La ini ga seperti kelihatannya. Bener-bener bisa dijelasin kok” sambung Lluna.
Tapi sepertinya Lola tidak mau penjelasan. Dia melepaskan pegangannya pada ujung jaket Kyo dan segera berbalik pergi. “Lola” Andrew berusaha mengejar, namun dengan segera di tahan Kyo. “Mending kamu pulang aja langsung ke rumah. Karena kamu bakal bikin dia makin eneg. Dan tunggu aja bagianmu besok” Kyo segera pergi menyusul Lola.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Impressive Girls -- 11 IT'S PARTY TIME

Original Story By Ghee

Rewrite by Natthalie Loo


Akhirnya Pensi yang ditunggu-tunggu datang juga. Sekolah udah jadi kek pasar malam aja, pokoke keren banget deh. Siapa dulu donk panitianya.  Gerbang sekolah dihiasi secantik-cantiknya, lapangan parkir sekarang penuh dengan kendaraan para pengunjung, stand-stand berdiri dengan kokohnya menyajikan berbagai permainan dan jajanan, stand dalam kelas malah lebih heboh lagi tuh. Ada yang disulap jadi cafĂ© kecil-kecilan, ada yang malah jadi bioskop kecil, jadi foto studio de el el. Paling heboh lapangan olahraga indoor yang disulap jadi Ghost House kecil ide Kyo, Lola dan Lluna sebagai acara utama (author kebanyakan baca komik nih ^^). Pokoke ramai banget deh nih pensi.
Para pemeran utama pun sibuk, karena selain jadi panitia juga masih harus gentian ngurus stand kelas mereka. Walaupun panitia mereka tetap bersikap adil dengan tidak mengabaikan stand kelas dan ikut membantu. Jadilah mereka super sibuk, terutama Lola dan Kyo yang masih harus ikut pemilihan Miss and Mr sekolahan.
“Ok, perfect” seru Ceries mengakhiri kelas modeling Lola hari itu. Mereka masih melanjutkan kelas modeling buat Lola ketika pensi udah mulai, dan hari ini hari pertama pensi di mulai juga hari terakhir kelas modeling buat Lola. Kok bisa ya masih bisa ada kelas modeling? Pensi biasanya kan ampe malam? Ya gitu deh, mereka latihan abis pulang pensi jam 10 malam, cuman sebentar sih. Dan demi itu semua anggota SCELLo nginap di tempat Ceries.
“Ah, akhirnya. Berakhir juga penderitaanku” seru Lola lega. “Penderitaan terberat baru akan mulai besok lho La” balas Lluna yang juga jadi penonton kelas modeling Lola. “Besok babak penyisihannya. Harus menang lho La minimal penyisihan , jangan bikin malu kelas kita” sambung Erine. “Ia, ia tauk” Lola manyun.
“Nah, dari pada kalian gossip di sana mending persiapin ur dress deh La”  “What? Dress? Maksudnya Dress pesta gitu?” tanya Lola. “Baca tema buat penyisihan ga sih? Batik La, trus tahap 2 casual, Dress pesta buat final nanti” sergah Lluna. “Oh, cuman batik toh kirain” Lola merasa lega. “Yang jelas aku ga bakal biarin kamu pake celana panjang ato hot pants walopun temanya batik” Ceries melotot. “Tenang aja Ris aku udah kasi tau tante, dan tante juga mau bantu kok. Dia udah kasi liat aku koleksi batik terbaru, udah aku pilihin beberapa buat kamu La” seru riang Erine.
“What? Kalian minta bantuan mama?” “Dan aku juga udah nyiapin beberapa set aksesoris yang mungkin bisa kamu pake nanti” sambung Lluna. “Urusan make up and hair style is mine. So mari kita testing dulu” Ceries cengengesan. “No. Aku udah mau bobok” teriak Lola.
Demi mempersingkat waktu buat pemilihan yang diadaiin di salah satu sudut lapangan outdoor, Lola dan Kyo lolos babak penyisihan dan pada akahirnya bisa sampe final. Jelas ini cukup membanggakan mengingat mereka ga pernah kompak dan selalu berkelahi, tapi ternyata pada akhirnya bisa kompak juga. Dan hari ini hari terakhir pensi, juga merupakan final Miss and Mr sekolah, juga hari yang paling ditungu-tunggu semua siswa ‘Hall Dance’ yang semuanya bakal diadaiin di lapangan indoor. Jadi Ghost House udah dibongkar
Sekedar info Hall Dance di sini ya dansa seperti umumnya, sepasang cowok and cewek dansa gitu. Yang udah punya pasangan mah enak, tapi yang belum punya pasangan mengambil kesempatan untuk mengajak orang disuka buat dansa. Konon katanya pasti ada minimal 1 pasang yang pada akhirnya jadian n hidup bahagia selamanya, apalagi kalo bisa jadi best couple. Yah ini hanya istilah aja yang dibuat anak-anak pada jaman dulu bukan sebuah penghargaan khusus buat mereka yang dansa tanpa mengganti pasangan dan tanpa kesalahan sedikit pun sampai lagu berakhir. Mana ada yang tau kan.
Ckckck… author bener-bener kebanyakan baca komik yah.
                Pokoknya sekarang final pemilihan Miss and Mr sekolahan. Kebetulan aja Lola dan Kyo jadi pasangan buat catwalk. “Denger La don’t make mistake sedikit pun. Ok” Ceries cukup cemas dengan temannya ini. “Beres deh Ris.” “Berusaha sebaik mungkin ya” sambung Erine. “Ok. Btw Lluna mana?” tanya Lola. “I don’t know ga keliatan dari tadi. Udah giliran kamu La, go there. Kyo juga jangan bikin malu” seru Ceries. “Kalo Kyo mah ga usah dikhawatirkan” Kyo jadi narsis.
                Pada awalnya semua berjalan lancar sih, sampe Lola bikin dikit kesalahan. Sebenernya bukan bener-bener kesalahan Lola sih, ada paku yang mencuat pada panggung dan ga sengaja Lola kesandung paku itu. “Oh, God” seru Ceries menyadari Lola bakal jatuh. Untungnya Kyo cukup sigap dan menangkap badan Lola sebelum bener-bener jatoh. Dan berakhir dengan gaya persis orang lagi mau dansa gitu. Tangan Kyo menyanggah pinggang Lola, tangan Lola bergelantungan di pundak Kyo dan dengan kaki sedikit terangkat.
                “Hati-hati jalannya” bisik Kyo. Segera Lola berdiri lagi dengan tegap. Dan acara berlanjut seperti seharusnya, dan untungnya gaun Lola ga robek. Dan kemudian acara berlanjut ke acara yang paling ditunggu-tunggu Hall Dance.
                Erine sesuai janji bakal jadi pasangan dansa Mike. Sementara Viggo walaupun udah berkali-kali nagajak Ceries tetap aja ditolak, pasangan Ceries ada banyak malah. Lola maunya sama Andrew tapi ga berhasil nemuin orangnya, Kyo mah malah seneng-seneng dengan selusin cewek. Trus Lluna?
                “Hah…” Lluna menarik nafas panjang. Saat ini dia sedang duduk di undakan pintu ke semacam beranda lapangan indoor lantai 2 sendirian. Malam itu Lluna menggunakan mini dress soft pink berbahan chiffon yang terlihat sangat cantik untuknya. Lluna memandang langit malam berbintang dengan tenang, sampai mendengar suara langkah kaki yang samar yang diredam keributan di lantai 1.
Lluna berbalik memastikan suara langkah kaki yang didengarnya. “Siapa itu?” tanyanya. “Lluna?” suara yang dikenalnya menjawab. “Andrew? Ngapain? Ga sama Lola?” “Ga, soalnya terlalu banyak cewek-cewek yang keroyokin aku.” “Mentang-mentang populer mau pamer” ejek Lluna. “Kamu sendiri ngapain? Pastinya bukan karena ga ada pasangan dansa kan? Soalnya kamu juga pasti populer.” “Males ah, aku ga mau ladenin mereka. Aku ga suka dansa sama orang yang ga begitu aku kenal.”
Suara music tanda Hall Dance dimulai berkumandang merdu, suasana jadi sedikit lebih tenang karena semua orang sudah mulai berdansa. Kecuali Lola yang duduk di pinggiran. “Andrew ke mana sih?” Suara musik terdengar sampai ke beranda lantai 2, tempat Lluna dan Andrew berdiri sekarang. “Ah, sudah mulai sepertinya” seru Lluna. Tanpa diduga Andrew mengulurkan tangannya ke Lluna. “Mau dansa?” “Ha?” seru kaget Lluna. “Aku bukan orang asing kan?” lanjut Andrew. Agak ragu akhirnya Lluna mengulurkan tangannya, menerima tawaran Andrew berdansa berdua saja di beranda.
Sementara itu Lola yang masih saja duduk di pinggir lapangan masih berusaha mencari Andrew. “Senpai sendirian?” tanya Kyo baru muncul dari lantai dansa. “Kamu sendiri ngapain? Bukannya banyak yang ajakin dansa?” Kyo mengulurkan tangan pada Lola. “Soalnya aku liat senpai ga ada pasangan sih, jadi aku tolak ajakan mereka” Kyo tersenyum manis. “Maksudnya? Kamu ngajakin aku dansa gitu?” “Ya, iyalah senpai masa ajakin berantem. Cuma senpai lho yang masih belum turun ke lantai dansa.” Lola memandang berkeliling, dan memang satu persatu siswa turun ke lantai dansa dan hanya tersisa dia dan Kyo.
Lola memandang ragu ke arah Kyo. “Dari pada jadi orang menyedihkan yang duduk sendirian di pinggiran. Mending sama aku saja kan?” seru Kyo. “Ck, apa boleh buat” Lola meraih tangan Kyo. Kyo menarik Lola pelan dari tempatnya duduk dan segera turun ke lantai dansa. Andrew dan Lluna berdansa di beranda, Kyo dan Lola berdansa di lantai dansa tanpa berganti pasangan dan tanpa kesalahan sedikit pun sampai lagu terakhir.
Andrew malah tetap dansa bahkan ketika lagu sudah berakhir. “Lagunya sudah abis lho Drew” seru Lluna. “Oh, ya? Aku gak merhatiin” Andrew masih belum berhenti berdansa. “Ga mau berhenti?” tanya Lluna hati-hati. Lama baru akhirnya Andrew bersuara. “Yah, kurasa memang harus berhenti.” Dengan canggung Andrew menjauhkan tangannya dari pinggang ramping Lluna, demikian pula Lluna menjauhkan tangannya dari pundak Andrew.
“Sekarang akan diumumkan Miss dan mr sekolah tahun ini” microphone berbunyi keras memecahkan kecanggungan diantara mereka. “Ah, sudah pengumuman moga-moga aja kelas kita dapet salah satunya” seru Lluna riang. Belum juga Lluna melangkah kelas X7 dan XII IPA 1 berteriak histeris mendengar kelas mereka disebut sebagai juara, masing-masing Miss sekolah buat X7 dan Mr sekolah buat XII IPA1.
“Sayang sekali” seru Andrew. “Ah, payah ah” timpal Lluna. “Yah, bakal di marahin Ceries deh” seru kecil Lola di belakang panggung. “Kemudian untuk pasangan terfavourite tahun ini jatuh pada kelas XI IPA4, Kyo dan Lola.” “What” seru kompak Kyo dan Lola. “Kita?” sambung Lola menatap dan menunjuk Kyo. “Kyaaa…” Lola meluk Kyo sebentar kemudian naik ke panggung. “Wah, kelas kita dapet Drew” Lluna melompat girang dan juga meluk Andrew sebentar sebelum berlari keluar dan kemudian tak lama turun ke lantai 1. Andrew tertinggal di beranda bengong sebentar kemudian juga turun.
“Cheersssss…..” seru lantang semuanya. Sekarang mereka lagi di pub ngerayaiin keberhasilan pensi juga Lola dan Kyo. “Congrats for Lola and Kyo” seru Viggo. “Walopun ga menang but favourite couple, it’s great” sambung Ceries. “Minum sampe mabok” teriak Kyo. “Ummm, btw ga pa-pa kalo aku gabung?” tanya Mike. “Ga pa-pa dong kak Mike. It’s ok” seru Lola. “Ayo minum lagi” Lluna menuang minuman. “Jangan terlalu mabok ya, besok hari senin kita masih mau sekolah” saran Andrew. “Ga bakal kok Drew” jawab Erine. Namun pada akhirnya Andrew menjadi satu-satunya orang yang masih sadar.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Accidentally in Love??-- Chapter 12


