Impressive Girls -- 13 ANTARA CINTA DAN PERSAHABATAN


Pagi ini Lola bangun dengan enggan. Tepat waktu sih tapi dengan sangat malas. Lola berjalan sempoyongan menuju kamar mandi. Menyalakan shower kemudian mandi dengan pelan, sambil memikirkan kejadian kemarin.
“La, tunggu La” Kyo menarik tangan Lola. “Lepasin aku bisa ga?” Lola berbicara dengan nada tenang yang cukup mengherankan. “La, kamu ga usah mikirin yang tadi.” “Antar aku pulang” jawab Lola masih dengan nada tenang. “La, jangan uring-uringan karena cowok ga jelas kaya gitu donk” Kyo berusaha menghibur. “Aku mau pulang Kyo” jawab Lola. “Lola, dengerin aku…” “Kamu mau anterin aku pulang atau aku harus pulang sendiri?” kali ini Lola sudah mulai kesal. Akhirnya Kyo mengalah dan segera mengantar Lola pulang.
Lola makan pagi dengan sangat pelan, sampai membuat mamanya heran. “Kamu kenapa La? Sakit? Kalo sakit ga usah ke sekolah.” “Emm.. Ga kok ma, cuma lagi males aja. Lola berangkat ya” seru Lola beranjak pergi tanpa menghabiskan makan paginya. “Lola kenapa ya, ga biasanya dia gini. Mudah-mudahan dia ga kenapa-kenapa nanti” seru mama Lola cemas.
Lola hari ini enggan naik motor ke sekolahan, dia memilih naik angkot. Walaupun Lola berjalan lambat menuju tempat biasanya dia ngambil angkot, tapi Lola ga telat sampai di sekolah. Malah masih sempat ngobrol selama 15 menit kalau dia mau.
Namun sebelum memasuki pintu gerbahng, Andrew yang udah nungguin Lola menahannya. “La bisa bicara sebentar?” Lola hanya mengangguk tanda setuju, kemudian mengikuti Andrew ke perpus.
“La aku mau ngejelasin masalah yang kemarin” Andrew mengawali pembicaraan. “Aku dan Lluna itu gad a apa-apa. Kita Cuma jalan biasa aja, kayak kamu dan Kyo.” “Aku dan Kyo ga semesra kalian” jawab Lola. “Ya, a… aku tau. Tapi beneran we just friends. Aku cuma minta tolong ama Lluna.” “Minta tolong apaan?” tanya Lola. “Buat beliin kamu ini” Andrew menyodorkan sebuah kotak ke Lola. Ragu Lola mengambil kotak itu dan membukanya.
Di dalamnya ada sebuah kalung dengan mata kalung berbentuk kupu-kupu yang amat manis. Rasanya tidak cocok dikenakan Lola yang tomboy. Itulah yang ada di pikiran Lola, tapi mau tidak mau Lola tersentuh juga. “Manis banget” seru Lola. “Yah, kemarin sih Lluna milih yang motif salib besar gitu, katanya cocok sama kamu. Tapi aku lebih suka ini dan Lluna juga bilang bagus” jawab Andrew.
“Thanks ya” seru Lola tersenyum tipis. “Kamu maafin aku?” tanya Andrew. “Umm.. Tapi aku masih butuh waktu buat mikir” seru Lola kemudian segera beranjak pergi sebelum ditanyai lebih lanjut lagi.
Di kelas Lola yang masih aja lesu udah ditungguin ama Lluna. “Yo Lola kok lesu” Ceries nyamperin Lola sebelum Lola duduk di tempatnya. “La kita bisa ngomong bentar” Lluna memohon. “Da paan nih, kok tegang banget?” tanya Ceries yang emang ga tau masalah. “Silahkan” jawab Lola. “La yang kemarin itu bener-bener Cuma salah paham. Aku ga bermaksud La” seru Lluna. “Aku tau Andrew udah ngomong kok” jawab Lola.
“Jadi kamu maafin aku?” tanya Lluna. “Umm.. Tapi aku masih pengen mikir soal sesuatu yang lain.” “What happen sih?? Aku bingung nih” seru Ceries. Sementara Erine masih saja menutup mulut. “La, aku…” Lola memotong kata-kata Lluna. “Aku tau Na, kamu bukan tipe yang kayak gitu. Aku kenal kamu bahkan mungkin lebih baik dari pada yang kamu pikir. Dan aku ngerti, cuman masih ada yang perlu aku pikirin. Jadi please kasi waktu sebentar. OK?” jawab Lola. “OK” seru Lluna pelan.
Lola beranjak dari kursinya dan keluar dari kelas. “Aku hari ini mungkin bakal bolos seharian” serunya. “Ini ada apaan sih?? Ngomong donk ngomong..” seru Ceries kesal. “Lola dan Kyo ngeliat Lluna dan Andrew jalan bareng sambil pegangan tangan” jawab Erine. “What??” seru kaget Ceries. “Aku juga kebetulan liat. Kamu juga tuh Na kalo tau salah jangan dilakuin donk” sambung Erine. “Kejadian juga deh” batin Ceries.
“Udah Na, jangan dipikirin. Aku tau kamu bukan sengaja, dan aku yakin Lola juga tau. Yah walaupun kamu emang salah sih. Jadi biarin dia tenangin diri dulu.” hibur Erine. “Ya tapi Rin. Akunya kan gak enak sama Lola” jawab Lluna. “Udah, Lola juga dah bilang kamu dimaafin. Ya udah, dia lagi banyak pikiran kali. Tapi lain kali jadi orang mikir-mikir dulu kalo mau bertindak oon” Ceries mendorong kepala Lluna dengan telunjuknya.
Lola membaringkan dirinya di lantai di atap sekolahan. Memandangi langit biru yang cerah, dan berpikir tentang dia, Andrew dan Lluna. “Aku ga ngerti deh kenapa aku ga bisa marah pada mereka berdua. Sakit sih, pastinya tiap orang yang ngeliat pasangannya jalan dengan temannya pasti ngerasa sakit. Tapi ini agak beda, rasa sakitnya beda. Tidak dalam dan membekas, lebih tepatnya hanya merasa dikecewakan. Tapi kok bisa gitu yah” batin Lola.
Lola semakin lama semakin ga ngerti jalan pikirannya. Dia masih ga ngerti, masih ga tau seberapa besar rasa sukanya pada Andrew. Demikian juga sebaliknya. Rasanya berbeda seperti waktu dengan kak Dixon dulu, sangat berbeda. Itulah yang ada di pikiran Lola saat ini. Lola terus dan terus berpikir, menutup matanya dan menelusuri alam pikirannya. Untuk menemukan jawaban atas kebimbangannya. Karena dua orang yang dipikirkannya cukup berarti bagi dirinya. Yang satu pacarnya dan yang satunya sahabat baiknya.

