Pagi
ini Lola bangun dengan enggan. Tepat waktu sih tapi dengan sangat malas. Lola
berjalan sempoyongan menuju kamar mandi. Menyalakan shower kemudian mandi
dengan pelan, sambil memikirkan kejadian kemarin.
“La,
tunggu La” Kyo menarik tangan Lola. “Lepasin aku bisa ga?” Lola berbicara
dengan nada tenang yang cukup mengherankan. “La, kamu ga usah mikirin yang
tadi.” “Antar aku pulang” jawab Lola masih dengan nada tenang. “La, jangan
uring-uringan karena cowok ga jelas kaya gitu donk” Kyo berusaha menghibur.
“Aku mau pulang Kyo” jawab Lola. “Lola, dengerin aku…” “Kamu mau anterin aku
pulang atau aku harus pulang sendiri?” kali ini Lola sudah mulai kesal.
Akhirnya Kyo mengalah dan segera mengantar Lola pulang.
Lola
makan pagi dengan sangat pelan, sampai membuat mamanya heran. “Kamu kenapa La?
Sakit? Kalo sakit ga usah ke sekolah.” “Emm.. Ga kok ma, cuma lagi males aja.
Lola berangkat ya” seru Lola beranjak pergi tanpa menghabiskan makan paginya.
“Lola kenapa ya, ga biasanya dia gini. Mudah-mudahan dia ga kenapa-kenapa
nanti” seru mama Lola cemas.
Lola
hari ini enggan naik motor ke sekolahan, dia memilih naik angkot. Walaupun Lola
berjalan lambat menuju tempat biasanya dia ngambil angkot, tapi Lola ga telat
sampai di sekolah. Malah masih sempat ngobrol selama 15 menit kalau dia mau.
Namun
sebelum memasuki pintu gerbahng, Andrew yang udah nungguin Lola menahannya. “La
bisa bicara sebentar?” Lola hanya mengangguk tanda setuju, kemudian mengikuti
Andrew ke perpus.
“La
aku mau ngejelasin masalah yang kemarin” Andrew mengawali pembicaraan. “Aku dan
Lluna itu gad a apa-apa. Kita Cuma jalan biasa aja, kayak kamu dan Kyo.” “Aku
dan Kyo ga semesra kalian” jawab Lola. “Ya, a… aku tau. Tapi beneran we just
friends. Aku cuma minta tolong ama Lluna.” “Minta tolong apaan?” tanya Lola.
“Buat beliin kamu ini” Andrew menyodorkan sebuah kotak ke Lola. Ragu Lola
mengambil kotak itu dan membukanya.
Di
dalamnya ada sebuah kalung dengan mata kalung berbentuk kupu-kupu yang amat
manis. Rasanya tidak cocok dikenakan Lola yang tomboy. Itulah yang ada di
pikiran Lola, tapi mau tidak mau Lola tersentuh juga. “Manis banget” seru Lola.
“Yah, kemarin sih Lluna milih yang motif salib besar gitu, katanya cocok sama
kamu. Tapi aku lebih suka ini dan Lluna juga bilang bagus” jawab Andrew.
“Thanks
ya” seru Lola tersenyum tipis. “Kamu maafin aku?” tanya Andrew. “Umm.. Tapi aku
masih butuh waktu buat mikir” seru Lola kemudian segera beranjak pergi sebelum
ditanyai lebih lanjut lagi.
Di
kelas Lola yang masih aja lesu udah ditungguin ama Lluna. “Yo Lola kok lesu”
Ceries nyamperin Lola sebelum Lola duduk di tempatnya. “La kita bisa ngomong
bentar” Lluna memohon. “Da paan nih, kok tegang banget?” tanya Ceries yang
emang ga tau masalah. “Silahkan” jawab Lola. “La yang kemarin itu bener-bener
Cuma salah paham. Aku ga bermaksud La” seru Lluna. “Aku tau Andrew udah ngomong
kok” jawab Lola.
“Jadi
kamu maafin aku?” tanya Lluna. “Umm.. Tapi aku masih pengen mikir soal sesuatu
yang lain.” “What happen sih?? Aku bingung nih” seru Ceries. Sementara Erine masih
saja menutup mulut. “La, aku…” Lola memotong kata-kata Lluna. “Aku tau Na, kamu
bukan tipe yang kayak gitu. Aku kenal kamu bahkan mungkin lebih baik dari pada
yang kamu pikir. Dan aku ngerti, cuman masih ada yang perlu aku pikirin. Jadi
please kasi waktu sebentar. OK?” jawab Lola. “OK” seru Lluna pelan.