Staring : TVXQ, Kim Yoo Bin, Lee Byul Hye, Kim So Eun, Jang Riin, Park Ji Soo
Author :Natthalie Loo


Tiga hari berselang setelah keributan di depan gerbang. Jam pelajaran terakhir kelas 3-1, di lab kimia. Byul Hye mencampur bahan kimia yang ada di depannya dengan suara ribut, dengan dentingan tabung reaksi yang keras juga dan tanpa melihat petunjuk. “Asam amino 5ml, benzoar 3gr,  seng  1gr, ditambah alkali secukupnya” (rumus kimia ngasal ^^). Yoo Bin dan Jae yang kebetulan 1 kelompok dengan Byul hye dengan gaya yang sama (memegang tabung reaksi) melihatnya dengan ngeri. Saking ngerinya Byul Hye sampai-sampai Jae dan Yoo Bin genjatan senjata.
“Ada apa dengan temanmu?” tanya Jae. Yoo Bin menjawab Jae dengan gelengan kepala pelan. “Kau tidak sedang membuat bom molotof kan?” tanya Yoo Bin. “Anniyo, hajiman bom atom” senyum sinis Byul Hye membuat mata Yoo Bin membelak. “Dia akan membunuhku, jika bertanya lebih banyak” seru Yoo Bin pada Jae. “Sepertinya” jawab Jae.
Sementara Chang Min yang juga sekelompok dengan Byul Hye, dan duduk tepat di depannya semakin menciut. “Ya, Sim Chang Min jangan hanya meringkuk di sana kerjakan bagianmu juga” tergur saengnim. “Nn..ne” jawab gugup Chang Min. Pelan-pelan Chang Min menjulurkan tangan mengambil tabung reaksi di dekat Byul Hye. Brakkk... Tiba-tiba saja Byul Hye memukul meja dengan cukup keras, membuat kaget teman-teman sekelompoknya. Dan Chang Min makin ciut saja di tempat duduknya.
Jam pulang sekolah ketika semua orang berkemas, Byul Hye masih saja bekerja dengan ribut. “Byul Hye a, wae? Ada apa denganmu?” So Eun memberanikan diri bertanya. “Anniyo” jawab Byul Hye tersenyum. “Senyumnya menyeramkan” bisik So Eun pada Riin. “Ummm... kau ada masalah dengan Chang Min? Soalnya belakangan kalian jarang ngobrol” tebak Yoo Bin.
Tiba-tiba semua gerakan Byul Hye terhenti. Perlahan dia berbalik pada Yoo Bin dengan senyum seratus kali lebih seram dari yang tadi. “It’s not your porblem” jawabnya super sinis dan segera pergi dengan suara ribut. Sementara Yoo Bin yang memang super jarang melihat Byul Hye semarah itu berdiri mematung. Riin sampai harus mengibaskan tangannya di depan wajah Yoo Bin. “Aku melihat setan....” seru Yoo Bin pelan dan gemetar. “ Cup...cup...cup” Riin menenangkan Yoo Bin. Dan Ji Soo memandang pintu kelas tempat di mana byul Hye menghilang sedetik sebelumnya, kemudian memandang Chang Min dengan penuh arti.
Sesampainya ke rumah Byul Hye yang masih marah, membuka pintu rumah dengan keras dan membantingnya. “Ya, Byul Hye kau tidak perlu merubuhkan rumah” canda Min Ho. Rupanya hari ini ke emapat oppa Byul Hye ada di rumah. Byul Hye memandang Min Ho dan Dong Hae yang sedang duduk di ruang keluarga. “Ah, my lovely donsaeng sudah pulang. Mau makan?” tanya riang Sung Min. “Anniyo” jawab ketus Byul Hye segera naik ke kamar begitu melihat Jun Ki keluar dari dapur.
                Dia ingin menghindarinya  karena ketika Jun Ki oppa sudah memaksanya bicara, maka Dong Hae oppa akan lebih memaksa lagi, di tambah jika dia melihat muka memelas Sung Min oppa. Byul Hye pada akhirnya akan bercerita dengan penuh emosi.  Dan diakhiri dengan menangis di pelukan Min Ho oppa dan belaian dari Sung Min oppa. Dan dia tak ingin itu terjadi, pertama karena dia tak ingin siapa pun melihat kelemahannya, kedua ia tidak mau merepotkan oppanya.
Melihat dongsaengnya uring-uringan sebagai yang tertua, Jun Ki tidak tinggal diam. “Byul Hye gwaenchana?” Jun Ki mengetuk pintu kamar donsaengnya. “Ne gwaenchana” jawab Byul Hye. “Jeongmal?” “Just feel tired and want to sleep” jawab singkat Byul Hye. Akhirnya Jun Ki menyerah dan turun menginformasikan keadaan byul Hye pada yang lain.
Lalu sebenarnya ada apa dengan Byul Hye? Mari kita lihat beberapa jam setelah kejadian So Eun Jun Su.
Jam pelajaran olahraga dilewatkan oleh Chang Min dengan alasan lehernya. Chang Min memilih untuk pergi tiduran di bawah pohon di halaman belakang sekolah sampai pelajaran selesai. “Aku akan ke tempatmu kalau pelajaran sudah selesai” seru lantang Byul Hye dari lapangan olahraga. Chang Min melambaikan tangannya dan segera pergi.
“Ah, capenya leherku” seru Chang Min memiringkan kepalanya. “Mending tidur saja ah.” Chang Min berbaring di bawah pohon paling rindang agar tidak kepanasan. Tidak sampai 5 menit kemudian dia pun tertidur dengan nyenyaknya.
Tidak lama setelah bel tanda berakhirnya jam olahraga berbunyi. “Aku pergi cari Chang Min dulu yah” seru Byul Hye pada teman-temannya yang masih sementara ganti baju. Byul Hye segera berlari ke halaman belakang tempat sang pangeran Chang Min tertidur lelap ^^
Sementara itu Chang Min mulai terbangun dari tidurnya. Pelan-pelan dia membuka matanya dan menyesuaikan dengan cahaya matahari yang benderang. Kemudian bangun dan duduk serta merenggangkan otot-ototnya (termasuk leher). “Memang lebih enak jika leherku bisa menoleh kiri kanan dengan leluasa ya. Apa aku ngaku saja ya kalo sudah sembuh?” seru Chang Min.
“Chang Min?” panggil seseorang. Chang Min membalikkan kepalanya kearah suara itu. Betapa kagetnya dia melihat Byul Hye berdiri tak jauh darinya dengan ekspresi wajah yang agak marah. “Ooo Byul… Byul Hye” Chang Min terbata. “Sejak kapan lehermu sembuh?” “A… ini..” “Kenapa tidak kau katakan?” Chang Min hanya bisa diam saja sadar dirinya salah.
Sementara itu Jae diperintah untuk mencari Chang Min dan Byul Hye. “Mereka ke mana sih? Saengnim sudah masuk nih” serunya. Jae menghentikan langkahnya tepat sebelum berbelok, begitu melihat bayangan Byul Hye yang tampaknya lagi marah. “Omo? Kenapa mereka?” Jae mengintip dari balik tembok.
“Untuk apa kau berbohong” tanya Byul Hye yang lagi-lagi tidak dijawab Chang Min. “Aku benci orang yang berbohong” serunya dan segera pergi. “Ya, Byul Hye” Chang Min menarik tangan Byul Hye. Byul Hye berusaha melepasnya namun genggaman tangan Chang Min cukup kuat. “Lepas.”
“Dengarkan aku. Mianhe, aku tau aku salah.” “Lepas tidak?” “Please dengarkan aku.” Byul Hye menghentikan usahnya untuk melawan. “Aku berbohong hanya karena aku takut kalau kau akan menjauhiku” Chang Min terhenti sejenak. “Sejujurnya aku ingin selalu dekat denganmu” seru Chang Min.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Acidentally in Love??-- Chapter 11