***
Jam istirahat siang Lluna berjalan lesu ke kantin, didampingi oleh Ceries dan Erine. “Ada yang tau Lola ke mana?” tanya Kyo yang muncul tiba-tiba. Dia di jawab dengan gelengan kepala dari ketiga teman Lola. “Na, masa kamu ga berusaha mencari dia sih” Kyo seolah mengejek Lluna. “Kyo, Lola bilang dia pengen sendiri. Klo udah begitu artinya Lola bener-bener ga mau di ganggu” seru Erine. “Hah…” Lluna menghela napas merasa bersalah.
“Woi, kalian ngapain lama banget sih” seru Lola seperti biasanya begitu 4 orang ini sampai di kantin. “Aku udah karatan dan kelaparan nungguin kalian” seru Lola seperti biasanya. “Kamu dah ga pa-pa La?” tanya Kyo. “Memangnya aku kenapa?” tanya Lola. “La….” Seru Lluna lesu. “Kamu kenapaan sih Na. lesu amat. Senyum donk senyum” Lola mencubit pipi Lluna, memaksanya untuk tersenyum. Mau tidak mau Lluna tersenyum juga.“Yuk, pesen makan. Lapar nih” sambung Lola. “Let’s go” sambung riang Ceries.
“Lola” panggil Andrew. “Aku nyariin kamu dari tadi” Andrew mendekat. Tapi sebelum mendekat, Kyo menghalangi Andrew. “Kamu ngapain masih nongol depan Lola” seru Kyo kesal. “itu urusanku, bukan urusanmu” jawab Andrew tegas. “Kalian berdua jangan berkelahi di sini donk” sergah Lola. “Heh, nih orang bener-bener ga tau malu yah” lanjut Kyo. “So?”
“Bener-bener minta di hajar yah” Kyo tiba-tiba aja langsung mukul Andrew. “Kya…” teriak yang lain. Kesal Andrew bales mukul Kyo, dan terjadilah perkelahian. “Kalian berdua stop” Lola berteriak menghentikan mereka. Kesal karena ga didengar, Lola berusaha masuk di tengah-tengah mereka. “Aku bilang stop” teriak Lola begitu berhasil.
“Kyo ini urusan aku sama Andrew, tolong kamu jangan ikut campur” seru Lola begitu mereka berhenti. “Tapi La..” “Kyo, ga da tapi-tapian. Drew aku perlu bicara sama kamu” seru Lola. Andrew mengikuti Lola ke sisi lain dari kantin.
“La, aku bener-bener minta maaf soal kemarin” Andrew memulai pembicaraan. “Drew, aku udah maafin kamu. Lagian kamu ga bener-bener salah kok” jawab Lola. “Maksudnya?” “Aku juga salah, karena asal nerima kamu tanpa bener-bener mikir tentang perasaan kita.” Melihat Andrew masih bingung, Lola melanjutkan penjelasannya. “Aku akhirnya sadar kalo aku cuman ngefans sama kamu Drew, ga bener-bener suka. Begitupun denganmu.” “La aku suka sama kamu.” “Ga Drew, kamu ga bener-bener suka sama aku. Dan aku tau itu.”
Andrew ga tau lagi mau bilang apa. Kemudian Lola mengeluarkan kotak yang tadi di berikan sama Andrew, dan menyorongkannya kepada Andrew. “Berikan kepada orang yang memang cocok dan pantas memakainya. Berikan pada orang yang bener-bener kamu suka.” “Tapi, La..” “Pikir aja lagi nanti. Lalu dengan ini aku menyatakan kita putus.” seru Lola tenang. “Yah, tapi aku berharap kita masih bisa berteman seperti biasa. Dan aku harap kamu juga masih bisa berteman sama Lluna dan Kyo. Ok?” Andrew hanya bisa mengangguk saja sebagai jawabannya.
“Ok, kalau begitu saatnya baikan sama Kyo dan Lluna kurasa.” Lola berdiri dari kursinya. “Dan hanya sekedar pemberitahuan, aku mungkin lebih suka kalung model salib yang bakal dipilihkan Lluna” sambung Lola. Hal ini membuat Andrew tertawa kecil, menghela nafas pendek setelahnya, kemudian berdiri dari tempatnya duduk. “Yah, kurasa cukup cocok untukmu” serunya membuat Lola tersenyum.
Mereka berdua datang menghampiri Kyo beserta teman-teman Lola yang lainnya. “Ok, Kyo sekarang berdiri” perintah Lola. Dengan enggan Kyo berdiri berhadapan dengan Andrew. “Ok, sekarang salaman” seru Lola. “Nani?” seru kaget Kyo. “Shake hands please” sambung Ceries dari belakang. “Kenapa harus kek gitu sih La?” Kyo kesal.
“Karena kalian harus baikan dan berteman seperti biasanya” jawab Lola. “Dame, ga mau” seru Kyo melempar pandangan kesal pada Andrew. “Salaman cepat” paksa Lola. Tapi Kyo tidak bergeming juga. Akhirnya Andrew duluan yang mengulurkan tangan. Hal ini jelas membuat kaget Kyo. “Sorry” seru Andrew. Kyo hanya melihat tangan dan wajah Andrew bergantian, seolah curiga. “Nah, Kyo tunggu apa lagi?” seru Erine.
Dengan enggan Kyo menyambar tangan Andrew. “Lain kali ga ku maafin” seru Kyo. “Ga da lain kali kok” balas Andrew. “Jangan sok perfect deh, mana ada yang tau kan” balsas Kyo. “Aku pastikan ga ada lain kali. Soalnya kita dah putus” seru Lola ringan. “Eh” seru kaget yang lannya. “La..” Lluna berniat protes. “Ga terima complain” Lola menghentikan omongan Lluna.
“ini keputusanku dan atas keinginanku. Bukan karena yang kemarin atau karena hasutan siapa pun juga. Ok” sambung Lola.”Sekarang Andrew sama Lluna salaman” Lola melanjutkan. Dengan enggan Lluna mengulurkan tangan. “Nah, sekarang semua masalah udah beres khan. Jadi mari kita makan” seru riang Lola. “Emang ga da yang lain di otak kamu selain makan La” tawa Ceries. “Laper soalnya” Lola membuat wajah aneh membuat semua orang tertawa kecil. “Dasar Lola” sergah Erine.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Impressive Girls -- 12 PERTEMUAN, JADIAN DAN PATAH HATI

Original Story by Ghee
Rewrite by Natthalie Loo



“Ah, kangen banget sama kak Pieter” seru Ceries sebelum jam pelajaran pertama di mulai. “Aduh, segitu cintanya kah dikau padanya?” balas Lola. “Tapi omong-omong nih Ris aku belum pernah liat kak Pieter deh” sambung Lluna. “Orangnya gimana sih” tanya Erine penasaran. “Pokoknya dia orang paling perfect yang pernah aku liat. Handsome, gentle,care, young businessman etc” Ceries sudah terbang ke alam lamunannya sendiri.
“Trus kalo gitu Viggo mau kamu kemanaiina Ris?” Lola membuyarkan lamunan Ceries. “Ke hell aja deh dia.” “Hush, ga boleh gitu Ris” nasihat Erine. “Kasian juga si Viggo harus saingan sama kakaknya. Ris jangan sampai ada perang dingin antara mereka” sambung Lluna. “I don’t care” jawab Ceries.
Dert…dert….dert handphone Ceries bergetar. “Ih, panjang umur bener nih anak” Ceries membaca sms Viggo. ‘Honey bentar pulang sekolah bareng yah, aku mau ke rumah kamu atas perintah your mother. Wait for me ya ;p Btw, minta pin BBnya donk udah ratusan kali aku minta kok ga dikasi? Love you’
“Ih, jijay….. ga akan aku tungguin. Girls hari ini aku mau bolos” seru Ceries. “What” seru yang lain barengan. Ceries udah mulai berkemas lagi. “Eh, Ris pelajarannya aja belon mulai kok udah mau pulang?” tanya Lluna. “Karena aku ga mau liat mukanya si Viggo. Kalian urus absennya yah” balas Ceries segera berlalu pergi. “Enak aja, jangan asal perintah donk” seru lantang Lola.
“Ckckck… Ceries, Ceries. Cari masalah aja tuh anak” seru Erine. “Tuh anak lama-lama beneran bisa bikin Viggo bakalan berantem sama kak Pieter” sambung Lluna. “Kesian banget yah Viggo, udah ribuan taon dia ngejar Ceries” lanjut Lola melankolis. Ketiga orang ini hanya bisa geleng-geleng kepala.
Dert..dert…dert… handphone Ceries yang ketinggalan bergetar. “Ah, Ceries ninggalin handphonenya” seru Lluna. Melihat no Ceries yang lain tertera pada layar handphone Erine segera mengangkatnya. “Napa Ris. Oh ok.” “Napa?” tanya Lola. “Katanya entar minta tolong hpnya diantarin ke rumah” jawab Erine. Lola mengangguk tanda setuju.
Dan akhirnya sore hari, tepatnya udah hamper waktu magrib Lola dkk pergi ke apartemen Ceries. “Ceries tuh ada-ada aja deh masa pindah ke lantai 12 ga bilang-bilang sih” gerutu Lola. Akhirnya mereka harus turun lagi ke lantai 12 dari lantai 20. Baru saja tiga langkah dari kamar Ceries sebelumnya mereka mendengar suara. “Dad nanyaiin Viggo?” seru seorang cowok cakep yang keknya eksmud (eksekutif muda) di telpon. “Viggo?” seru tiga cewek ini sambil saling menatap.
“Ok, nanti aku telpon Dad. Aku baru sampai jadi belum ketemu, ya udah aku tutup dulu yah. Bentar lagi aku ke sana” cowok cakep tadi melewati Lola dkk dan berhenti di mantan kamar Ceries. “Anu, kenalannya Ceries ya?” tanya Lluna. Cowok tadi berbalik dan ngomong. “Temannya Ceries?” tanyanya sopan. Lola dkk hanya mengangguk saja. “Ceriesnya ga ada di rumah ya?” tanya cowok cakep tadi. “Udah pindah ke lantai bawah” jawab Erine. “Kebetulan kalo begitu bisa titip ini untuk Ceries. Aku ada sedikit urusan jadi ga bisa lama-lama.” “Lola mengambil kantongan yang disodorkan cowok tadi.
“Umm bilang aja dari Pieter. Thanks a lot before”cowok bernama Pieter ini tersenyum manis. “Pieter? Kakaknya Viggo?” tanya Lola.”Oh, kenal Viggo juga?” Akhirnya mereka sama-sama jalan menuju lift sambil bercerita ringan. Begitu hampir sampai di lantai 12 Pieter berkata. “Kalian turun di lantai 12 kan?” Lola dkk mengangguk sebagai jawaban. Begitu Lola dkk turun Pieter ngomong lagi. “Sampein salamku buat Ceries dan Viggo ya.”
“Cakep juga” seru Erine begitu pintu lift sudah tertutup. “Lebih baik dari Viggo menurutku, pantes aja Ceries suka” sambung Lluna. “Btw, tadi Ceries bilang kamar no berapa sih?” tanya Lola.