Lola
beranjak dari kursinya dan keluar dari kelas. “Aku hari ini mungkin bakal bolos
seharian” serunya. “Ini ada apaan sih?? Ngomong donk ngomong..” seru Ceries
kesal. “Lola dan Kyo ngeliat Lluna dan Andrew jalan bareng sambil pegangan
tangan” jawab Erine. “What??” seru kaget Ceries. “Aku juga kebetulan liat. Kamu
juga tuh Na kalo tau salah jangan dilakuin donk” sambung Erine. “Kejadian juga
deh” batin Ceries.
“Udah
Na, jangan dipikirin. Aku tau kamu bukan sengaja, dan aku yakin Lola juga tau.
Yah walaupun kamu emang salah sih. Jadi biarin dia tenangin diri dulu.” hibur
Erine. “Ya tapi Rin. Akunya kan gak enak sama Lola” jawab Lluna. “Udah, Lola
juga dah bilang kamu dimaafin. Ya udah, dia lagi banyak pikiran kali. Tapi lain
kali jadi orang mikir-mikir dulu kalo mau bertindak oon” Ceries mendorong
kepala Lluna dengan telunjuknya.
Lola
membaringkan dirinya di lantai di atap sekolahan. Memandangi langit biru yang
cerah, dan berpikir tentang dia, Andrew dan Lluna. “Aku ga ngerti deh kenapa
aku ga bisa marah pada mereka berdua. Sakit sih, pastinya tiap orang yang
ngeliat pasangannya jalan dengan temannya pasti ngerasa sakit. Tapi ini agak
beda, rasa sakitnya beda. Tidak dalam dan membekas, lebih tepatnya hanya merasa
dikecewakan. Tapi kok bisa gitu yah” batin Lola.
Lola
semakin lama semakin ga ngerti jalan pikirannya. Dia masih ga ngerti, masih ga
tau seberapa besar rasa sukanya pada Andrew. Demikian juga sebaliknya. Rasanya
berbeda seperti waktu dengan kak Dixon dulu, sangat berbeda. Itulah yang ada di
pikiran Lola saat ini. Lola terus dan terus berpikir, menutup matanya dan
menelusuri alam pikirannya. Untuk menemukan jawaban atas kebimbangannya. Karena
dua orang yang dipikirkannya cukup berarti bagi dirinya. Yang satu pacarnya dan
yang satunya sahabat baiknya.
***
Jam
istirahat siang Lluna berjalan lesu ke kantin, didampingi oleh Ceries dan
Erine. “Ada yang tau Lola ke mana?” tanya Kyo yang muncul tiba-tiba. Dia di
jawab dengan gelengan kepala dari ketiga teman Lola. “Na, masa kamu ga berusaha
mencari dia sih” Kyo seolah mengejek Lluna. “Kyo, Lola bilang dia pengen
sendiri. Klo udah begitu artinya Lola bener-bener ga mau di ganggu” seru Erine.
“Hah…” Lluna menghela napas merasa bersalah.
“Woi,
kalian ngapain lama banget sih” seru Lola seperti biasanya begitu 4 orang ini
sampai di kantin. “Aku udah karatan dan kelaparan nungguin kalian” seru Lola
seperti biasanya. “Kamu dah ga pa-pa La?” tanya Kyo. “Memangnya aku kenapa?”
tanya Lola. “La….” Seru Lluna lesu. “Kamu kenapaan sih Na. lesu amat. Senyum
donk senyum” Lola mencubit pipi Lluna, memaksanya untuk tersenyum. Mau tidak
mau Lluna tersenyum juga.“Yuk, pesen makan. Lapar nih” sambung Lola. “Let’s go”
sambung riang Ceries.
“Lola”
panggil Andrew. “Aku nyariin kamu dari tadi” Andrew mendekat. Tapi sebelum
mendekat, Kyo menghalangi Andrew. “Kamu ngapain masih nongol depan Lola” seru
Kyo kesal. “itu urusanku, bukan urusanmu” jawab Andrew tegas. “Kalian berdua
jangan berkelahi di sini donk” sergah Lola. “Heh, nih orang bener-bener ga tau
malu yah” lanjut Kyo. “So?”
“Bener-bener
minta di hajar yah” Kyo tiba-tiba aja langsung mukul Andrew. “Kya…” teriak yang
lain. Kesal Andrew bales mukul Kyo, dan terjadilah perkelahian. “Kalian berdua
stop” Lola berteriak menghentikan mereka. Kesal karena ga didengar, Lola
berusaha masuk di tengah-tengah mereka. “Aku bilang stop” teriak Lola begitu
berhasil.