Staring : TVXQ, Kim Yoo Bin, Lee Byul Hye, Kim So Eun, Jang Riin, Park Ji Soo
Author :Natthalie Loo

Hari ini sudah 12 hari leher Chang Min di bebat. “Hoahmmm” Chang Min bangun dari tidurnya. Pelan-pelan turun dari tempat tidur merenggangkan badannya, termasuk lehernya (ga sadar ^^). Tiba-tiba saja Chang Min sadar kalo lehernya tidak sakit lagi. Mencoba membalikkan kepalnya ke kiri dan kanan. “Asaa.. Tidak sakit lagi” serunya membuka bebat di lehernya. Namun gerakannya terhenti seketika, dan kemudian berpikir.
“Aigoooo, Chang Min apakah kau tidak panas dengan leher dibebat seperti itu?”Yoo Chun saking kepanasannya membuka 2 kancing bajunya sambil mengibas-ngibaskan bajunya. “Sedikit” jawab Chang Min canggung. “Hari ini memang cukup panas, tapi sepertinya aku tidak sepanas kau” kata Jun Su pada Yoo Chun. “Ne” sambung Yun Ho berjalan mendahului Jun Su. Mereka berlima berjalan kesekolah dengan santai. “Oh, ada ribut-ribut apa di gerbang sekolah?” seru Jae.
Melihat kerumunan kecil di depan gerbang sekolah, mereka segera mendekat. “Ya, bisakah kalian tidak menghalangi jalan?” terdengar suara kesal Yoo Bin. Jae dkk berusaha masuk ke dalam kerumunan. “Hei, kalian budek ato apa sih?” Ji Soo juga ikut kesal. “Wae? Ada apa ini” tanya Byul Hye menyerobot masuk kerumunan. “Orang-orang tolol ini berusaha menghalangiku masuk. Dan akhirnya yang lain tidak bisa masuk” seru So Eun. 
“Lho, kau kan belum memenuhi permintaanku” seru cowok di depan So Eun. “Aku tidak mau jadi jangan paksa aku jadi pacarmu, berandalan sialan.” “Mwo?” seru kaget Jae dkk plus Byul Hye. “Dengar ya si playboy Kim Bum, So Eun itu sudah punya pacar” jelas Riin. “Kalau begitu yang mana pacarnya?” ejek Kim Bum.
“Ya, kalo dibilang begitu maka memang begitu” protes Jun Su. “Siapa kau? Kau tidak ada urusan di sini” bicara sombong kim Bum. “Jelas saja ada. Pertama kau menganggu So Eun yang mengakibatkan kami tidak bisa masuk sekolah. Kedua aku merasa terganggu dengan kau dan teman-temanmu” Jun Su mulai gerah. “Sejak kapan bicaranya bisa jadi nantang gitu” seru lirih Yoo Chun.
Kim Bum melihat Jun Su sejenak, kemudian mendekatinya. “Kalo begitu apa kau pacar So Eun?” “Ne” seru spontan So Eun dan Jun Su bersamaan. Sontak semua teman sekolah mereka kaget minta ampun, secara selama ini mereka tidak tampak seperti pacaran. Begitu pula dengan Jun Su sendiripun kaget dengan jawabannya dan jadi sedikit salah tingkah dan melihat ke arah So Eun yang sepertinya menjawab dengan sadar.
“Apa yang kau katakan babo”Jun Su berbisik  di telinga So Eun. “Biarkan saja supaya dia cepet pergi” So Eun balas berbisik. “Jadi kau benar pacar So Eun?” tanya Kim Bum. “Nn.. ne. Memang kenapa?” seru Jun Su. “Kalau begitu buktikan” balasnya. “Eee..” seru kaget Jun Su. “Apalagi yang mau dibuktikan, mereka sudah mengaku bukan” Jae mulai agak kesal namun masih bicara dengan sopan. “Lagipula memangnya mau dibuktikan dengan cara apa?” sambung Yun Ho. “Ummm... Cium misalnya” seru Kim Bum.
“Mwo? Naega micheoh so? Ini di depan sekolah, kalo ada saengnim yang liat eottoghe?” seru nyaring Yoo Bin kesal. “Ne betul, apa kau mau tanggung jawab kalau mereka dikeluarkan?” sambung Chang Min. “Aku tidak peduli dengan itu” seru cuek Kim Bum. “Micheoh” seru Jun Su. Sementara So Eun sudah mulai geram dan menatap Kim Bum dengan tajam.
Hari ini hari yang sibuk, kejadian di depan gerbang, begitu masuk kelas langsung dikasih ujian dadakan dan jam olahraga yang super melelahkan. Bagaimana dengan Kim Bum, So Eun dan Jun Su?
Jam istirahat siang penuh dengan suara bisik-bisik tetangga. Di dalam kelas 3-1, di koridor depan kelas 3-1,di koridor lain, di seluruh sekolah sedang sibuk berbisik-bisik ria. “Eh, dengar-dengar Jun Su pacaran sama So Eun y?” “Masa sih, kok ga pernah keliatan kek orang pacaran!” “Yah, lagi-lagi cowok cakep untuk dikejar jadi berkurang deh.” “Sapa lagi cewek yang bisa di goda ya, udah ga ada lagi.” “Pertama Yoo Chun dan Riin, terus Yun Ho dan Ji Soo juga Chang Min Byul Hye. Sekarang Jun Su dan So Eun. Hah.. kita benar-benar sudah tak ada harapan.” Kira-kira demikianlah isi bisik-bisik itu.
Dari kelas ke kantin buat beli makan sampe kembali lagi ke kelas, Jun Su dan So Eun jadi bintang yang lagi jalan di atas red carpet. Pasang demi pasang mata memandangi mereka, suara demi suara bisik-bisik mengikuti mereka. Memangnya apa yang terjadi? Mari kita lihat kejadian tadi pagi.
“Dengar ya, aku bukan orang gila yang mau mencium seseorang di depan gerbang sekolahku sendiri dengan resiko bakal ketauan saengnim. Walaupun itu pacarku sendiri” seru Jun Su. “Takut ato memang So Eun bukan pacarmu?” balas Kim Bum. “Maksudmu?” tanya bego Jun Su. “Bisa saja kau ngaku-ngaku pacarnya So Eun hanya untuk menolongnya kan” jawab Kim Bum disertai tawa mengejek teman-temennya. “Hah, kau tau kau membuatku sangat kesal” seru Jun Su.
So Eun tampaknya sudah kehabisan kesabarannya, dia menepuk pelan pundak Jun Su. “Mwo?” jawab Jun Su ketus dan berbalik. Tiba-tiba kedua tangan So Eun melayang ke pipi Jun Su, ga keras memang tapi bibirnya jadi monyong. “So Eun apa yang ingin kau lakukan?” tanya Byul Hye curiga. So Eun menarik napas panjang. “Ya, kau tidak akan melakukannya kan?” tanya Jun Su sedikit panik. Sedetik kemudian So Eun melangkah maju dan mencium Jun Su. Kim Bum kaget melihat ini, karena dia pikir Jun Su bukan pacar So Eun. Begitu pula dengan semua orang yang berkumpul di sana, termasuk Jae, yoo Bin dll.
“Ya, apa yang kalian lakukan di sana” terdengar suara saengnim. Segera So Eun menjauh dari Jun Su. “Cih, sialan” seru Kim Bum dan segera pergi dengan teman-temannya. Sementara yang lain mulai berhamburan masuk, kecuali Jun Su yang jadi patung. “Kenapa kau masih berdiri di sana” Yun Ho segera menarik tangan Jun Su.  Dan ketika itu barulah Jun Su sadar.
Kembali ke masa sekarang.
“Lihat ini gara-gara kau” protes Jun Su ke So Eun. “Habisnya aku gerah liat dia sih” jawab So Eun. “Memangnya kenapa kalo kau merasa gerah? Jangan libatkan aku donk, sekarang liat apa dampaknya. Jangan-jangan nanti tak ada cewek lagi yang mau padaku.” “Memang pada dasarnya kau kurang laku kan” ejek Yoo Chun. “Kata siapa aku kurang laku, mantan pacarku sudah 5 orang tauk” balas Jun Su.
“Lima aja bangga, aku 7” seru bangga Yun Ho. “Heh, jadi aku yang ke-8? Artinya yun Ho playboy juga donk” tanya Ji Soo. “Bagiku Ji Soo itu yang terakhir” gombal yun Ho. “Jangan hanya karena cuma beda 2 saja sudah bangga. Jae juga baru 5 kok.” “Kau tidak ,menghitung Seo Hyun yang dipacarinya hanya selama 1 hari? Ditambah 3 orang lain yang ditolaknya” jawab Yun Ho. “Mwo? Sehari?” seru kaget Byul Hye. “Kalau mau tau jangka waktu pacaran Jae paling lama hanya 10 hari” sambung yoo Chun. “Nah, benar-benar buaya darat” ejek Yoo Bin. “Itu karena mereka memaksaku. Toh itu pun karena mereka terlalu cerewet, walaupun tak secerewet anak ayam” balas Jae.
Sebelum Yoo Bin sempat ngomong, Jun Su yang kesal pun langsung nyambung bicara. “Dari pada Chang Min yang belum pernah pacaran.” “Tidakkah kau ingat kalau dia sudah membuat total 12 cewek nagis, sepanjang hari dan tiap ketemu sama ChangMin. karena gimanapun mereka nembak dia, berapa kalipun dengan cara apapun....” omongan Jae terpotong. “Akan ditolak dengan super dingin” sambung  Jae, Chun, Ho serempak.
“Wae?” tanya Ji Soo. “Hanya sekedar tidak suka saja” jawab Chang Min muram. “Hah, menyebalkan... Pokoknya Kim So Eun kau harus tanggung jawab kalau sampai aku tidak bisa dapat cewek lagi.” “Ya sudah kita pacaran betulan saja kalau begitu. Beres kan?” seru kesal So Eun. “Mwo? Kenapa kau selalu bicara tanpa pikir sih?” tanya Jun Su. Dan begitulah mereka terus bertengkar, sampai Ji Soo bertanya pada Yoo Chun.
“Aku belum tau berapa banyak mantannya Yoo Chun. Setauku cukup banyak, tapi aku tidak tau ada berapa” Para cowok-cowok saling pandang, dan Yun Ho menjawab. “Sekitar 18 mungkin.” “Atau mungkin 20” sambung Jun Su. “Lebih mungkin” sambung Jae. “Sebanyak itu?” tanya Byul Hye “Yah, begitulah kalau orang populer. Bukan tidak mungkin kalau jumlahnya bertambah” seru Yoo chun bercanda.
“Auww...” beberapa kaki menendang kaki Yoo Chun di bawah meja. “Apa yang kalian lakukan?” protes Yoo Chun. Tapi yang lainnya hanya menatapnya dengan pandangan melotot, bahkan Chang Min yang sedang uring-uringan. “Wae?” tanyanya polos. “Oh, jadi jumlahnya mungkin akan bertambah ya” seru sinis Riin. Yoo Chun akhirnya sadar kalau Riin duduk di sebelahnya. “Ya, Riin itu hanya bercanda kok, buatku Riin satu-satunya.” “Oh” jawab Riin kemudian segera menampar Yoo Chun dengan keras sampai membuat yang lain kaget, kemudian segera pergi.
“Ya, jagya jangan marah donk aku hanya bercanda” seru lantang Yoo Chun. “Ini gara-gara kau sih” seru Yoo Chun geram pada Jun Su dan segera mengejar Riin. “Kok gara-gara aku, yang bertanyakan Ji Soo.” “Itu karena kau duluan yang mulai” jawab Ji Soo cengengesan.  Sementara Chang Min kembali jadi uring-uringan, tidur-tiduran di meja.
“Sejak kapan kau bisa menundukkan kepalamu untuk tiduran di meja tanpa merasa sakit leher?” tanya Jae pada Chang Min. “Sejak hari ini” jawabnya makin muram. “Oh, jadi sudah sembuh ya? Patut dirayakan kalau begitu” seru riang Jun Su. “Sekalian mereyakaan hari jadi Jun Su dan So Eun” tambah Yun Ho. “Siapa yang bilang begitu” protes kompak pasangan itu.
Yoo Bin yang merasakan keanehan pada Byul Hye dan Chang Min bertanya. “Ada apa denganmu? Seharusnya kau yang paling senang mendengar Chang Min sembuh kan?” “Tidak apa-apa” jawab Byul Hye. Jae yang ternyata juga menyadari keanehan diantara mereka, memandang mereka bergantian.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Impressive Girls -- 10 KONFLIK MENJELANG PENSI, PERSIAPAN PENSI DAN HAL-HAL NYEBELIN LAINNYA PART 3