***

“Bentar lagi dinner kamu udah siap honey” seru ganjen Viggo pada Ceries. “Jangan panggil-panggil aku honey, aku bukan honey kamu” teriak sebal Ceries. “Damn it, kenapa mom harus kasi kunci kamar aku yang baru ke Viggo sih. Kenapa pula aku ga bawa kunci rumah” bisik Ceries. “Kok cemberut sih” Viggo menusuk pipi Ceries. “Jangan pegang-pegang” Ceries duduk menjauh begitu Viggo duduk juga di sofa.
“Abisnya aku kan suka Ceries” seru polos Viggo. “But I don’t like you” bentak Ceries. “But I love you” balas Viggo. Ceries merasa sebal melihat tingkah Viggo, tapi penasaran juga sih. “Memangnya apa yang kamu suka dari aku?” tanya Ceries. “Banyak. Intinya Ceries selalu bisa bikin aku bahagia dan tersenyum, dari kecil juga suka nolongin aku kan. Jadi sekarang giliran aku yang jagain Ceries” Viggo menatap Ceries lembut.
Ceries agak tersentuh juga sih, dan hanya diam saja memandangi Viggo. “Selain itu…” lanjut Viggo membelai rambut Ceries kemudian wajah cantiknya. “Kau sangat cantik” lanjut Viggo. Pelan-pelan Viggo mencondongkan badannya. Tau apa maksud Viggo, badan Ceries mundur tanpa menggeser duduknya. Maksudnya sih mau menghindar, tapi mereka duduk di sofa yang tidak besar. Ceries akhirnya ga bisa mengelak setelah punggungnya tersandar di bantalan tangan sofa. Pelan dan lembut Viggo mencium Ceries. Pengennya sih langsung napar Viggo, tapi reflex tangan Ceries justru sebaliknya. Tangannya merangkul Viggo.

***

“Kata Ceries kuncinya ada di silicon handphonenya” seru Erine membuka silicon hp ceries. “Ah, ada” Lola mengeluarkan kartu yang menjadi kunci kamar Ceries. Ga pake lama segera aja didekatkan ke sensor yang ada di pintu, dan langsung menyerbu masuk. “Ceries kami datang bawaiin hand…..” teriakan riang Lola terhenti begitu pula langkahnya.
“Auw, jangan berhenti tiba-tiba donk La” protes Lluna yang menabrak Lola karena berhenti tiba-tiba. “Ada apaan kok berhenti” tanya Erine yang kemudian mengikuti pandangan Lola dan Lluna. “Oops” serunya. Sadar ada teman-temannya Ceries sekuat tenaga mendorong Viggo, sampai jatuh ke lantai. “Auw” rintih Viggo. Pada waktu bersamaan hp Viggo bunyi, segera diangkatnya.
“Hai, kalian udah dateng kok ga telpon dulu?” Ceries berdiri dan ngomong dengan canggung. “Sori ganggu, kita cuma mau bawaiin hp kamu” Lluna yang duluan sadar mengambil hp dari Erine dan meletakkannya di tempat terdekat. “Trus titipan dari kak Pieter” Lluna mengambil kantongan dari tangan Lola dan menaruhnya di sebalah hp. “Kak Pieter datang?” Ceries udah kembali normal. Teman-temannya hanya mengangguk aja. “Aduh… kenapa kalian ga bilang dari tadi sih. Where is he?” “Pulang. Katanya ada urusan penting.”
“Yah, yang benar aja” seru Ceries. “Oh, mungkin masih ada di parkiran. Aku turun bentar ya” Ceries bergegas turun. Begitu Ceries menghilang Viggo ikut-ikutan cabut juga. “Ok, aku juga harus pergi. See ya.” “Eh, trus kita?” tanya bego Lola. “Tungguin Ceries aja kalo begitu” jawab Erine.
***
                Keesokan paginya, diluar dugaan Erine diantar ama kak Mike sampe ke depan kelas. “Sampe ketemu jam istirahat ya” seru kak Mike sebelum pergi ke kelasnya. “Ok” jawab Erine tersenyum manis. Segera setelah kak Mike pergi, Erine masuk ke kelas dan menempati tempat duduknya. “Aduuuhhh…… Erine kemajuan besar nih sampe diantar ke kelas segala” goda Lola yang datang semenit sebelum Erine. “Hehehe….” tawa Erine. “Happy banget sih?? What happen??” tanya Ceries. “Tau ga??” jawab Erine manja. “Gimana bisa tau oon, klo kamu belon bilang apa-apa” jawab Lluna.
                Dengan wajah tersipu malu Erine bersuara dengan sangat lembut. “Mike ngajak jadian.” “What???” seru lantang dan kompak teman-temannya. “Shhttt… Jangan keras-keras” sergah Erine. “Are you sure?” tanya Ceries. “Wow, met yah” seru Lluna. “Patut dirayaiin nih” sambung Lola riang. “But, gimana ceritanya?? Tell us” bujuk Ceries.
                “Yah, tempo hari waktu penutupan pensi kan aku diantar pulang. Terus dia ngomong deh” jawab manja Erine tersipu malu. “Ngomong apaan??” goda yang lainnya. “Ih,udah dong ah” protes Erine manja. “Kok baru ngomong sekarang sih, padahal jadiannya udah dari pensi kemaren” protes Lola. “Ia, lagian baru ni hari dia ngantar kamu sampe kelas” sambung Lluna.
                “Kan kelasnya Mike dan kelas kita beda jalurnya. Kebetulan aja hari ini dia ada urusan di lab kimia di ujung” seru Erine lembut. “Duh, manggilnya Mike” yang lain lanjut menggoda. “Ah, kalian nih rese yah” Erine mulai mukulin teman-temannya dengan pelan.  Dan acara ngejekin Erine berakhir ketika jam pelajaran pertama dimulai.
                “Gosh” seru lantang Ceries. “Kenapa Ris?” tanya Lola sambil berjalan ke arah parkiran. “Aku ga salah liat kan?” “Apaan sih Ris” Lluna megikuti arah pandang Ceries. Seorang cowok cakep melangkah mendekat. “Pieter” teriak Ceries berlari dan segera memeluknya.
                “Oh, I miss u so much” seru Ceries melepas pelukannya. “Miss you too. And hello ladies” Pieter menyapa yang lainnya. “Hello” seru Lola dan Lluna canggung. “What are you doing here? Jemput aku?” Tanya Ceries antusias. “Emang mau ngapain lagi coba?” jawab Pieter. “Klo begitu see ya girls” Ceries menarik Pieter pergi. Sementara Pieter hanya melambai saja. Sementara Viggo yan g kebetulan liat dari jauh Cuma bisa menghela napas dan segera masuk ke mobilnya.