“Kyo
ini urusan aku sama Andrew, tolong kamu jangan ikut campur” seru Lola begitu
mereka berhenti. “Tapi La..” “Kyo, ga da tapi-tapian. Drew aku perlu bicara
sama kamu” seru Lola. Andrew mengikuti Lola ke sisi lain dari kantin.
“La,
aku bener-bener minta maaf soal kemarin” Andrew memulai pembicaraan. “Drew, aku
udah maafin kamu. Lagian kamu ga bener-bener salah kok” jawab Lola. “Maksudnya?”
“Aku juga salah, karena asal nerima kamu tanpa bener-bener mikir tentang
perasaan kita.” Melihat Andrew masih bingung, Lola melanjutkan penjelasannya.
“Aku akhirnya sadar kalo aku cuman ngefans sama kamu Drew, ga bener-bener suka.
Begitupun denganmu.” “La aku suka sama kamu.” “Ga Drew, kamu ga bener-bener
suka sama aku. Dan aku tau itu.”
Andrew
ga tau lagi mau bilang apa. Kemudian Lola mengeluarkan kotak yang tadi di
berikan sama Andrew, dan menyorongkannya kepada Andrew. “Berikan kepada orang
yang memang cocok dan pantas memakainya. Berikan pada orang yang bener-bener
kamu suka.” “Tapi, La..” “Pikir aja lagi nanti. Lalu dengan ini aku menyatakan
kita putus.” seru Lola tenang. “Yah, tapi aku berharap kita masih bisa berteman
seperti biasa. Dan aku harap kamu juga masih bisa berteman sama Lluna dan Kyo.
Ok?” Andrew hanya bisa mengangguk saja sebagai jawabannya.
“Ok,
kalau begitu saatnya baikan sama Kyo dan Lluna kurasa.” Lola berdiri dari
kursinya. “Dan hanya sekedar pemberitahuan, aku mungkin lebih suka kalung model
salib yang bakal dipilihkan Lluna” sambung Lola. Hal ini membuat Andrew tertawa
kecil, menghela nafas pendek setelahnya, kemudian berdiri dari tempatnya duduk.
“Yah, kurasa cukup cocok untukmu” serunya membuat Lola tersenyum.
Mereka
berdua datang menghampiri Kyo beserta teman-teman Lola yang lainnya. “Ok, Kyo
sekarang berdiri” perintah Lola. Dengan enggan Kyo berdiri berhadapan dengan
Andrew. “Ok, sekarang salaman” seru Lola. “Nani?” seru kaget Kyo. “Shake hands
please” sambung Ceries dari belakang. “Kenapa harus kek gitu sih La?” Kyo
kesal.
“Karena
kalian harus baikan dan berteman seperti biasanya” jawab Lola. “Dame, ga mau”
seru Kyo melempar pandangan kesal pada Andrew. “Salaman cepat” paksa Lola. Tapi
Kyo tidak bergeming juga. Akhirnya Andrew duluan yang mengulurkan tangan. Hal
ini jelas membuat kaget Kyo. “Sorry” seru Andrew. Kyo hanya melihat tangan dan
wajah Andrew bergantian, seolah curiga. “Nah, Kyo tunggu apa lagi?” seru Erine.
Dengan
enggan Kyo menyambar tangan Andrew. “Lain kali ga ku maafin” seru Kyo. “Ga da
lain kali kok” balas Andrew. “Jangan sok perfect deh, mana ada yang tau kan”
balsas Kyo. “Aku pastikan ga ada lain kali. Soalnya kita dah putus” seru Lola
ringan. “Eh” seru kaget yang lannya. “La..” Lluna berniat protes. “Ga terima
complain” Lola menghentikan omongan Lluna.
“ini
keputusanku dan atas keinginanku. Bukan karena yang kemarin atau karena hasutan
siapa pun juga. Ok” sambung Lola.”Sekarang Andrew sama Lluna salaman” Lola
melanjutkan. Dengan enggan Lluna mengulurkan tangan. “Nah, sekarang semua
masalah udah beres khan. Jadi mari kita makan” seru riang Lola. “Emang ga da
yang lain di otak kamu selain makan La” tawa Ceries. “Laper soalnya” Lola
membuat wajah aneh membuat semua orang tertawa kecil. “Dasar Lola” sergah Erine.