Original Story by Ghee
Rewrite by Natthalie Loo



Besoknya di sekolahan pada jam pertama pelajaran anggota SCELLo lengkap plus Viggo, Kyo, Andrew, Melody dan Debbie dkk, sekarang lagi menjalani sidang di ruang kepsek. Sidang apaa? Kasusnya Lola? Itu jadi agenda sidang yang kedua, agenda sidang pertama adalah perkelahian antara SCELLo dan Debbie dkk. Berkelahi? Kok bisa sih? Nah untuk itu mari kita flashback ke sekitar 1 jam yang lalu.
Hari ini akhirnya Lola masuk sekolahan juga. Hari ini SCELLo lagi-lagi ke sekolah bareng dengan Erine sebagai sopir hari ini. Semuanya berjalan seperti biasa pada awalnya, semuanya dijemput satu persatu oleh Erine, ke sekolah dengan ribut dan parkir di tempat biasa. Nah masalah datang ketika si Debbie dkk yang berjumlah 4 orang menyapa Lola dkk.
“Udah masuk toh kirain udah KO”ejeknya diiringi tawa teman-temannya. “Nih anak cari gara-gara yah” seru Lola. “Mau kamu apaan sih?” tanya Erine. “Jangan halangin jalan kita” seru Lluna. “Emang ini jalannya makmu? Ini milik umum tauk aku mau ngapain juga terserah. Ga ada otak ya, kalo anaknya ga ada otak apa lagi ortunya” ejek Debbie sambil nunjuk-nunjuk kepala Ceries yang tepat ada di depanya dengan agak keras.
Hal ini jelas saja membuat Ceries dan lainnya marah. “Nih, anak bener-bener cari gara-gara ya?” seru Ceries kemudian mendorong Debbie dengan keras sampai terjatuh. “Kalo berkelahi kita ladenin” sambung Ceries dengan tegas dan membuang tasnya ke tanah. Gerakan Ceries diikuti teman-temannya yang lain melihat Debbie dkk berniat membalas. Lola membunyikan semua jari-jarinya, Lluna melipat tangannya dan melihat lawannya dengan mata nantang dan Erine yang ngomong. “Kenapa juga aku harus ikutan?”
Dan akhirnya perkelahian pun terjadilah selama kurang lebih 15 menit. Kalo bukan Andrew, Kyo, Chris dan Viggo datang dan menjauhkan kedua kelompok ini, para guru pun ga bisa ngapa-ngapain. Selain menonton dan meneriaki mereka untuk berhenti tentunya. Dan sekarang di sinilah mereka berada, ruangan kepsek. Debbie dkk terlihat terluka di beberapa bagian, sementara SCELLo masih segar bugar hanya sedikit berantakan dan kotor.  Dengan demikian kita tau siapa yang jadi pemenang.
Bu kepsek melihat mereka dengan tatapan bingung campur marah. “Berkelahi gara-gara masalah Lola?” kata bu kepsek namun tak dijawab. “Apa kalian sadar, kalian berkelahi di halaman depan. Dilihat sama orang-orang yang lewat di depan sekolah. Apa pikiran mereka tentang sekolah kita?” bu kepsek tampaknya mulai marah. “Kalian bilang anak ini mendorong Lola sampai jatuh dari tangga. Benar?” lanjut bu kepsek. Semua mengangguk dan di sambung kata-kata dari Lluna. “Kita punya saksi kok bu.”
“Tapi kan bisa aja saksinya komplotan sama mereka” Debbie membela diri. Ini dia nih yang ditakutkan. “Benar juga” seru bu kepsek. “Tapi, bu Melody ga mungkin boong” kata Erine. Bu kepsek hanya menghela nafas saja dan kemudian berbicara. “Ya sudah kebetulan ada yang kaya gini, jadi kita bisa tes sisi tv baru yang dipajang di koridor.” “Sisi apa?” tanya Lluna. “Sisi tv” jawab bu kepsek.
Jam istirahat di tempat duduk yang biasanya. “Cape deh, kalo tau ada sisi tv baru yang dipajang di koridor ngapain kita kaya orang crazy nayain orang kiri kanan” seru Ceries.  Keputusan akhir bu kepsek menskors Debbie selama 2 minggu, dan untuk SCELLo bebas hukuman. “Kalian salah karena berkelahi di sekolah, tapi kalian lagi-lagi berhasil membuatku menghukum yang bersalah. Dan lagipula akan susah kalo anggota OSIS dengan posisi penting seperti kalian tidak mengurus pensi. Jadi pastikan pensi kita berjalan dengan baik” seru bu kepsek disertai senyum SCELLo.
“Tapi masa Debbie cuman di skors sih. Bu kepsek terlalu lunak ah, mustinya dikeluarin tuh
 ujar Lola tanda flashback selesai. “Dari pada itu  untuk ngerayain ini kita mau party di mana?” tanya Viggo hepi. “Terus persiapan pensinya gimana?” tanya Andrew menghilangkan senyum di wajah semua orang.
“Nooo.. Aku belum selesai ngumpulin sponsor dan bikin proposal” Lluna setengah berteriak menyambar netbooknya dan segera pergi. “Lucu banget sih” ejek Kyo. “Konsumsi kita gimana Kyo?” tanya Andrew yang tau ga ada yang beres dengan kerjaan teman-temannya. Kyo langsung saja berdiri dari tempatnya dan berkata. “Shit... Aku lupa, Hah... kenapa aku mesti jadi seksi konsumsi sih” segera pergi. Melihat Ceries dan Viggo ketawa-ketiwi Andrew bertanya lagi. “Dekor dan sound systemnya udah ada?” “Noo....” Teriak Ceries dan Viggo barengan dan segera lari.
“Malang bener nasib teman-temanku. Untungnya aku cuman humas kerjaan yang paling nyantai plus cuman ngurusin berkas aktivitas kelas” seru Lola mengejek teman-temannya dengan senyum soknya. “Iklannya?” tanya Andrew yang tahu iklan adalah kerjaan humas. Lola berbalik ke arah Andrew dengan muka aneh dan berteriak. “Nyaaaaaaa........” Trus kalo Andrew kerjaannya udah kelar belon? “Untungnya aku seksi keamanan jadi ga perlu persiapan” serunya pelan melihat Lola lari kalang kabut.
Akhirnya mereka semua menyibukkan diri dengan persiapan pensi yang akan di mulai 2 minggu dari sekarang. .Cari sponsor lha, cari makan buat konsumsi panitia, cari EO untuk dekor panggung dan minjem sound system super lengkap, bikin poster iklan dll. Termasuk juga nih persiapan Lola untuk jadi kandidat miss sekolah.
“Lola jalannya yang tegap” Ceries memukul punggung Lola. Lola hanya bisa pasrah saja dipukulin pake mistar plastik. Dalam rangka ikut kontes miss sekolah, Lola yang tomboi diberi les private gimana jadi seorang LADY yang bener sama Ceries. Dan hari ini , mata pelajaran pertama untuk jadi LADY di pensi adalah cara jalan dengan bener. “Coba ulang, jalan dari sana” Ceries mulai marah-marah karena dari tadi Lola ga pernah bener. “Santai aja kali Ris” seru Lola ga dipeduliin Ceries.
Lola dengan malas memulai lagi sesuai instruksi Ceries, belum juga mulai Ceries udah main pukul lagi. “Bokong dikencengin, perut diisep, dada dibusungin dan dagu sedikit diangkat” kata Ceries sambil memukul dan menarik dagu Lola sedikit. “Coba sekarang jalan, jangan sampai posisi badanmu berubah” seru Ceries. Sementara Erine hanya melihat Lola yang mondar-mandir di hadapannya dengan tersenyum geli.
Latihan dijadwalkan akan selalu diadakan di apartemen Ceries, selesai persiapan pensi di sekolahan. Belum juga sepuluh langkah yang Lola jalani, Ceries teriak lagi. “Lola kamu terlalu kaku, rileks sedikit.” “Gimana sih Ris gini salah gitu salah” protes Lola. “Udah jangan banyak protes. Ini udah hari ke-3 kamu latihan tau. Sapa juga yang tensinya ga naik kalo cara jalan yang bener aja gak tau. Ulang lagi” bentak Ceries.  “Galak amat sih” celoteh Lola.
Lola dengan pasrah ngulang lagi dari awal. Saking bosennya disuruh jalan mulu sama Ceries, Lola membuka mulutnya buat bicara sama Erine. “Rin, Lluna ke mana?” “Tau katanya sih ada urusan penting tuh” jawab Erine. “Eh, fokus ke depan dilarang balik kiri kanan” protes Ceries. Lola memasang tampang sebelnya dan Erine hanya ketawa aja. “Kenapa juga harus aku yang kepilih” protes Lola kecil.