***
                Pada sore yang indah, handphone Lola bordering nyaring. Lola yang baru aja selesai mandi langsung nyambar handphonenya. “Halo” Lola mengangkat telpon tanpa melihat siapa yang menelpon. “Hello senpai, lagi pain?” seru menggoda Kyo. “Ih, ternyata si bego Kyo. Mau tau aja sih. Aku lagi ngapain kek bukan urusan kamu.” “Soalnya khan aku mau ngajak jalan nih, ingat khan janjinya tempo hari. Mau nemenin aku jalan” balas Kyo. “Jalan? Ke mana?” tanya Lola. “Ada deh… Mau ga? Aku jemput kok.” Ga berniat mengecewakan Kyo buat ke dua kalinya, Lola mengiyakan ajakan Kyo. “Ok, tapi aku siap-siap dulu yah.” “Ok deh. Setengah jam cukup kan buat siap-siap?” “Lebih malah” jawab Lola. “Ya udah see ya” Kyo menutup telpon.
                Setengah jam kemudian Kyo udah nongol di depan rumah Lola. Setelah pamit dengan mamanya Lola, mereka segera cabut. “Mau ke mana Kyo?” tanya Lola. “Ke pasar malam, aku lagi pengen ke sana. Pegangan ya aku mau balap nih.” “Jangan anggap aku cemen donk, aku juga biasa balap-bal… Waaaa…” Kata-kata Lola terpotong karena Kyo tiba-tiba tancap gas dan membuatnya badan Lola mundur ke belakang, seolah-olah bakal terbang. Dengan segera aja Lola meluk Kyo erat-erat, biar ga jatuh dari motor. Ini jelas aja bikin Kyo happy.
                Sesampainya di tempat yang di tuju mereka langsung aja keluyuran dari stand yang satu ke stand yang lain. Happy-happyan, ketawa-ketiwi, pokoknya happy deh. “Eh, itu kan Erine sama kak Mike?” seru Lola. Melihat sepasang orang itu lagi asik di stand permainan dari jauh. “Udah biarian ajah” seru Kyo pergi diikuti Lola. Demikian terus mereka menikmati hari sebentar main, ngemil de el e el. Sampai Lola merasa tertarik sama sebuah stand yang menjual aksesoris. Lola dengan segera menghampiri stand yang di maksud.
“Eh, Kyo kayanya bagus deh. Cocok kayanya buat kamu” seru Lola dan berbalik mencari Kyo. Tapi orang yang di maksud ga ada. “Kyo” panggil Lola. “Hello Kyo jangan main-main donk. Kamu di mana sih.” Lola meninggalkan stand tempatnya berdiri dan mulai mencari Kyo di tengah kerumunan orang. “Kyo” panggil Lola makin lama makin panik saja. “Kyo, kamu ga pulang ninggalin aku khan. Hey Kyo” Lola dah mulai putus asa.
Tiba-tiba aja sebuah tangan menarik lengan Lola, membuatnya berbalik ke belakang. Dan ternyata itu adalah tangan Kyo. “Ah, ketemu” seru Kyo lega. “Ky… Kyo, kamu ke mana aja sih tiba-tiba ngilang.” “Ga salah nih La, kamu tuh yang tiba-tiba ngilang” sergah Kyo. Sadar memang dirinya yang salah, Lola meminta maaf. “Sorry deh” seru Lola memelas.
Kyo mengulurkan tangannya ke Lola. “Biar ga ilang lagi” seru Kyo tersenyum manis. Lola ragu-ragu dengan ajakan Kyo,  Kyo yang menyadari itu langsung berkata. “Takut diliat Erine lantas dia ceritaiin ke Andrew?” tanya Kyo. Lola hanya senyum ga jelas gitu. Ngerti  masalah Lola, Kyo member solusi lain.
Kyo menyodorkan ujung jaketnya ke Lola. “Eh?” seru Lola heran. Kyo tersenyum dan ngomong. “Kalo pegangan tangan ga mau, pegang ujung jaket aku saja. Ga akan ada yang marah kan” serunya. “Ck, emang kamu pikir aku anak kecil apa” seru Lola tertawa kecil. Namun langsung aja  Lola nyambar ujung jaket Kyo. Mereka kemudian melanjutkan keliling pasar malam dengan happy.
Sampai malam menyenangkan Lola harus berakhir, ketika melihat sesuatu yang ga seharusnya dia lihat. “Ah, Kyo udah donk berhenti ngelawaknya. Perutku sakit nih karena ketawa mulu” tawa Lola. “Enak aja ngelawak. Dasar ga sopan” balas Kyo. Tapi tawa Kyo terhenti begitu melihat wajah Lola berubah kaku kek abis liat setan. “Napa La? Kek liat hantu aja” kelakar Kyo. Tapi melihat tak ada perubahan pada wajah Lola, Kyo menoleh ke arah pandangan Lola.
Dari jauh terlihat Lluna dan Andrew lagi jalan berdua aja, gandengan tangan, pokoke mesra deh. “Yakin yang tadi bagus?” tanya Lluna. “Kamu juga bilang bagus kan?” jawab Andrew. “Ia, sih tapi…” kata-kata Lluna terhenti tiba-tiba. “Kenapa Na?” tanya Andrew kemudian mengikuti arah pandangan Lluna.
“Lho, itu kan Lola” seru Erine kepada Mike. “Iya, bukannya yang di sebelahnya itu teman kelas kamu juga?” tanya Mike. “Hmm…… Ngapain yah mereka” batin Erine. “Lola” teriak Erine mulai mendekati temannya itu. Erine merasa suaranya cukup keras untuk di dengar Lola, tapi merasa heran karena Lola tidak bergeming. Apalagi melihat ekspresi muka Lola dan kyo yang aneh. Begitu cukup dekat Erine memanggil lagi. “Hei, La.” Tapi belum juga di jawab Lola. Kemudian Erine berpaling kea rah mata Lola tertuju.
Andrew merasa cukup kaget ketika matanya bertatapan dengan mata Lola. Reflex Lluna menarik tangannya dari tangan Andrew. Andrew juga baru menyadai kalo dia bergandengan dengan Lluna. “Ehm, La ini bisa di jelasin” seru Andrew. “La ini ga seperti kelihatannya. Bener-bener bisa dijelasin kok” sambung Lluna.
Tapi sepertinya Lola tidak mau penjelasan. Dia melepaskan pegangannya pada ujung jaket Kyo dan segera berbalik pergi. “Lola” Andrew berusaha mengejar, namun dengan segera di tahan Kyo. “Mending kamu pulang aja langsung ke rumah. Karena kamu bakal bikin dia makin eneg. Dan tunggu aja bagianmu besok” Kyo segera pergi menyusul Lola.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Impressive Girls -- 11 IT'S PARTY TIME