Kriiingg.... Kriiinnggg... Kriiingg.... telpon rumah Ceries berbunyi. “What the, ngeganggu banget sih” gerutunya sambil berjalan mengangkat telepon. “Hello. What Lola? Bentar deh” seru Ceries kepada si penelpon. “La, Andrew” panggil Ceries. “Andrew” seru Lola heran dan menerima telpon wireless yang diserahkan Ceries.
“Kenapa Drew?” “Latihan kamu udah selesai?” tanya Andrew. “Belon, mang napa? Lagian kenapa ga telpon di hp aja?” jawab Lola. “Ga nyambung.Kalo gitu entar aku jemput deh.” “Heh, jemput?” seru Lola. “Aduh Drew kamu baik banget deh say. Mau donk dijemput sama kamu” ejek Ceries yang ngedenger omongan Lola. “Apa sih yang ga buat kamu La” sambung Erine mengejek Lola. “Berisik banget sih” tanggap Lola. Tapi sepintas Lola ngedenger Andrew tertawa kemudian berkata. “Ga usah Drew aku bawa motor kok” seru Lola. “Oh, gitu. Ya udah. Bye” kata Andrew. “Bye” balas Lola. “Bye.. bye honey” Erine dan Ceries kompakan ngejek Lola.
“Ni orang berdua rese banget sih. Diam dikit kenapa sih?” protes Lola. “Ok, hari ini sampe di sini dulu deh. Capek aku ngajarin orang bolot kek kamu. But tommorrow sebelum latihan kita beli high heels dulu buat kamu. Aku ga mau high heels aku pada patah semua gara-gara kamu pake latihan” seru Ceries. “What the hell? High heels? Aku ga mau pake high heels” protes Lola. “Sapa suruh ikutan miss sekolahan” jawab Ceries
Pertengkaran hari ini tentang high heels dimenangkan Ceries. Maka karena itulah Lola menstater motornya dengan mulut manyun. “Sialan deh si Chris awas nanti ya” celoteh Lola sendiri. “Untuk menghilangkan stres pergi aja ke pasar malam La. Ini udah jam 6 kan pasti udah buka” saran Erine. “Boleh juga, kamu ikut kan Rin?” tanya Lola. “Sori, mama udah nelpon. Aku janji pergi shoping sama mama dan sepupu aku abis makan malem di rumah. Ajak Andrew aja deh” saran Erine. “Yah Erine payah. Ya udah aku ajak Andrew aja” seru Lola. “Happy ngedate” balas Erine dan pergi.
Lola menelpon Andrew, tapi ga diangkat sama sekali. “Kok ga diangkat sih?” seru Lola. Setelah sekian kali menelpon dan ga diangkat akhirnya Lola nyerah juga. “Ya udah mending aku pergi sendirian aja” serunya.
Segera saja Lola udah sampai di pasar malam yang dimaksud. Tapi Lola belum juga Lola mencopot helmnya, dia ngeliat hal yang semestinya ga boleh. “Lho, itu kan Lluna sama Andrew” seru Lola sambil membuka helmnya. Lluna dan Andrew keliatnnya asik banget, ketawa-ketiwi makan es krim bahkan gaandengan tangan. Lola yang baru kali ini ngeliat Andrew ketawa seperti itu jadi merasa sedikit jealous, karena di depannya Andrew ga pernah ketawa lepas seperti itu. Andrew malah membantu Lluna mengelap es krim yang nempel di pinggir bibirnya, balasannya Lluna mencium pipi Andrew.
Mendapat perlakuan kaya gitu Andrew bukannya marah ato mengelak ato apa gitu. Andrew malah merangkul pundak Lluna dengan akrab. Lola seperti ga percaya melihat itu menggosok-gosok matanya. Setelah matanya kembali terbuka Lluna dan Andrew menghilang dari pandangan. “Kok”  seru Lola seolah melihat halusinasi. Akhirnya Lola mengurungkan niatnya ke pasar malam dan pulang.
Esok harinya sebelum pelajaran dimulai dan sebelum Lluna dan Andrew datang, soalnya hari ini Lola ga dijemput Andrew. “Em, girls aku pengen nanya pendapat kalian nih” tanya Lola. “Apaan La kok harus bisik-bisik gitu?” tanya Ceries. “Bukan bisik-bisik Ris” sanggah Lola. “Apaan yang mau kamu tanya?” “Gini kemarin aku liat-liat comment orang di fb dan aku penasaran aja so aku pengen nanya pendapat kalian” jawab Lola. “So” seru Ceries.
“Gimana seandainya kalo kalian jadi cowok terus cewek kalian nyium pipi cowok lain?” tanya Lola. “No problem” jawab Ceries spontan. “Ris aku nanya dari perspektif orang Indonesia bukan perspektif Amrik” balas Lola. “No problem kok, kalo cuman di pipi ga pa-pa kok jawab Erine. “Why?” tanya Lola. “Cium di pipi artinya: kamu sahabatku” jawab Erine. “Oh,gitu yah” balas Lola.
“Trus kalo misalnya cewekmu dipelok sama cowok laen?” “Ga masalah” jawab Erine dan Ceries serempak. “Yang penting peluk yang dimaksud itu pelukan sesama sahabat” lanjut Ceries disetujui anggukan kepala Erine. “Lagian tergantung dia bule ato ga” lanjut Ceries. “Bule?” Lola heran. “Ato setidak-tidaknya orang yang pernah tinggal di abroad cukup lama. Soalnya itu emang hal biasa aja buat mereka kan, udah kayak budaya untuk nyapa teman”lanjut Erine. “Oh, gitu” Lola merasa agak tenang. “Napa emangnya naya-nanya gitu?” tanya Ceries. “Ga cuman penasaran aja sama perdebatan di fb kemaren” jawab Lola.
“Tp btw nih Rin, soal budaya pelok-pelokan orang Indo yang  abroad gitu. Kayaknya ga berlaku buat si Andrew ya, dia keknya selalu anti di pelok Kyo” seru Ceries. “
Kata siapa? Tuh” jawab Erine melirik ke pintu masuk. Terlihat Kyo, Andrew dan Chris saling merangkul pundak dan mendiskusikan sesuatu. “Belakangan keknya mereka ber-3 jadi tambah akrab deh” seru Lola.
Sementara di pintu masuk kelas, Lluna yang ingin masuk terganggu dengan ke-3 cowo itu. “Hello cowo-cowo bisa ga sih jangan diskusi di depan pintu” seru Lluna sedikit keras yang membuat Andrew berbalik. “Oh, sorry” jawabnya. Belum juga kerumunan itu bubar seseorang menyapa dari belakang. “Lluna.”
Yang dimaksud berbalik dan cukup kaget melihat cowo yang disukai Erine berdiri di depannya. “Ada apa?” tanyanya. “Erine udah datanga ga? Bisa panggilin dia?” jawab Mike. Lluna hanya mengangguk dan segera masuk melewati 3 cowo yang masih aja jadi hiasan dekat pintu masuk. “Emm, Rin kamu dipanggil kak Michael tuh” seru Lluna pada Erine.
“Heh” jawab Erine agak kaget. “Ehm, ehm,ehm duh dipanggil ama yayangnya tuh” goda Lola. “Yakin?” tanya Erine pada Lluna yang dijawab dengan anggukan kepala. “Go ahead. Sana ngapain masi bengong di sini. Sapa tau ada ajakan buat date” goda Ceries. Akhirnya Erine dengan ragu-ragu pergi menghampiri Mike yang berdiri di depan pintu.
Ga lama Erine balik ke kursinya dengan tampang kaya kaget kek abis liat penampakan. “kenapa Rin? Kok muka kamu aneh gitu sih”tanya Kyo ketika Erine melewati tempat duduknya. “Let me tell you” seru Viggo yang tiba-tiba aja nongol. “Viggo bisa ga tiba-tiba nongol like ghost ga sih?” protes Ceries kaget. “Dia diajak jadi pasangan dansa buat pensi nanti ama Mikey” seru Viggo. “Heh” seru yang lainnya.
“Bener Rin?” tanya Lluna. Erine mengangguk dengan muka yang mulai jadi merah karena malu. “Wow, kemajuan nih” seru Lola. Sementara Kyo, Andrew dan Viggo ikutan membahas soal Erine, Chris hanya bisa tersenyum kecut aja mendengar itu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Impressive Girls -- 9 KONFLIK MENJELANG PENSI, PERSIAPAN PENSI DAN HAL-HAL NYEBELIN LAINNYA PART 2

Original Story by Ghee
Rewrite by Natthalie Loo


Ga buang-buang waktu, Kyo segera ke kelas Debbie. “Hello Deb” sapanya. “Eh, kak Kyo. Ada paan? Debbie balas naya. “Boleh bicara sebentar di tempat lain? Kamu boleh bawa temen kamu juga kok” kata Kyo sesuai instruksi Lluna biar ga ada kesan mereka mau ngeroyokin Debbie. Debbie yang sepertinya ngerti maksud Kyo mengiyakan dan menagajak 2 temannya.
Kyo membawa Debbie ke halaman belakang tempat yang lainnya lagi nunggu. “Yo” sapa Ceries begitu mereka nyampe. “Apa-apaan nih, kok tiba-tiba main keroyokan” sahut teman Debbie yang namanya Mira. “Cowo-cowo hanya sebagai penonton. Jadi 3 lawan 3 kan” sahut Lluna. “Nah kita mulai aja ya. Aku pengen nanya, waktu Lola jatuh kemarin kamu ada di lokasi kejadian kan?” tanya Erine baik-baik.
“Kamu nuduh Debbie gitu?” tanya teman Debbie yang namanya Cory. “Sori, ya non tapi kita ga nanya sama kamu”  jawab Erine dengan tenang. “So” tanya Ceries. “Emang aku yang ngedorong dia, lantas kenapa?” jawab Debbie. “Deb kamu beneran” seru Kyo. “Emangnya kenapa? Dia nyebeli  banget soalnya, apalagi kemaren itu...” omongan Debbie terputus oleh seruan Kyo. “Deb.”
“Apapun masalah kalian kita ga tau, tapi yang jelasnya kamu harus minta maaf sama Lola” kata Lluna. “For what?” seru Debbie yang bikin kesel aja. “For what? Kamu udah nyelakain orang lain, tapi masih bilang for what?” kata Ceries setengah berteriak tanda mulai emosi. Tiga orang cowo yang dari tadi no comment aja akhirnya ada perwakilan buat ngomong. “Ga pernah diajar tata krama ya? Di mana-mana orang yang bersalah ya minta maaf. Sudah bagus cuman minta maaf, dari pada kita suruh ke polisi tau” seru Andrew.
“Cowo-cowo bisa pada pergi aja ga?” seru Lluna. “Hah” seru kaget Viggo. “Oi.. oi... oi kalian ga bermaksud berkelahi kan?” tanya Kyo. “Berikutnya itu urusan perempuan. Jadi tolong tinggalin aja kami” seru Erine. “Oi...” seru Andrew namun langsung di potong sama Lluna. “Tolong.” Andrew menatap Lluna tajam demikian juga sebaliknya. “Jangan bikin masalah kalo gitu” seru Andrew dan berlalu pergi. “Oi, Drew” panggil Kyo. “Aku juga pergi aja” seru Viggo. “Oi Go, masa kamu juga sih?” tanya Kyo.
 “Mereka lebih hebat dari yang kamu  pikirin, tanpa cari masalah juga pasti beres kok. Jadi yuk pergi” seru Viggo menarik Kyo pergi. “Ya, tapi.” “Ga ada tapi-tapian” seru Andrew menunggu 2 temannya ini. Kemudian Andrew pun membantu Viggo menarik Kyo pergi. Setelah mereka pergi Debbie mulai ngomong dengan sikap nyebelin lagi.
“Mau pake kekuasan nih, mang kalian pikir kalian siapa?” serunya. “Ato mo pake kekerasan” seru Mira. “Maaf ya, tapi kita ga perlu pake cara curang seperti kamu” Ceries melotot ke Debbie. “Jadi mau kalian apaan?” tanya Debbie. “Udah jelas minta maaf sama Lola. Apa sih susahnya minta maaf” seru Erine. “Ga bakalan. Orang dia yang bikin salah ama kak Kyo” sanggah Debbie. “Urusannya dengan Kyo bukan urusan kamu. Kyonya aja ga ada masalah sama sekali sama Lola tuh” seru Ceries jengkel.
“Bukan urusan kamu” Debbie pelototin Ceries. “Kalo gitu urusan Kyo dan Lola juga bukan urusan kamu” balas Lluna. Lluna mendekat ke arah Debbie dan teman-temannya. “Mau apa kamu?” tanya Cory agak panik. “Denger ya kita bisa bikin kamu nyesel atas omongan kamu dan kelakuan kamu yang nyebelin itu” lanjut Lluna.
“Emang kalian punya kuasa apa? Gimana caranya coba? Ga ada saksi yang ngeliat kau kok” kata Debbie merasa menang. “Mau pake kekuasaan orang tua ya? Ga bisa pake tenaga sendiri toh” ejek Cory. Mendengar hal ini tentu saja membuat yang lainnya marah. “Aku kasih tau kalian ya. Kita tanpa pake kekuasaan ortu atopun kekuasaan OSIS dan kelompok, pasti akan bisa ngebuat kalian di skors  ato bahkan dikeluarin untuk masalah Lola” seru Lluna marah.
“Ouw yeah, buktiin dulu donk baru ngomong” seru Debbie. “Liat aja tanggal mainnya. Kita bakal pastiin itu terjadi” kata Ceries marah. “Saksi aja ga ada, gimana caranya coba” seru Mira ngejek. “Pake ini nih” Lluna menunjuk kepala Debbie dengan telunjuknya. “Jangan jadi murid kalo ga ada otak buat belajar” ejek Lluna. meski kesal diperlakukan seperti itu Debbie dkk tetap aja dengan gaya nyebelinnya tertawain Lluna, Erine dan Ceries. “Yang tertawa terakhir yang akan jadi pemenang” seru Erine yang menghetikan tawa Debbie ddk. Kemudian Lluna, Erine dan Ceries segera pergi dari situ.