Original Story By Ghee

Rewrite by Natthalie Loo


Akhirnya Pensi yang ditunggu-tunggu datang juga. Sekolah udah jadi kek pasar malam aja, pokoke keren banget deh. Siapa dulu donk panitianya.  Gerbang sekolah dihiasi secantik-cantiknya, lapangan parkir sekarang penuh dengan kendaraan para pengunjung, stand-stand berdiri dengan kokohnya menyajikan berbagai permainan dan jajanan, stand dalam kelas malah lebih heboh lagi tuh. Ada yang disulap jadi cafĂ© kecil-kecilan, ada yang malah jadi bioskop kecil, jadi foto studio de el el. Paling heboh lapangan olahraga indoor yang disulap jadi Ghost House kecil ide Kyo, Lola dan Lluna sebagai acara utama (author kebanyakan baca komik nih ^^). Pokoke ramai banget deh nih pensi.
Para pemeran utama pun sibuk, karena selain jadi panitia juga masih harus gentian ngurus stand kelas mereka. Walaupun panitia mereka tetap bersikap adil dengan tidak mengabaikan stand kelas dan ikut membantu. Jadilah mereka super sibuk, terutama Lola dan Kyo yang masih harus ikut pemilihan Miss and Mr sekolahan.
“Ok, perfect” seru Ceries mengakhiri kelas modeling Lola hari itu. Mereka masih melanjutkan kelas modeling buat Lola ketika pensi udah mulai, dan hari ini hari pertama pensi di mulai juga hari terakhir kelas modeling buat Lola. Kok bisa ya masih bisa ada kelas modeling? Pensi biasanya kan ampe malam? Ya gitu deh, mereka latihan abis pulang pensi jam 10 malam, cuman sebentar sih. Dan demi itu semua anggota SCELLo nginap di tempat Ceries.
“Ah, akhirnya. Berakhir juga penderitaanku” seru Lola lega. “Penderitaan terberat baru akan mulai besok lho La” balas Lluna yang juga jadi penonton kelas modeling Lola. “Besok babak penyisihannya. Harus menang lho La minimal penyisihan , jangan bikin malu kelas kita” sambung Erine. “Ia, ia tauk” Lola manyun.
“Nah, dari pada kalian gossip di sana mending persiapin ur dress deh La”  “What? Dress? Maksudnya Dress pesta gitu?” tanya Lola. “Baca tema buat penyisihan ga sih? Batik La, trus tahap 2 casual, Dress pesta buat final nanti” sergah Lluna. “Oh, cuman batik toh kirain” Lola merasa lega. “Yang jelas aku ga bakal biarin kamu pake celana panjang ato hot pants walopun temanya batik” Ceries melotot. “Tenang aja Ris aku udah kasi tau tante, dan tante juga mau bantu kok. Dia udah kasi liat aku koleksi batik terbaru, udah aku pilihin beberapa buat kamu La” seru riang Erine.
“What? Kalian minta bantuan mama?” “Dan aku juga udah nyiapin beberapa set aksesoris yang mungkin bisa kamu pake nanti” sambung Lluna. “Urusan make up and hair style is mine. So mari kita testing dulu” Ceries cengengesan. “No. Aku udah mau bobok” teriak Lola.
Demi mempersingkat waktu buat pemilihan yang diadaiin di salah satu sudut lapangan outdoor, Lola dan Kyo lolos babak penyisihan dan pada akahirnya bisa sampe final. Jelas ini cukup membanggakan mengingat mereka ga pernah kompak dan selalu berkelahi, tapi ternyata pada akhirnya bisa kompak juga. Dan hari ini hari terakhir pensi, juga merupakan final Miss and Mr sekolah, juga hari yang paling ditungu-tunggu semua siswa ‘Hall Dance’ yang semuanya bakal diadaiin di lapangan indoor. Jadi Ghost House udah dibongkar
Sekedar info Hall Dance di sini ya dansa seperti umumnya, sepasang cowok and cewek dansa gitu. Yang udah punya pasangan mah enak, tapi yang belum punya pasangan mengambil kesempatan untuk mengajak orang disuka buat dansa. Konon katanya pasti ada minimal 1 pasang yang pada akhirnya jadian n hidup bahagia selamanya, apalagi kalo bisa jadi best couple. Yah ini hanya istilah aja yang dibuat anak-anak pada jaman dulu bukan sebuah penghargaan khusus buat mereka yang dansa tanpa mengganti pasangan dan tanpa kesalahan sedikit pun sampai lagu berakhir. Mana ada yang tau kan.
Ckckck… author bener-bener kebanyakan baca komik yah.
                Pokoknya sekarang final pemilihan Miss and Mr sekolahan. Kebetulan aja Lola dan Kyo jadi pasangan buat catwalk. “Denger La don’t make mistake sedikit pun. Ok” Ceries cukup cemas dengan temannya ini. “Beres deh Ris.” “Berusaha sebaik mungkin ya” sambung Erine. “Ok. Btw Lluna mana?” tanya Lola. “I don’t know ga keliatan dari tadi. Udah giliran kamu La, go there. Kyo juga jangan bikin malu” seru Ceries. “Kalo Kyo mah ga usah dikhawatirkan” Kyo jadi narsis.
                Pada awalnya semua berjalan lancar sih, sampe Lola bikin dikit kesalahan. Sebenernya bukan bener-bener kesalahan Lola sih, ada paku yang mencuat pada panggung dan ga sengaja Lola kesandung paku itu. “Oh, God” seru Ceries menyadari Lola bakal jatuh. Untungnya Kyo cukup sigap dan menangkap badan Lola sebelum bener-bener jatoh. Dan berakhir dengan gaya persis orang lagi mau dansa gitu. Tangan Kyo menyanggah pinggang Lola, tangan Lola bergelantungan di pundak Kyo dan dengan kaki sedikit terangkat.
                “Hati-hati jalannya” bisik Kyo. Segera Lola berdiri lagi dengan tegap. Dan acara berlanjut seperti seharusnya, dan untungnya gaun Lola ga robek. Dan kemudian acara berlanjut ke acara yang paling ditunggu-tunggu Hall Dance.
                Erine sesuai janji bakal jadi pasangan dansa Mike. Sementara Viggo walaupun udah berkali-kali nagajak Ceries tetap aja ditolak, pasangan Ceries ada banyak malah. Lola maunya sama Andrew tapi ga berhasil nemuin orangnya, Kyo mah malah seneng-seneng dengan selusin cewek. Trus Lluna?
                “Hah…” Lluna menarik nafas panjang. Saat ini dia sedang duduk di undakan pintu ke semacam beranda lapangan indoor lantai 2 sendirian. Malam itu Lluna menggunakan mini dress soft pink berbahan chiffon yang terlihat sangat cantik untuknya. Lluna memandang langit malam berbintang dengan tenang, sampai mendengar suara langkah kaki yang samar yang diredam keributan di lantai 1.
Lluna berbalik memastikan suara langkah kaki yang didengarnya. “Siapa itu?” tanyanya. “Lluna?” suara yang dikenalnya menjawab. “Andrew? Ngapain? Ga sama Lola?” “Ga, soalnya terlalu banyak cewek-cewek yang keroyokin aku.” “Mentang-mentang populer mau pamer” ejek Lluna. “Kamu sendiri ngapain? Pastinya bukan karena ga ada pasangan dansa kan? Soalnya kamu juga pasti populer.” “Males ah, aku ga mau ladenin mereka. Aku ga suka dansa sama orang yang ga begitu aku kenal.”
Suara music tanda Hall Dance dimulai berkumandang merdu, suasana jadi sedikit lebih tenang karena semua orang sudah mulai berdansa. Kecuali Lola yang duduk di pinggiran. “Andrew ke mana sih?” Suara musik terdengar sampai ke beranda lantai 2, tempat Lluna dan Andrew berdiri sekarang. “Ah, sudah mulai sepertinya” seru Lluna. Tanpa diduga Andrew mengulurkan tangannya ke Lluna. “Mau dansa?” “Ha?” seru kaget Lluna. “Aku bukan orang asing kan?” lanjut Andrew. Agak ragu akhirnya Lluna mengulurkan tangannya, menerima tawaran Andrew berdansa berdua saja di beranda.
Sementara itu Lola yang masih saja duduk di pinggir lapangan masih berusaha mencari Andrew. “Senpai sendirian?” tanya Kyo baru muncul dari lantai dansa. “Kamu sendiri ngapain? Bukannya banyak yang ajakin dansa?” Kyo mengulurkan tangan pada Lola. “Soalnya aku liat senpai ga ada pasangan sih, jadi aku tolak ajakan mereka” Kyo tersenyum manis. “Maksudnya? Kamu ngajakin aku dansa gitu?” “Ya, iyalah senpai masa ajakin berantem. Cuma senpai lho yang masih belum turun ke lantai dansa.” Lola memandang berkeliling, dan memang satu persatu siswa turun ke lantai dansa dan hanya tersisa dia dan Kyo.
Lola memandang ragu ke arah Kyo. “Dari pada jadi orang menyedihkan yang duduk sendirian di pinggiran. Mending sama aku saja kan?” seru Kyo. “Ck, apa boleh buat” Lola meraih tangan Kyo. Kyo menarik Lola pelan dari tempatnya duduk dan segera turun ke lantai dansa. Andrew dan Lluna berdansa di beranda, Kyo dan Lola berdansa di lantai dansa tanpa berganti pasangan dan tanpa kesalahan sedikit pun sampai lagu terakhir.
Andrew malah tetap dansa bahkan ketika lagu sudah berakhir. “Lagunya sudah abis lho Drew” seru Lluna. “Oh, ya? Aku gak merhatiin” Andrew masih belum berhenti berdansa. “Ga mau berhenti?” tanya Lluna hati-hati. Lama baru akhirnya Andrew bersuara. “Yah, kurasa memang harus berhenti.” Dengan canggung Andrew menjauhkan tangannya dari pinggang ramping Lluna, demikian pula Lluna menjauhkan tangannya dari pundak Andrew.
“Sekarang akan diumumkan Miss dan mr sekolah tahun ini” microphone berbunyi keras memecahkan kecanggungan diantara mereka. “Ah, sudah pengumuman moga-moga aja kelas kita dapet salah satunya” seru Lluna riang. Belum juga Lluna melangkah kelas X7 dan XII IPA 1 berteriak histeris mendengar kelas mereka disebut sebagai juara, masing-masing Miss sekolah buat X7 dan Mr sekolah buat XII IPA1.
“Sayang sekali” seru Andrew. “Ah, payah ah” timpal Lluna. “Yah, bakal di marahin Ceries deh” seru kecil Lola di belakang panggung. “Kemudian untuk pasangan terfavourite tahun ini jatuh pada kelas XI IPA4, Kyo dan Lola.” “What” seru kompak Kyo dan Lola. “Kita?” sambung Lola menatap dan menunjuk Kyo. “Kyaaa…” Lola meluk Kyo sebentar kemudian naik ke panggung. “Wah, kelas kita dapet Drew” Lluna melompat girang dan juga meluk Andrew sebentar sebelum berlari keluar dan kemudian tak lama turun ke lantai 1. Andrew tertinggal di beranda bengong sebentar kemudian juga turun.
“Cheersssss…..” seru lantang semuanya. Sekarang mereka lagi di pub ngerayaiin keberhasilan pensi juga Lola dan Kyo. “Congrats for Lola and Kyo” seru Viggo. “Walopun ga menang but favourite couple, it’s great” sambung Ceries. “Minum sampe mabok” teriak Kyo. “Ummm, btw ga pa-pa kalo aku gabung?” tanya Mike. “Ga pa-pa dong kak Mike. It’s ok” seru Lola. “Ayo minum lagi” Lluna menuang minuman. “Jangan terlalu mabok ya, besok hari senin kita masih mau sekolah” saran Andrew. “Ga bakal kok Drew” jawab Erine. Namun pada akhirnya Andrew menjadi satu-satunya orang yang masih sadar.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Accidentally in Love??-- Chapter 12


Staring : TVXQ, Kim Yoo Bin, Lee Byul Hye, Kim So Eun, Jang Riin, Park Ji Soo
Author :Natthalie Loo


Tiga hari berselang setelah keributan di depan gerbang. Jam pelajaran terakhir kelas 3-1, di lab kimia. Byul Hye mencampur bahan kimia yang ada di depannya dengan suara ribut, dengan dentingan tabung reaksi yang keras juga dan tanpa melihat petunjuk. “Asam amino 5ml, benzoar 3gr,  seng  1gr, ditambah alkali secukupnya” (rumus kimia ngasal ^^). Yoo Bin dan Jae yang kebetulan 1 kelompok dengan Byul hye dengan gaya yang sama (memegang tabung reaksi) melihatnya dengan ngeri. Saking ngerinya Byul Hye sampai-sampai Jae dan Yoo Bin genjatan senjata.
“Ada apa dengan temanmu?” tanya Jae. Yoo Bin menjawab Jae dengan gelengan kepala pelan. “Kau tidak sedang membuat bom molotof kan?” tanya Yoo Bin. “Anniyo, hajiman bom atom” senyum sinis Byul Hye membuat mata Yoo Bin membelak. “Dia akan membunuhku, jika bertanya lebih banyak” seru Yoo Bin pada Jae. “Sepertinya” jawab Jae.
Sementara Chang Min yang juga sekelompok dengan Byul Hye, dan duduk tepat di depannya semakin menciut. “Ya, Sim Chang Min jangan hanya meringkuk di sana kerjakan bagianmu juga” tergur saengnim. “Nn..ne” jawab gugup Chang Min. Pelan-pelan Chang Min menjulurkan tangan mengambil tabung reaksi di dekat Byul Hye. Brakkk... Tiba-tiba saja Byul Hye memukul meja dengan cukup keras, membuat kaget teman-teman sekelompoknya. Dan Chang Min makin ciut saja di tempat duduknya.
Jam pulang sekolah ketika semua orang berkemas, Byul Hye masih saja bekerja dengan ribut. “Byul Hye a, wae? Ada apa denganmu?” So Eun memberanikan diri bertanya. “Anniyo” jawab Byul Hye tersenyum. “Senyumnya menyeramkan” bisik So Eun pada Riin. “Ummm... kau ada masalah dengan Chang Min? Soalnya belakangan kalian jarang ngobrol” tebak Yoo Bin.
Tiba-tiba semua gerakan Byul Hye terhenti. Perlahan dia berbalik pada Yoo Bin dengan senyum seratus kali lebih seram dari yang tadi. “It’s not your porblem” jawabnya super sinis dan segera pergi dengan suara ribut. Sementara Yoo Bin yang memang super jarang melihat Byul Hye semarah itu berdiri mematung. Riin sampai harus mengibaskan tangannya di depan wajah Yoo Bin. “Aku melihat setan....” seru Yoo Bin pelan dan gemetar. “ Cup...cup...cup” Riin menenangkan Yoo Bin. Dan Ji Soo memandang pintu kelas tempat di mana byul Hye menghilang sedetik sebelumnya, kemudian memandang Chang Min dengan penuh arti.
Sesampainya ke rumah Byul Hye yang masih marah, membuka pintu rumah dengan keras dan membantingnya. “Ya, Byul Hye kau tidak perlu merubuhkan rumah” canda Min Ho. Rupanya hari ini ke emapat oppa Byul Hye ada di rumah. Byul Hye memandang Min Ho dan Dong Hae yang sedang duduk di ruang keluarga. “Ah, my lovely donsaeng sudah pulang. Mau makan?” tanya riang Sung Min. “Anniyo” jawab ketus Byul Hye segera naik ke kamar begitu melihat Jun Ki keluar dari dapur.
                Dia ingin menghindarinya  karena ketika Jun Ki oppa sudah memaksanya bicara, maka Dong Hae oppa akan lebih memaksa lagi, di tambah jika dia melihat muka memelas Sung Min oppa. Byul Hye pada akhirnya akan bercerita dengan penuh emosi.  Dan diakhiri dengan menangis di pelukan Min Ho oppa dan belaian dari Sung Min oppa. Dan dia tak ingin itu terjadi, pertama karena dia tak ingin siapa pun melihat kelemahannya, kedua ia tidak mau merepotkan oppanya.
Melihat dongsaengnya uring-uringan sebagai yang tertua, Jun Ki tidak tinggal diam. “Byul Hye gwaenchana?” Jun Ki mengetuk pintu kamar donsaengnya. “Ne gwaenchana” jawab Byul Hye. “Jeongmal?” “Just feel tired and want to sleep” jawab singkat Byul Hye. Akhirnya Jun Ki menyerah dan turun menginformasikan keadaan byul Hye pada yang lain.
Lalu sebenarnya ada apa dengan Byul Hye? Mari kita lihat beberapa jam setelah kejadian So Eun Jun Su.
Jam pelajaran olahraga dilewatkan oleh Chang Min dengan alasan lehernya. Chang Min memilih untuk pergi tiduran di bawah pohon di halaman belakang sekolah sampai pelajaran selesai. “Aku akan ke tempatmu kalau pelajaran sudah selesai” seru lantang Byul Hye dari lapangan olahraga. Chang Min melambaikan tangannya dan segera pergi.
“Ah, capenya leherku” seru Chang Min memiringkan kepalanya. “Mending tidur saja ah.” Chang Min berbaring di bawah pohon paling rindang agar tidak kepanasan. Tidak sampai 5 menit kemudian dia pun tertidur dengan nyenyaknya.
Tidak lama setelah bel tanda berakhirnya jam olahraga berbunyi. “Aku pergi cari Chang Min dulu yah” seru Byul Hye pada teman-temannya yang masih sementara ganti baju. Byul Hye segera berlari ke halaman belakang tempat sang pangeran Chang Min tertidur lelap ^^
Sementara itu Chang Min mulai terbangun dari tidurnya. Pelan-pelan dia membuka matanya dan menyesuaikan dengan cahaya matahari yang benderang. Kemudian bangun dan duduk serta merenggangkan otot-ototnya (termasuk leher). “Memang lebih enak jika leherku bisa menoleh kiri kanan dengan leluasa ya. Apa aku ngaku saja ya kalo sudah sembuh?” seru Chang Min.
“Chang Min?” panggil seseorang. Chang Min membalikkan kepalanya kearah suara itu. Betapa kagetnya dia melihat Byul Hye berdiri tak jauh darinya dengan ekspresi wajah yang agak marah. “Ooo Byul… Byul Hye” Chang Min terbata. “Sejak kapan lehermu sembuh?” “A… ini..” “Kenapa tidak kau katakan?” Chang Min hanya bisa diam saja sadar dirinya salah.
Sementara itu Jae diperintah untuk mencari Chang Min dan Byul Hye. “Mereka ke mana sih? Saengnim sudah masuk nih” serunya. Jae menghentikan langkahnya tepat sebelum berbelok, begitu melihat bayangan Byul Hye yang tampaknya lagi marah. “Omo? Kenapa mereka?” Jae mengintip dari balik tembok.
“Untuk apa kau berbohong” tanya Byul Hye yang lagi-lagi tidak dijawab Chang Min. “Aku benci orang yang berbohong” serunya dan segera pergi. “Ya, Byul Hye” Chang Min menarik tangan Byul Hye. Byul Hye berusaha melepasnya namun genggaman tangan Chang Min cukup kuat. “Lepas.”
“Dengarkan aku. Mianhe, aku tau aku salah.” “Lepas tidak?” “Please dengarkan aku.” Byul Hye menghentikan usahnya untuk melawan. “Aku berbohong hanya karena aku takut kalau kau akan menjauhiku” Chang Min terhenti sejenak. “Sejujurnya aku ingin selalu dekat denganmu” seru Chang Min.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Acidentally in Love??-- Chapter 11