***

Rapat dadakan dibuat di rumah Lola sepulang sekolah. “Heh, kalian mau ngerjain si Debbie?” tanya Lola. “Ya iya lha, secara dia keterlaluan penyebab kamu dikurung di rumah selama 5 hari” jawab Viggo yang juga ikutan misi kali ini. “Sori deh La” seru Kyo merasa bersalah. “Kyo ga harus minta maaf ini bukan salah kamu” seru Erine dibenarkan anggukan kepala Lola dan Ceries.
“Ok jadi kita mulai dari mana?” tanya Andrew. Semua orang langsung aja ngelirik Lluna, gudang ide ngerjain orang selama ini dan juga profokator kali ini. “Kenapa?” tanya Lluna. “Kenapa? Na jangan bilang kamu ga ada ide. Profokator untuk tidak menggunakan kekuasaan kita sebagai OSIS itu kamu kan, jadi harus ada ide” kata Ceries. “Ya kita harus cari saksi, itu aja yang kita perlukan kan” jawab Lluna. “Gimana?” tanya Kyo
“La boleh pinjam komputer?” tanya Lluna. “Pake aja” jawab Lola. Lluna beranjak dari tempatnya duduk ke depan meja komputer Lola. “Ngapain?” tanya Andrew. “Aku ingat semua yang ada di lokasi kejadian. Jadi aku mau cari data mereka” jawab Lluna. “Bukannya ga mau pake kekuasaan OSIS?” tanya Kyo. “Kata siapa aku mau pake data OSIS? Ga tuh. Biasanya juga aku ga pernah pake” jawab Lluna. “Jadi data yang biasanya kamu cari dapet dari mana?” tanya Ceries.
Lluna membalik dirinya dari hadapan komputer Lola. “Aku kan dah pernah bilang membobol database sekolah” seru Lluna ringan. “Hah, jadi yang kamu maksud membobol waktu itu bener-bener membobol?” tanya Erine dan dijawab dengan anggukan kepala Lluna yang udah menghadap komputer lagi. “Kalo pake netbook aku jadi lebih gampang soalnya udah ada beberapa program khusus sih” lanjut Lluna. “Ini sih namanya cyber crime” seru Andrew pelan. “Ah, Na. Komputerku ada passwordnya” seru Lola. “Telat udah kebuka dari tadi” jawab Lluna.
Yang lainnya mendekat berusaha melihat apa yang dilakukan Lluna, meski tak mengerti apapun. Dalam waktu kurang dari 10 menit Lluna sudah mendapatkan apa yang diinginkannya. “Ok, kita tinggal mewawancara mereka-mereka ini” sahut lluna menunjuk layar komputer. “Kamu yakin kalo mereka semua ada di tempat kejadian?” tanya Viggo. “Yakin 100%” jawab Lluna. “jadi sekarang waktunya bagi tugas” lanjut Lluna.
Hari ini dari pagi Lluna, Erine, Ceries, Andrew, Kyo plus Viggo introgasi para murid sesuai daftar buatan Lluna. Dan pada jam istirahat di tempat duduk biasanya mereka rapat.
“Ga ada perkembangan sama sekali” seru Ceries kesal begitu duduk. Semuanya duduk dengan wajah lesu tanda kalo mereka juga belum ada perkembangan. “Sampe saat ini udah 5 orang aku tanya, tau ga mereka jawab apa?” kata Kyo. “Kalo cewe pasti jawabannya ‘Dari pada ngerjain hal ga guna mending jalan ama aku aja’” seru Viggo disetujui anggukan kepala Kyo. “Sama” seru Lluna dan Erine kompakan. “Cowo juga ada yang ngomong gitu kok” seru Andrew merasa jijik.
“Kok lesu amat sih tampangnya” seru sombong Debbie tepat saat makanan pesanan mereka diantar. Ngeliat kedatangan nih mahluk nyebelin, otomatis tampang mereka semua jadi kesal. “Ternyata ga bisa pake kekuatan sendiri untuk maju ya” ejeknya. “Orang gila ga usah dipusingin” kata Lluna lantang. Semua kemudian langsung sibuk dengan makanan mereka masing-masing sambil ngerumpi ria tanpa memperdulikan kehadiran Debbie dkk. Setelah kesal karena dicuekin akhirnya Debbie dkk pergi juga.
“Rese banget sih tuh orang” seru Viggo. “Dari pada kesal sama orang lain mending kita susun pertanyaan aja buat interogasi selanjutnya” kata Erine sambil ngeluarin daftarnya. “Ini sudah, terus yang berikutnya...” Erine terbelak melihat nama yang tertera pada daftarnya. “Kenapa Rin? Kek abis liat setan aja” ejek Kyo melihat ekspresi Erine.
Penasaran dengan daftar Erine, Ceries langsung merebutnya dari tangan Erine. “Eh, Ceries balikin” seru Erine kaget. “Michael William Balfe? Michael anak kelas 3 yang pernah kamu bilang?” tanya Ceries dengan senyum aneh. Erine sama sekali tidak menjawab, tapi dari mimiknya Ceries tau kalo dia benar. “Pintar Na” seru Ceries ke Lluna. Lluna membalas dengan membentuk simbol peace dengan jari telunjuk dan tengahnya.
“Lluna curang bagian kelas 3 kan kerjaan Viggo sama Andrew. Kok diopor ke aku” protes Erine sedikit manja. “Sengaja” jawab Lluna ringan. “Lluna jahat” Erine memukul lengan Lluna. “Kenapa mangnya Rin? You like him? Kalo ia entar aku sampein salam kamu deh, kita 1 kelas kok” tambah Viggo. Erine kaget mendengar kata-kata ‘you like him’ dari pernyataan Viggo. Wajahnya langsung aja berubah jadi merah kaya kepiting rebus. “Heh, beneran Rin?” tanya Kyo. “Gampang banget ditebak” tambah Andrew.
Mendengar semua itu wajah Erine jadi tambah merah aja. “Udah dong. Jangan ejek aku mulu” protesnya sedikit manja. “Pucuk dicinta ulampun tiba, orangnya nongol tuh Rin” kata Ceries tertawa ngejek. “What?” seru Erine. Erine kemudian mengikuti kode mata Lluna. Begitu melihat orang yang dimaksud, Erine jadi kaget.”Ha...” Erine berbalik. “Oh My Gosh aku musti ngapain” seru Erine mulai tegang. “Samperin dan introgasi dia” Viggo berkata dengan semangat. “Ta..tapi” Erine mulai gugup. “Udah sana” Lluna mendorong Erine pelan.
Akhirnya Erine pun berdiri dari kursinya. Baru juga berjalan 3 langkah Erine berbalik melihat yang lain dengan muka memohon biar yang lain gantiin dia. Tapi justru Ceries mengibaskan tanganny isyarat untuk maju. Kyo memberi semangat dengan mengepalkan tanggannya dan berbicara pelan “Ganbatte.” Sementara Andrew memberi tanda ok dengan jarinya.
Setelah menghela nafas cukup panjang, akhirnya Erine menghampiri Michael yang lagi berdiri di counter makanan lagi berpikir mau makan apa. Dengan agak gugup Erine mendekat dan membuka mulutnya. “Emm, anu permisi.” Orang yang dimaksud berbalik memandangi Erine. “Kak Michael kan?” tanyanya. “Ya” jawab Michael menganggukkan kepala. “Boleh ngomong sebentar ga?” tanya Erine lagi. “Boleh, tapi ga enak juga ngobrol sambil berdiri di sini. Gimana kalo duduk di tempat kosong aja?” tanya Michael. “Ok” Erine mengangguk.