Staring : TVXQ, Kim Yoo Bin, Lee Byul Hye, Kim So Eun, Jang Riin, Park Ji Soo
Author :Natthalie Loo

Hari ini sudah 12 hari leher Chang Min di bebat. “Hoahmmm” Chang Min bangun dari tidurnya. Pelan-pelan turun dari tempat tidur merenggangkan badannya, termasuk lehernya (ga sadar ^^). Tiba-tiba saja Chang Min sadar kalo lehernya tidak sakit lagi. Mencoba membalikkan kepalnya ke kiri dan kanan. “Asaa.. Tidak sakit lagi” serunya membuka bebat di lehernya. Namun gerakannya terhenti seketika, dan kemudian berpikir.
“Aigoooo, Chang Min apakah kau tidak panas dengan leher dibebat seperti itu?”Yoo Chun saking kepanasannya membuka 2 kancing bajunya sambil mengibas-ngibaskan bajunya. “Sedikit” jawab Chang Min canggung. “Hari ini memang cukup panas, tapi sepertinya aku tidak sepanas kau” kata Jun Su pada Yoo Chun. “Ne” sambung Yun Ho berjalan mendahului Jun Su. Mereka berlima berjalan kesekolah dengan santai. “Oh, ada ribut-ribut apa di gerbang sekolah?” seru Jae.
Melihat kerumunan kecil di depan gerbang sekolah, mereka segera mendekat. “Ya, bisakah kalian tidak menghalangi jalan?” terdengar suara kesal Yoo Bin. Jae dkk berusaha masuk ke dalam kerumunan. “Hei, kalian budek ato apa sih?” Ji Soo juga ikut kesal. “Wae? Ada apa ini” tanya Byul Hye menyerobot masuk kerumunan. “Orang-orang tolol ini berusaha menghalangiku masuk. Dan akhirnya yang lain tidak bisa masuk” seru So Eun. 
“Lho, kau kan belum memenuhi permintaanku” seru cowok di depan So Eun. “Aku tidak mau jadi jangan paksa aku jadi pacarmu, berandalan sialan.” “Mwo?” seru kaget Jae dkk plus Byul Hye. “Dengar ya si playboy Kim Bum, So Eun itu sudah punya pacar” jelas Riin. “Kalau begitu yang mana pacarnya?” ejek Kim Bum.
“Ya, kalo dibilang begitu maka memang begitu” protes Jun Su. “Siapa kau? Kau tidak ada urusan di sini” bicara sombong kim Bum. “Jelas saja ada. Pertama kau menganggu So Eun yang mengakibatkan kami tidak bisa masuk sekolah. Kedua aku merasa terganggu dengan kau dan teman-temanmu” Jun Su mulai gerah. “Sejak kapan bicaranya bisa jadi nantang gitu” seru lirih Yoo Chun.
Kim Bum melihat Jun Su sejenak, kemudian mendekatinya. “Kalo begitu apa kau pacar So Eun?” “Ne” seru spontan So Eun dan Jun Su bersamaan. Sontak semua teman sekolah mereka kaget minta ampun, secara selama ini mereka tidak tampak seperti pacaran. Begitu pula dengan Jun Su sendiripun kaget dengan jawabannya dan jadi sedikit salah tingkah dan melihat ke arah So Eun yang sepertinya menjawab dengan sadar.
“Apa yang kau katakan babo”Jun Su berbisik  di telinga So Eun. “Biarkan saja supaya dia cepet pergi” So Eun balas berbisik. “Jadi kau benar pacar So Eun?” tanya Kim Bum. “Nn.. ne. Memang kenapa?” seru Jun Su. “Kalau begitu buktikan” balasnya. “Eee..” seru kaget Jun Su. “Apalagi yang mau dibuktikan, mereka sudah mengaku bukan” Jae mulai agak kesal namun masih bicara dengan sopan. “Lagipula memangnya mau dibuktikan dengan cara apa?” sambung Yun Ho. “Ummm... Cium misalnya” seru Kim Bum.
“Mwo? Naega micheoh so? Ini di depan sekolah, kalo ada saengnim yang liat eottoghe?” seru nyaring Yoo Bin kesal. “Ne betul, apa kau mau tanggung jawab kalau mereka dikeluarkan?” sambung Chang Min. “Aku tidak peduli dengan itu” seru cuek Kim Bum. “Micheoh” seru Jun Su. Sementara So Eun sudah mulai geram dan menatap Kim Bum dengan tajam.
Hari ini hari yang sibuk, kejadian di depan gerbang, begitu masuk kelas langsung dikasih ujian dadakan dan jam olahraga yang super melelahkan. Bagaimana dengan Kim Bum, So Eun dan Jun Su?
Jam istirahat siang penuh dengan suara bisik-bisik tetangga. Di dalam kelas 3-1, di koridor depan kelas 3-1,di koridor lain, di seluruh sekolah sedang sibuk berbisik-bisik ria. “Eh, dengar-dengar Jun Su pacaran sama So Eun y?” “Masa sih, kok ga pernah keliatan kek orang pacaran!” “Yah, lagi-lagi cowok cakep untuk dikejar jadi berkurang deh.” “Sapa lagi cewek yang bisa di goda ya, udah ga ada lagi.” “Pertama Yoo Chun dan Riin, terus Yun Ho dan Ji Soo juga Chang Min Byul Hye. Sekarang Jun Su dan So Eun. Hah.. kita benar-benar sudah tak ada harapan.” Kira-kira demikianlah isi bisik-bisik itu.
Dari kelas ke kantin buat beli makan sampe kembali lagi ke kelas, Jun Su dan So Eun jadi bintang yang lagi jalan di atas red carpet. Pasang demi pasang mata memandangi mereka, suara demi suara bisik-bisik mengikuti mereka. Memangnya apa yang terjadi? Mari kita lihat kejadian tadi pagi.
“Dengar ya, aku bukan orang gila yang mau mencium seseorang di depan gerbang sekolahku sendiri dengan resiko bakal ketauan saengnim. Walaupun itu pacarku sendiri” seru Jun Su. “Takut ato memang So Eun bukan pacarmu?” balas Kim Bum. “Maksudmu?” tanya bego Jun Su. “Bisa saja kau ngaku-ngaku pacarnya So Eun hanya untuk menolongnya kan” jawab Kim Bum disertai tawa mengejek teman-temennya. “Hah, kau tau kau membuatku sangat kesal” seru Jun Su.
So Eun tampaknya sudah kehabisan kesabarannya, dia menepuk pelan pundak Jun Su. “Mwo?” jawab Jun Su ketus dan berbalik. Tiba-tiba kedua tangan So Eun melayang ke pipi Jun Su, ga keras memang tapi bibirnya jadi monyong. “So Eun apa yang ingin kau lakukan?” tanya Byul Hye curiga. So Eun menarik napas panjang. “Ya, kau tidak akan melakukannya kan?” tanya Jun Su sedikit panik. Sedetik kemudian So Eun melangkah maju dan mencium Jun Su. Kim Bum kaget melihat ini, karena dia pikir Jun Su bukan pacar So Eun. Begitu pula dengan semua orang yang berkumpul di sana, termasuk Jae, yoo Bin dll.
“Ya, apa yang kalian lakukan di sana” terdengar suara saengnim. Segera So Eun menjauh dari Jun Su. “Cih, sialan” seru Kim Bum dan segera pergi dengan teman-temannya. Sementara yang lain mulai berhamburan masuk, kecuali Jun Su yang jadi patung. “Kenapa kau masih berdiri di sana” Yun Ho segera menarik tangan Jun Su.  Dan ketika itu barulah Jun Su sadar.
Kembali ke masa sekarang.
“Lihat ini gara-gara kau” protes Jun Su ke So Eun. “Habisnya aku gerah liat dia sih” jawab So Eun. “Memangnya kenapa kalo kau merasa gerah? Jangan libatkan aku donk, sekarang liat apa dampaknya. Jangan-jangan nanti tak ada cewek lagi yang mau padaku.” “Memang pada dasarnya kau kurang laku kan” ejek Yoo Chun. “Kata siapa aku kurang laku, mantan pacarku sudah 5 orang tauk” balas Jun Su.
“Lima aja bangga, aku 7” seru bangga Yun Ho. “Heh, jadi aku yang ke-8? Artinya yun Ho playboy juga donk” tanya Ji Soo. “Bagiku Ji Soo itu yang terakhir” gombal yun Ho. “Jangan hanya karena cuma beda 2 saja sudah bangga. Jae juga baru 5 kok.” “Kau tidak ,menghitung Seo Hyun yang dipacarinya hanya selama 1 hari? Ditambah 3 orang lain yang ditolaknya” jawab Yun Ho. “Mwo? Sehari?” seru kaget Byul Hye. “Kalau mau tau jangka waktu pacaran Jae paling lama hanya 10 hari” sambung yoo Chun. “Nah, benar-benar buaya darat” ejek Yoo Bin. “Itu karena mereka memaksaku. Toh itu pun karena mereka terlalu cerewet, walaupun tak secerewet anak ayam” balas Jae.
Sebelum Yoo Bin sempat ngomong, Jun Su yang kesal pun langsung nyambung bicara. “Dari pada Chang Min yang belum pernah pacaran.” “Tidakkah kau ingat kalau dia sudah membuat total 12 cewek nagis, sepanjang hari dan tiap ketemu sama ChangMin. karena gimanapun mereka nembak dia, berapa kalipun dengan cara apapun....” omongan Jae terpotong. “Akan ditolak dengan super dingin” sambung  Jae, Chun, Ho serempak.
“Wae?” tanya Ji Soo. “Hanya sekedar tidak suka saja” jawab Chang Min muram. “Hah, menyebalkan... Pokoknya Kim So Eun kau harus tanggung jawab kalau sampai aku tidak bisa dapat cewek lagi.” “Ya sudah kita pacaran betulan saja kalau begitu. Beres kan?” seru kesal So Eun. “Mwo? Kenapa kau selalu bicara tanpa pikir sih?” tanya Jun Su. Dan begitulah mereka terus bertengkar, sampai Ji Soo bertanya pada Yoo Chun.
“Aku belum tau berapa banyak mantannya Yoo Chun. Setauku cukup banyak, tapi aku tidak tau ada berapa” Para cowok-cowok saling pandang, dan Yun Ho menjawab. “Sekitar 18 mungkin.” “Atau mungkin 20” sambung Jun Su. “Lebih mungkin” sambung Jae. “Sebanyak itu?” tanya Byul Hye “Yah, begitulah kalau orang populer. Bukan tidak mungkin kalau jumlahnya bertambah” seru Yoo chun bercanda.
“Auww...” beberapa kaki menendang kaki Yoo Chun di bawah meja. “Apa yang kalian lakukan?” protes Yoo Chun. Tapi yang lainnya hanya menatapnya dengan pandangan melotot, bahkan Chang Min yang sedang uring-uringan. “Wae?” tanyanya polos. “Oh, jadi jumlahnya mungkin akan bertambah ya” seru sinis Riin. Yoo Chun akhirnya sadar kalau Riin duduk di sebelahnya. “Ya, Riin itu hanya bercanda kok, buatku Riin satu-satunya.” “Oh” jawab Riin kemudian segera menampar Yoo Chun dengan keras sampai membuat yang lain kaget, kemudian segera pergi.
“Ya, jagya jangan marah donk aku hanya bercanda” seru lantang Yoo Chun. “Ini gara-gara kau sih” seru Yoo Chun geram pada Jun Su dan segera mengejar Riin. “Kok gara-gara aku, yang bertanyakan Ji Soo.” “Itu karena kau duluan yang mulai” jawab Ji Soo cengengesan.  Sementara Chang Min kembali jadi uring-uringan, tidur-tiduran di meja.
“Sejak kapan kau bisa menundukkan kepalamu untuk tiduran di meja tanpa merasa sakit leher?” tanya Jae pada Chang Min. “Sejak hari ini” jawabnya makin muram. “Oh, jadi sudah sembuh ya? Patut dirayakan kalau begitu” seru riang Jun Su. “Sekalian mereyakaan hari jadi Jun Su dan So Eun” tambah Yun Ho. “Siapa yang bilang begitu” protes kompak pasangan itu.
Yoo Bin yang merasakan keanehan pada Byul Hye dan Chang Min bertanya. “Ada apa denganmu? Seharusnya kau yang paling senang mendengar Chang Min sembuh kan?” “Tidak apa-apa” jawab Byul Hye. Jae yang ternyata juga menyadari keanehan diantara mereka, memandang mereka bergantian.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
v