Setelah mendapat kursi kosong, Michael memulai pembicaraan. “Erine jadi pa yang pengen kamu bicariin?” tanya Michael. “Ha, kakak tau nama saya?” “Siapa sih ga kenal SCELLo. Anak kelas 1 yang baru masuk 3 bulan ini juga udah pada kenal, walopun ga semuanya sih. Apalagi aku yang udah kelas 3” jawabnya. “Oh” seru Erine. “Gimana dengan Lola? Udah sembuh?” tanya Michael. “Udah sih, tapi masih perlu istirahat katanya. Makanya aku mewakili Lola pengen nanya sesuatu” kata Erine. “Apaan?”
“Gini katanya waktu dia jatoh ada yang dorongin dari belakang” kata Erine. “Masa sih?” Michael keliatan kaget. “Sori sebelumnya ya kalo cara nanya aku ga bener ato bikin kakak marah, kalo ga salah kakak ada di sekitar TKPkan? Kakak ada liat orang yang dicurigai ga?” “Kenapa aku musti marah kalo cuman ditanya kaya gitu. Aku emang di sana, tapi ga liat pa-apa tuh” jawab Michael.
“Oh, gitu ya. Makasih ya kak untuk infonya” balas Erine. “Oh, ia tunggu bentar Rin” pangggil Michael ketika Erine baru aja mau berdiri. “Kenapa kak?” “Lola kan ga masuk, sementara draft kegiatan per kelas untuk pensi kan terakhir dikumpul hari ini. Aku kasih ke kamu aja ya? Kamu anggota OSIS juga kan?” tanya Michael. “Oh, ia boleh kok” Erine menerima selembar kertas yang diserahkan Michael. “Kalo gitu aku duluan ya kak” kata Erine.“Ga usah manggil kakak lah, terlalu formal. Panggil Mike aja.” Erine hanya tersenyun dan mengangguk pelan kemudian pergi dan bergabung dengan teman-temannya.
Nah, untuk mempersingkat waktu. Tiga hari kemudian rapat sepulang sekolah diadakan di rumah Lola. “Ga ada harapan sama sekali” seru Ceries kesal. “Ck, kita mau sampai kapan gini sih. Ga ada yang jelas sama sekali” sambung Kyo. Mereka semua menarik nafas dengan kompak banget meratapi perkembangan kasus Lola yang ga ada kemajuan. “Ck, kalo gini nih kita bakal terus-terusan di ketawain sama Debbie” seru Ceries yang kemudian di balas dengan helaan nafas semua orang kompakan.
Udah sekitar sejam mereka semua duduk meratapi nasib di kamar Lola. “Ah, udah jam 3.30. aku mau balik duluan ya aku mau jemput kakak di airport nih” seru Lluna tiba-tiba kemudian beranjak dari tempatnya. “Aku antar” kata Andrew karena hari ini Lluna ga bawa mobil. “ga usah aku naik taxi aja deh” balas Lluna. “Naik motor lebih cepat dan lagian gratis” balas Andrew. “Ya udah. Bilangin ke Lola ya kalo aku pulang duluan” seru Lluna pada yang lain karena Lola lagi mandi.
Tepat ketika baru saja Lluna kedengaran keluar dari pintu pagar depan, Lola masuk ke kamar. Melihat anggota timnya ga lengkap Lola bertanya. “Lho, kemana si Lluna?” “Pulang, katanya mau jemput kak Fred di airport” jawab Erine. “Oh, terus kalo si Andrew?” tanya Lola lagi. “Nganter Lluna” jawab Viggo ringan. “Eh” seru Lola agak heran.
Kemudian pada keesokan harinya semuanya menjalani hari dengan lesu dan sibuk. Perhatian mereka terhadap kasus Lola sedikit teralihkan karena harus mengurus PENSI. Sekedar info mereka semua anggota OSIS, termasuk juga anak baru seperti Ceries, Kyo,Andrew dan Viggo. Kok kenapa bisa begitu? Mereka termasuk anak baru kan kok bisa jadi anggota OSIS? Bisa aja karena memang pemilihan anggota OSIS belum lama setelah Kyo, Andrew dan Ceries masuk. Alasan lainnya karena Lola adalah ketos.
Tapi mereka jadi teringat lagi pada kasus Lola saat pulang sekolah. Tepatnya setelah seseorang nyamperin Lluna, Ceries dan Erine di parkiran. “Emm, a..anu” seorang cewe berseru kecil dan terbata-bata. Tapi 3 orang yang dimaksud malah noleh kiri-kanan mencari orang yang nih cewe ajak bicara. “Sori ngomong ama kita?” tanya Ceries. Cewe itu hanya mengangguk saja sebagai jawabannya. “Ada apaan ya?” tanya Erine. Cewe itu ngangkat kepalanya dan berkata “Soal kak Lola” katanya. Perkataan ini cewek makin membuat  yang lainnya penasaran, emang kenapa dengan Lola?

***

Pertemuan mendadak diadakan di rumah Lola dengan anggota tim investigasi lengkap, plus cewek aneh yang nyamperin Lluna, Ceries dan Erine tadi siang. Cewek ini duduk dengan gelisah. Alasannya banyak aja, gugup karena dikelilingi orang-orang keren yang terkenal di sekolahan. Atau gugup karena posisinya seperti sedang dikeroyokin sama mereka semua.
“Jadi nama kamu Melody, anak kelas X-1?” tanya Kyo. Melody hanya mengangguk menjawab pertanyaan Kyo. “Trus kamu bilang ngeliat orang yang ngedorong Lola?” tanya Viggo. Melody lagi-lagi hanya mengangguk untuk menjawab Viggo. Ga suka cara Melody menjawab, Andrew memukul meja dengan agak keras dan berkata. “Kalo ngomong yang jelas.” Melody yang kaget jadi makin ciut saja.
“Ok, stop sampe di sini. Cara kalian bertanya itu malah bikin  Melody tambah takut tauk. Ga bisa ngomong baik-baik apa? Kamu juga Drew ga usah pake acara pukul meja segala” protes Lola. Memang sih cara mereka ngintrogasi Melody sedikit kelewatan, palagi tampang mereka udah kaya preman aja. “Ok, tadi kamu bilang tau orang yang ngedorong Lola. Ia kan? Bisa kasi tau siapa?” tanya Lluna dengan agak lembut. “Aku ga begitu ingat mukanya, kalo aku ngeliat orangnya aku pasti tau” jawab Melody gugup.
Lluna membuka netbooknya, dan dalam waktu 5 menit memnyodorkan netbook itu ke Melody. “Apa ini orangnya?” Lluna memperlihatkan foto Debbie. Melody melihat dengan teliti tapi tampak bingung. Lluna mengambil netbooknya dan mencari foto lainnya. “Salah satu dari mereka mungkin?” tanyanya lagi. Namun lagi-lagi Melody hanya melihat dengan bingung, tapi kemudian mengangkat tangannya ke layar. “Kayaknya mirip yang ini deh” menunjuk foto Debbie.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
v